Sore ini, Kafe Ichiraku terlihat lebih ramai dari biasanya. Anak anak muda, beberapa gadis dan pemuda duduk melingkar memenuhi meja kafe yang ditata dengan tradisional.
Karena kafe ini terletak jauh dari pusat kota dan akses untuk ke sini itu susah, kafe ini selalu sepi. Biasanya isinya hanya anak anak wisatawan atau siswa siswi smp yang memang dibangun di dekat kafe itu. Tapi yah, karena jalannya susah, anak anak yang sekolah di smp itu tiap tahun semakin berkurang saja, jadi mungkin dua tahun lagi, smp itu akan dibubarkan oleh pemerintah.
Herannya, walaupun di desa ini bisa dibilang tidak memiliki peluang hidup yang memadai, pemilik kafe masih mempertahankan kafenya walaupun dia sepertinya sudah tidak mendapat untung satu yen pun.
"Waaah, ngga nyangka banget gue eh kita bisa kumpul-kumpul kek gini lagi!" Seru Shion sambil tersenyum dengan super lebar!!
"Ya iya dong, ya iya lah. Emang kita udah pada janjian ngga bakal ketemu ketemuan lagi dulu waktu SNP, eh SMP?" Tanya Tenten sambil menampilkan muka cengonya.
Shikamaru yang sedang duduk dengan malas di kursi di sudut ruangan sambil minum wine ringan, menyahut dengan asal-asalan, "Kan dulu waktu perpisahan kalian pada nyanyiin lagu Masa SMA,,, yang punya siapa tuh? Si Grup Band Gagal Tenar. Padahal masih smp, bego kali kalian yakk nyanyiin Masa SMA. Sma aja belom, eh udah mo pisahan. Wkwkwkwk..."
"Sama Shika, gue juga," sahut Narto eh Naruto sambil sok sokan menangis, tapi matanya tidak bisa diajak berkompromi untuk mengeluarkan air mata.
"Sama apaan?" Seru teman-temannya yang lain.
"Tadi elo bilang wkwkwkwk kan?" Shikamaru hanya mengangguk dengan malas. "Kan itu kependekan w kangen w kangen w kangen w kangen..."
Naruto yang berkata seperti itu langsung disiram dengan air putih oleh Shikamaru. "Hanjay lu. Gue mana mungkin kangen ma lu lu yang ogeb semua."
"Ngomongin ogeb, apa dua personel Genk BOB lainnya ngga hadir?" Tanya Tenten.
"Entah," sahut Naruto sambil mengelap rambutnya yang basah karena kejatuhan air putih dari surga. "Kalo Ino, tadi dia ngejapri gue katanya lagi banyak kerjaan. Wajarlah, Ujian Skripsi bentaran lagi. Nah, kalo Si Sakura, gue juga kagak tahu. Tuh anak ilang kabar sejak kelulusan. Kangen gue jadi nya sama keogebannya dulu."
"Yee, lu mah kangen ma semuanya, Nar. Sama gue juga tadi bilang kangen."
"Woy, diem lu Shikamerun! Lagi nostalgia juga,,,"
"Iy, serah lu dah. Btw, lu masih suka koling kolingan ma Ino?"
Naruto diam saja, mata sapphirenya meredup. "Nggak, kalo ngga penting banget, dia nggak bakal ngechat. Kayaknya, apa yang gue lakuin dulu ngga bisa dimaafin."
Krik krik, krik krik
Suasana reuni yang semula ceria, berubah jadi agak sedih.
Tidak ada yang bersuara sampai tiba tiba terdengar suara deritan pintu kafe yang dibuka.
"Minna-sama!" Teriak seorang gadis berambut indigo dengan pipi chubby sambil tersenyum dan berjalan dengan tergesa ke kumpulan. "Maaf telat. Tadi Sasuke-kun ada sedikit urusan."
Seorang pemuda dengan aura dingin yang menyeramkan muncul di belakang si gadis indigo.
