webnovel

Part 10. Ultimatum

Berkali-kali, Olivia menyamarkan gambar editannya. Ia merasa gambar itu masih terlalu kentara memperlihatkan ia tengah bersama seseorang. Yang ia harapkan akan menjadi pendamping hidupnya.

Doa terselip itu bukan hanya ingin hanya dalam angannya semata. Berharap menjadi kenyataan nantinya. Entah bagaimana ia melewatinya. Bukankah skenario Sang Khaliq itu tak terduga? Olivia hanya meyakinkan dirinya bahwa apa yang Tuhan Tetapkan untuknya lebih indah dari sekedar ekspetasinya.

Mengedit atau menggambar pasangan tokoh menurut imajinasinya kadang bisa jadi hobi.

Tapi

Bukankah gambar yang dibuat itu akan dimintai pertanggungjawabannya, kelak?

Imajinasi tingkat tinggi!

Uh, ternyata ada yang lebih gila dari dirinya?! Olivia tersenyum geli dan terkaget-kaget… diantaranya adalah editan gambar artis yang dipasangkan dengan gambar artis lain. Hingga seolah mereka pasangan beneran.

"Hati-hati! senyum-senyum sendiri... Kayak orgil , Tau!"

Rita tiba-tiba ada di depan meja kerjanya. Untunglah layar laptopnya sudah mati. Ia biarkan dan langsung melipatnya lantas berkemas

"Sudah mau pulang, kan Bu?"

Olivia mendengus. Rita selalu berlagak jadi bawahan yang sebenarnya. Demi apa? kredibilitas Olivia di kantor katanya. Padahal dengan bersikap wajar sebagai sahabat, apa yang dikerjakannya lebih mudah, sih. Karena semua yang ada dalam kewenangannya ia anggap sebagai partner. Tapi yang berada diatas kewenangannya tetap ia berlakukan sebagai atasan juga. Tahap awal Rita memang bawahannya tapi sebentar lagi, Rita mendapat posisi sekretaris di bagian Akuntan Publik. Ruangan itu ada di lantai dua.

"Ada yang sudah nungguin di luar. Khusus menjemput. Kali aja ada yang ngajak pulang bareng lagi kayak kemaren?! Ada yang takut terpergok sedang berduaan ternyata.. biar nggak terjadi mobil goyang persis berita-berita viral gitu.."

Olivia menganga. Tak habis pikir dengan yang diomongkan sahabatnya itu. Wajahnya jadi  berubah mendung. Berapa kali dia minta sama sahabatnya itu untuk saling menjaga? Termasuk bersama Malik. Meskipun katanya 'pacar' tetap saja orang lain. Olivia sungguh percaya bahwa dua orang berlawanan jenis bukan mahram berduaan yang ketiga adalah setan. Apapun bisa terjadi bila hanya berduaan. Dan Olivia sangat-sangat menjaga karena hubungan badan hanya boleh dilakukan oleh suami-istri. Sedang pacar itu bukan suami-istri. Mengingat Papanya wanti-wanti supaya tidak berpacaran. Bila ingin serius dalam hubungan, papanya minta hanya dengan pernikahan. Seperti apa yang dilakukan papa pada mamanya dulu. Mangkanya, Olivia harus mikir seribu kali kalau ingin memperkenalkan Malik sebagai siapa pada papanya.

Diingat lagi, waktu jadian saja Olivia tidak menyangka telah membuat pernyataan bersedia terhadap tawaran Malik. Olivia mengingat lagi kalau waktu itu sedang menjawab chat dari Andi yang mengajak ketemuan dengan klien penting perusahaan dan mereka membuat kesepakatan kapan dan bertemu dimana. Bisa-bisanya Malik mengatakan kalau Olivia bersedia berpacaran dengannya? Olivia bingung meluruskan hubungannya dengan Malik. Sedang Malik menyangka memintanya untuk memperjelas hubungan. Yang artinya pernikahan. Di sisi lain, apa alasan Olivia menolak hubungan yang lebih serius? Bahkan Malik tidak mempermasalahkan usia dan mengijinkannya berkarir bila sudah menikah nantinya. Juga perihal menunda punya momongan.

"Aku nggak mau jadi setan diantara kalian berdua!"

Tuh Rita mulai kumat senewennya.

"Yang setan itu membiarkan orang berduaan padahal bukan suami-istri bahkan mendukung hubungan yang sebenarnya masih dilarang!"

