webnovel

Part 36. Pangombyong

Pangombyong

Perbawa Raden Mas Ngabehi Widagdo terpancar dari ageman kanigaran yang dikenakannya dan titihan Turangga Wilis .

Mengendalikan sendiri kuda kesayangannya yang berwarna hitam mulus mengkilap dan tampak kehijau-hijauan tertimpa cahaya. Kudanya pun gagah menarik Landau sendirian.

Para Warriors dibagi beberapa kelompok. Ada juga yang berpasangan suami-istri, dilanjut sesama Perwara, maupun sesama women Warriors menggunakan galera dan carromato.

Yang sendiri-sendiri menggunakan quadriga dan beberapa biga.

Beriringan dengan barisan paling belakang diisi pedati yang terlihat membawa barang-barang.

Perjalanan yang ditempuh sepasang pengantin bukan dengan Victoria maupun berlina. Apatah lagi kereta kencana.

Andi mengendalikan pedati yang ditarik sepasang kerbau.

Olivia merebahkan tubuhnya diantara barang-barang yang ditumpuki jerami. Memang jerami teksturnya kasar tapi di cuaca panas begini bikin nyaman duduknya dan terasa lebih empuk dari bantal.

Semilir angin membuat gesekan jerami dan kulitnya menjadi gatal-gatal. Padahal kata ahli jerami itu anti bakteri.

Huh!

Olivia mulai bad mood.

Andi melempar kain pantai yang bermotif persis jerami ke muka istri cantiknya itu. Yang hanya memakai bra dan celana sport.

Gerah alasannya!?

Bukannya berhenti celotehnya Olivia melempar kembali kain itu ke sosok depannya.

Sepasang kerbau yang menarik pedati yang membawa mereka berdua melenguh.

Buru-buru Andi menenangkan kerbau-kerbau yang tidak tau menahu itu yang tak sengaja tertarik terlalu keras kekangnya akibat ulah Olivia kepadanya. Pasalnya lemparan Olivia berhasil menutup pandangannya. Gadisnya itu abai jika mel^eng sedikit saja mereka bisa dalam bahaya. Mereka sedang menyamar 

Andi sampai turun untuk menepuk-nepuk kedua kepala kerbau yang gelisah itu.

Ia mengangkat tangannya kepada para pengawal khususnya menandakan keadaan mereka tidak sedang dalam bahaya yang mengancam.

Tapi ia minta waktu untuk mengistirahatkan penarik pedati. Rumput di sisi jalan membantu perbekalan yang sebenarnya masih tersedia banyak. Kerbau -kerbau itu perlu refresh sejenak dari aktifitas yang dilakonkan pada mereka.

Bukan cuman pemiliknya kan yang perlu healing?

Tidak tau apa tadi Olivia mendengar celotehan orang-orang yang mereka lewati di hampir sepertiga perjalanan ini.

Andi yakin malah dan berharap istrinya mendengar. Terbukti dari sikap istrinya yang mulai mood swing persis masa-masa PMS-nya. Jadwal bulanan istrinya itu baru saja usai. Tentu saja Andi tau karena sangat berkepentingan dengan hal itu.

Bukan menganggap omongan orang lain tidak penting tapi diri kita perlu mendengar orang lain tentang kita. Tidak sepenuhnya diri kita mampu menilik diri sendiri. Kita perlu orang lain mengenal lebih dalam pada diri kita. Sehingga pandangan tentang diri menjadi lebih luas dan tentunya berharap menjadi lebih baik. Rugi lah tidak bisa menjadi lebih baik lagi.

Sepertinya dirinya sebagai suami dan Olivia sendiri harus berusaha menelaah apa-apa yang dikatakan orang-orang itu.

Kalo Olivia saja berjengit dengan pembicaraan sepintas lalu itu maka Andi juga. Mengingat dirinya sekarang berstatus pemimpin bagi istrinya tersebut.

Meskipun orang-orang itu yang Andi yakin masih staf Memetri tidak menyatakan di hadapannya secara langsung. Melainkan membicarakannya di belakang. Justru Andi ingin mengapresiasi dengan keberaniannya berkomentar pedas mengenai kehidupan keluarganya.

Kebiasaan Olivia yang suka bepergian rupanya meresahkan. Bukan cuman dirinya tapi ternyata staf Memetri juga.

Tidak seluruhnya, sih!

Karena ada yang menganggap wajar seorang istri CEO.. eh!? Olivia seorang borju dengan penghasilannya sendiri.

Gaya sosialita dari pergaulannya selama ini memang meresahkan.

Awalnya Andi maklum tapi sekarang mulai mempertimbangkannya lagi.

Andi mulai menulikan telinganya daripada mendengarkan gerutuan istrinya.

Bukan tidak sengaja memilih perjalanan panjang menuju rumah keluarga mempelai pria di hari yang sama dengan pernikahan Andi-Olivia.

Bulan madu sudah direncanakan di kemudian hari dimulai hari ini.

Olivia sudah bersungut-sungut ketika tau di hadapannya bukan suasana bulan madu yang ada dalam ekspetasinya. Setelah prosesi ijab qobul dan resepsi yang telah digelar secara kekeluargaan yang terlihat sederhana namun mewah.

