webnovel

FULLHENTAI 2

Cerita berawal ketika mendapat secarik surat agar, Sakura Haruno, pergi menuju gudang sekolah. ( Cerita Dewasa 18+ )

Yayangkun · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
37 Chs

Season 2 Chapter 12 (Teman baik)

Chapter 12

.

(Teman baik)

.

[ 07:35 am ]

[ Kediaman Uchiha ]

Sakura tertidur pulas sambil memeluk Sarada yang kini mulai terbangun dari tidurnya. Sarada langsung memeluk ibunya, yang masih tertidur pulas di ranjang yang terlihat sangat nyaman.

"Mama..," gumam Sarada. Dia menatap intens ibunya diiringi senyum yang terlihat senang. Sarada memejamkan mata lagi dan memeluk ibunya. Mungkin perasaanya saat ini sedang merasa rindu?

Sakura mulai membuka kelopak mata yang tadinya tertutup rapat, ia melihat putrinya sedang terlelap.

'Tumben jam segini masih tidur,' kata batin Sakura.

Sementara Sasuke sudah berada di meja makan menikmati kopi hangat setelah menyelesaikan sarapan paginya.

"Apa mereka berdua belum bangun?" tanya Sasuke kepada pelayan yang berdiri disebelah Sasuke.

"Belum tuan," jawab pelayan itu.

"Nanti setelah mereka berdua bangun siapkan semuanya."

"Baik, tuan."

Sai menghampiri Sasuke lalu ia bertanya, "tuan, apa saya harus membangunkan, nona Haruno dan Sara?"

"Tidak perlu," jawab Sasuke dengan nada suara yang terdengar tenang, ia menikmati kopi.

Sai melangkah mundur menjauh dari dekat Sasuke yang terlihat mulai menunjukkan senyum berbeda dari bisanya. Ramah dan terkesan bahagia terlihat sangat jelas. Sai yang sekilas melihat ekspresi itu, ikut tersenyum.

'Selamat, tuanku,' kata batin Sai. Dia kembali keposisinya berdiri dekat pelayan yanglain.

Sasuke beranjak dari duduknya, diapun melihat kearah Sai.

"Ikut aku sebentar."

Sai mengangguk mengerti.

Dia mulai mengikuti Sasuke pergi menuju ruangan utama.

"Sai, kau terlihat cukup dekat dengan, putriku. Aku ingin bertanya sesuatu yang penting."

"Sesuatu yang penting?" tanya Sai. Terlihat penasaran, Sasuke menghentikan langkahnya sambil melihat bingkai foto keluarga yang cukup besar.

"Seberapa bencinya dia padaku," gumam Sasuke, diiringi tatapan sendunya ketika melihat foto yang terpampang di dinding ruangan utama. Sai hanya diam lalu Sasuke menatap tegas ke arah wajah Sai.

"Kau tidak usah ragu, katakan saja walau itu berita buruk!"

Sai menarik nafas sangat pelan lalu menunjukkan senyuman.

"Tuan, maaf kalau ini terdengar tidak menyenangkan. Jujur saya mengerti jika diposisi, nona muda Sara-."

"Hnn, lanjutkan?"

"Nona, membenci anda."

Sasuke menghela nafas terdengar sangat berat dan memaksa.

"Apa yang harus aku lakukan agar putriku menerimaku?" Sasuke menatap tegas kearah Sai yang membalas dengan senyuman ramah.

"Mungkin, tuan harus menjadi seorang yang spesial bagi, nona muda."

"Hnn?"

Sasuke sedikit mengangkat alis kanan, mencoba mencari apa maksud dari ucapan Sai.

"Maksudmu apa? Orang spesial?"

"Maksud saya, tuan harus menjalin ikatan yang dekat dengan nona muda, Sara. Maaf kalau saya lancang dalam berbicara."

Sai langsung membungkukkan badan, menunjukkan rasa hormatnya.

Sasuke menghela nafas.

"Kau, tidak usah meminta maaf, ucapanmu benar. Aku harus mengikuti saranmu dan mulai sekarang kau menjadi orang kepercayanku. Lebih dari sebelumnya."

Sai yang mendengar ucapan dari Sasuke, seakan tak percaya.

"Tolong jaga, Haru-. Sakura dan putriku."