Jawab Olivia ketus

"Kalo kamu nggak mau diajak pulang bareng, bilang sama Malik kalo aku 'udah pulang naik taksi!"

Olivia mulai jealous.

"It's Ok! Okey… Aku bersedia jadi wasit kalo kalian mulai melakukan pelanggaran! PUAS!"

Mau tak mau Rita menuruti kemauan Olivia. Demi apa? Persahabatan lebih baik dari pacar.. Yee kan?! O iya.. sejak berada di kantor yang sama, Kesepakatan penggunaan panggilan Loe-Gue sudah berganti Aku-Kamu meski tidak di atas nota tertulis apalagi bermaterai.. tidak! Olivia-Rita sudah sepakat.

Sebagai sahabat, Rita meminta Malik memberi waktu pada Olivia untuk memikirkan kembali kelanjutan hubungan mereka ke yang lebih serius. Tentu saja tanpa sepengetahuan Olivia. Bagaimanapun Malik itu kawan akrab Rita semasa kuliah di fakultas yang sama. Malik kakak tingkatnya. Skripsi yang disusun Rita atas bantuan Malik. Dan Malik kenal Olivia atas jasa Rita. Kesempatan membantu Rita membuat Malik mencoba mendekatkan dirinya lagi dengan Olivia. Sayangnya, ada saja alasan Olivia untuk menghindar. Lagi-lagi, Rita meminta pengertian Malik untuk tidak memaksa kehendaknya  bila tidak ingin Olivia malah semakin menjauh. Rita hanya tidak menyampaikan bahwa Olivia memang dekat bukan sekedar rumor dengan salah seorang staf di kantor tempatnya bekerja. Yang katanya calon eksekutif muda yang dinanti-nanti kehadirannya. Gara-gara bisik-bisik teman sekantor, Rita mencoba mencari tau kebenarannya. Rita dengan mata kepala sendiri melihat interaksi antara mereka berdua yang menurutnya lebih dari sekedar teman kerja. Ketika Rita mencoba bertanya sepertinya Olivia enggan membahasnya. Sehingga Rita punya kesimpulan sendiri.

Sudah beberapa kali, Malik menjemput. Sejak pulang dari kantor pada hari yang sama Olivia pergi bersama Andi ke tanah lapang. Dekat proyek Mall Metropolis. Olivia hanya tidak tau menahu rumor yang beredar di belakangnya tentang kedekatan putra mahkota Memetri dengan seorang gadis. Spekulasi kemunculan sang putra mahkota akan segera terkuak. Dan figur seorang Andi merupakan salah satu yang diperhitungkan karena dia yang paling memenuhi persyaratan menjadi penerus ketiga yang ditunggu-tunggu kerajaan bisnis Memetri.

€€€€€

Andi menengadahkan kedua tangannya. Di sepertiga malam bersujud dan berdoa. Upaya untuk menguatkan lahir-batinnya menghadapi ujian hidup. Baik urusan kerja maupun keluarga.

Betapa berat rasa yang Andi tanggung sekarang. Harapan yang terpengaruh kecenderungan hati. Memang harapannya membina keluarga di usia muda. Tapi yang menjadi kecenderungan hatinya berpikir lain.

"Dia tipe wanita yang meniti karir di usia muda dan pernikahan baginya bisa menghambat apa yang ingin ia lakukan selagi masih muda.."

Andi percaya dengan apa yang disampaikan ibundanya, tapi..

"Ananda pasti tau tugas suami itu salah satunya adalah membimbing istri, kan? Buat dia sepemikiran denganmu! Dan Bunda minta akhir tahun ini harus sudah ada pernikahan! Kalau tidak.. sebaiknya LEPASKAN Olivia! Bunda yang akan memutuskan calon pengantin wanitamu siapa?"

Keputusan ibunda tidak bisa diganggu gugat apalagi bunda menuturkannya di depan keluarga kecilnya. Kakangmas dan Mbok Surip. Bahkan adiknya yang gadis juga hadir waktu itu meski hanya lewat video call. Rupanya bunda sudah mengaturnya begitu sempurna.

Andi hanya bisa memasrahkan segala Keputusan Takdir pada Sang Penentu Taqdir dan  berharap kerelaan serta keridhaan hati menerima segala apapun Keputusan Sang Khaliq.

*******