Olivia sudah siap dengan perjalanan udara.

Ternyata Andi menggeret tangannya. Sempat memberontak sebab Andi melepas paksa gaun pengantinnya. Mengira Andi meminta haknya sebagai suami. Ternyata Andi melakukannya karena mereka dalam bahaya. Maka mereka berdua harus menyamar.

Mau tak mau Olivia mengikuti Andi menyusuri semak belukar hingga ke seberang sungai.

Olivia sudah menggeremang di hari istimewanya dimana tubuhnya penuh lumpur.

Andi yang sudah gerah dengan tabiat istrinya mengumbar auratnya memilih menghukumnya dengan ciuman panas. Andi membiarkan istrinya bingung dengan keadaannya sendiri. Entah lugu atau bodo dengan penandaan kepemilikan suaminya. Setidaknya istrinya menutupi bagian yang ada tanda tersebut yang merupakan hak pribadi suaminya. Yang seperti memar entah karena terbentur apa. 

Sayangnya, Andi mengambil paksa gawai Olivia dan menghapus postingan story' pribadi itu. Jelas Andi berang karena Olivia malah memotret hickey yang dibuatnya di lengan. Ingin sekali Andi memperlihatkan bagaimana cara menandai kepemilikannya tapi ditahannya sebisa mungkin. Bukan untuk mengerjai tapi lebih pada kepekaan istrinya.

Menyadari Olivia mulai jengah dengan sikap posesif suaminya maka Andi menerapkan strategi lain. Salah satunya dengan perjalanan yang tak biasa kali ini. Termasuk berharap komentar pedas yang mereka dengar tadi mengubah perilaku Olivia. Hal tersebut  menjadi bonus usaha Andi. Hanya saja tidak boleh lengah dengan sedikit kemenangan kecil kali ini karena Olivia orangnya penuh kejutan. Istilahnya tumbu oleh tutup dengan suami Olivia yang  tak mudah ditebak.

Ampun!

Perjalanan dengan durasi pendek tapi berliku panjang dengan swing mood Olivia.

Padahal perjalanan ini nantinya hanya perlu setengah hari saja. Lebih cepat dua hingga tiga jam yang diperlukan untuk menuju bandara internasional. Itupun menggunakan rute pesawat private. Kalau harus menunggu jadwal penerbangan komersil pasti akan lebih lama lagi. Sementara perjalanan jalur darat yang pernah mereka jalani adalah dua malam.

Akhirnya, Andi membuat Olivia tertidur dalam pelukannya di galera. Kekang kudanya dipegang oleh Dodo.

Kangmasnya itu memang terkenal jago bertransformasi. Busana kanigaran sudah berganti Surjan lurik hingga terlihat seperti tukang kusir di alun-alun kota. Atas inisiatifnya pula Andi-Olivia berpindah angkutan. Lebih cepat dari tarikan kerbau pada pedati karena durasi waktu yang mereka perkirakan sebelumnya terkuras karena Olivia yang ngambek.

Dodo salut  dengan ketegaran Andi menghadapi istrinya. Meski sempat terpejam namun matanya masih berusaha untuk tetap terjaga. Andi tidak mengandalkan sepenuhnya pengawalan pada pasukan Baris Pendhem yang mengiringinya.

Sementara pihak keluarga mempelai wanita yang sebenarnya menggunakan jalur penerbangan komersil. Sepupu Olivia dan calon suaminya bertindak sebagai sepasang pemeran utama.

Sedangkan ibunda ratu yang ikut rombongan ini dengan para Women Warriors senantiasa mengingatkan putra pertamanya itu agar menjaga sepasang pengantin yang sedang berpelukan mesra di belakang.

Sebenarnya ibunda ratu tidak perlu memintanya karena tekadnya memang untuk menjaga Andi. Sekedup yang tertutup memungkinkan mereka bertingkah apa saja. Terlihat Andi beberapa kali urat tangannya menyembul.

Kalau saja Andi lupa situasi pasti sudah melahap habis istrinya.

Tapi tidak mungkin Andi bisa selalu ada di sisi Olivia untuk menjaganya. Sementara Olivia sendiri gemar pelesiran.

Andi sering mengeluhkan hal tersebut.

Bagi Andi bepergian berarti safar untuk tadabbur alam.

Bukan mengumbar aurat seperti yang dilakukan Olivia. Menjadi postingan sensual yang sama sekali tidak diinginkan oleh suaminya dibagi untuk yang lainnya.

Jaga pandangan adalah salah satu cara agar selamat. Contohnya viral kabut asap yang menyebabkan lakalantas karambol di ruas jalan tol. Maka Andi tentu tidak ingin istrinya menjadi penyebab malapetaka ketika melihatnya. Sampai tidak tau manakah yang lebih berbahaya dari kabut asap atau aurat wanita?

Sepertinya Andi punya rencana khusus untuk fotografer sewaan yang dengan senang hati menguntit kemanapun Olivia pergi. Tahu benar bagian mana yang sengaja diekspose.

Dan Dodo tidak ingin ikut campur mengingat tabiat Andi yang memang posesif namun masih terkendali.

Sikap yang memang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Dengan demikian Dodo mendukung sepenuhnya Sultan panutannya tersebut.

******