"Baik. Saya mengerti," jawab Sai, tanpa rasa ragu. Sasuke melihat kearah foto kedua orangtua dan kakaknya.

"Kalau saja mereka masih ada pasti akan sangat bahagia," gumam Sasuke.

"Sai, nanti kau ajak putriku berkeliling aku ingin membicarakan sesuatu dengan Sakura."

Sai menganggukan mengerti. Sasuke memutuskan kembali keruang makan diikuti oleh Sai.

Sakura dan Sarada telah selesai menikmati sarapan pagi mereka. Sasuke sedikit mengerutkan kening memperhatikan penampilan Sakura yang terlihat belum mandi.

"Apa dia selalu seperti itu?"

"Iya, tuan," jawab Sai.

Sasuke hanya tersenyum lalu ia melangkah menghampiri, Sakura dan Sarada yang masih duduk di dekat meja makan.

"Paman?!" ucap Sarada yang dibalas senyuman oleh Sasuke juga Sai.

"Sara, apa kau, mau ikut paman jalan-jalan sebentar?" tanya Sai.

"Mm.. Kemana?"

"Kita ke taman bermain pasti kau nanti akan suka tapi-."

Sai berbisik ditelinga Sarada, Sarada mengangguk mengerti.

"Iya, paman. Mama, aku pergi dulu. Paman Sai mengajakku ke taman bermain."

"Ya sudah, kalau begitu, Mama mandi dulu-."

"Mama disini saja," sahut Sarada.

"Menunggu Mama terlalu lama. Paman ayo kita pergi."

Sakura hanya menganga lebar. Sai dan Sarada meninggalkan Sakura, Sasuke hanya bisa tersenyum.

"Jahat sekali," gumam Sakura, lalu mengembungkan pipinya.

"Posisi kalian terbalik, kau yang pantas menjadi seorang anak."

Sakura menoleh kearah Sasuke, tetap mengembungkan pipinya.

"Hnn, cepatlah mandi."

Sakura hanya merona malu mendengar ucapan Sasuke.

"Ma, malas." Para pelayan hanya menatap heran karena, tuan mereka yang terkenal jarang terbuka kini terlihat sebaliknya. Sasuke mendekat berbisik ditelinga Sakura.

"Cepat mandi, atau kau ingin aku mandikan."

Sakura langsung beranjak dari duduknya tanpa basa-basi kembali kearah kamarnya.

Sasuke hanya sedikit tertawa geli. Ternyata cara lamanya masih bisa membuat Sakura menurut. Namun berbeda lebih lembut dari pada 13 tahun yang lalu. Dimana saat itu sifat Sasuke masih benar-benar sangat buruk.

Setelah Sakura selesai mandi,

Diapun menemui Sasuke di halaman belakang kediamannya. Pemandangan yang indah. Taman buatan yang terlihat sangat memanjakan mata. Pandangan Sakura, tertuju pada Sasuke yang sedang duduk di bangku hampir seperti bangku taman.

"Sasuke?"

Sasuke menoleh kearah Sakura yang kini sedang berdiri disebelah kanan, bangku yang Sasuke duduki.

"Duduklah."

Sakura duduk disebelah Sasuke, mereka menikmati pemandangan yang ada tepat didepan mereka berdua. Sasuke melirik kearah jari manis tangan kiri Sakura, yang membuat Sasuke menunjukkan ekspresi tidak suka.

"Cincin?" gumam Sasuke.

Sakura langsung menyembunyikan tangan kebelakang punggungnya.

"Cincin ini dari temanku," gumam Sakura. Dia mulai mengerakan tangan lalu memperhatikan cincin yang ia kenakan.

"Lepas!" ucap tegas Sasuke.

"Le-lepas?"

Sasuke meraih tangan Sakura, saat Sasuke dapat meraih 'cincin', langsung ia tarik dan melempar jauh 'cincin' itu entah kemana.

"Sasuke! Apa yang kau lakukan ?!"

"Diam!" sahut Sasuke, diiringin tatapan mata yang tajam.

Sakura hanya membulatkan mata karena tatap yang Sasuke tunjukkan, adalah tatapan 13 tahun yang lalu.

NEXT

Chapter 13

(Tatapan Masa lalu)