Karena kedatangan mereka yang tiba tiba, suasana sedih tiba tiba berubah menjadi ceria lagi.
"Horeeee, Hinata-chan sama Sasuke-kun dateng!!" Teriak Shion berlebihan kemudian menghambur memeluk Hinata.
"Shion... Aduh, sesek woy sesek. Gue ngga bisa napaaaas!" Teriak Hinata.
Sementara para gadis mulai bergerombol di satu meja, Sasuke melenggang ke bangku sudut tempat teman teman sekelas nya dulu yang pada kamvret semua lagi duduk sambil minum bir ringan.
Sewaktu Sasuke dengan cool duduk di salah satu kursi dan mengambil sebotol wine entah merek apa, Shikamaru tiba tiba menyeletuk.
"Hadeh, nih Beruang Kutub ngapain ikutan reunian ya? Aduh, jadi butuh penghangat ruangan...."
"Woy kampret, baru aja ketemu. Lidah silet lo tuh perlu dipotong dikit. Emak lo dulu ngidam apaan sih sampe anaknya gini amat. Kenapa Temari bisa tahen pacaran ma lo ya? Pake pelet lu ya?" Babibu Sasuke.
"Anjirr, si Hinata gimana caranya ngadepin ini cowo ya? Bisa tahen dia idup bareng lo."
"Iya lah. Wong gue naenanya wenak."
"Hanjay."
"Kampret."
"Eh, lu pain adek gue?!" Seru Neji sambil berjalan mendekati Sasuke yang sedang membicarakan naenanya yang tidak jelas.
"Kagak Bang,..."
"Lu pernah naena ma dedek gue? Gue gorok lu sekarang!"
Glek! "Waduh Bang, kagak pernah lah, Bang. Cuman sekali aja ngerasain Mount Blanc-nya." (Cengengesan).
"Sialan, Anjay, anjir, setan, bajingan..."
"Astaghfirullah rabbal baroooyaa. Astagfirullah min al khoto ya. Rabbi dzidni, il mana naafia, wawa fiqni, amalam makbula. Jagalah lisan kalian, karena di sana ada harimaumu." Kata Sai yang sedang duduk dengan bermartabat di dekat Shino dengan bijak menghadapi semburan kata kata mutiara teman teman nya.
"Kesian adek lo Saske ngga dianggep harimau ma Sai eng sok alim ni." Sahut Shino.
Shikamaru tiba tiba menyeletuk, "Waduh, ada Raja Lidah Cutter juga di sini. Ngapain tadi gue niat dateng yah?"
"Woy hanjay lu ngasi gue julukan kagak jelas begitu. Asal tahu, emak gue dulu ngidam es krim, makanya anaknya jadi manis begini." Sahut Shino tidak terima.
"Emak gue ngidam es krum." Sambung Kiba.
"Itu mah es krim kadaluarsa. Kasian amat yak idup lo." Sahut Sasuke.
"Lha, emak lo dulu emangnya ngidam paan?"
"Tai sapi."
Yah, begitulah kira kira perbincangan sangad berharga di antara para cowok. Mari kita menginterogasi perbincangan para cewe. Pasti pembicaraan mereka lebih bermutu daripada sekedar membicarakan naena.
"Stagfirullah!!" Seru Shion.
"Paan Yon. Paan Yon?"
Para cewe berlari mengerubungi Shion yang lagi asyik nyecroll nyecroll hape mironya.
"Hah hah hah kalian... hah... liat ndiri ajah... W jadi hot langsung nich.. hah.."
"Paan sih tu?"
Shion mengangsurkan hpnya. Di layar, ada foto seorang cowo yang sekseh habis dengan dada six pack, eh perut six pack.
"Innalillah, Bang Kay Exo keren abis!"
"Gila Coy, jadi istrinya yang pertama juga gue rela," kata Tenten.
"_- Hah,,,, bego. Itu mah gue juga pingin!"
"Lebih keren Sehun Oppa lah, liat aja tuh, mulutnya... Hadeh..." sahut Karin dengan muka penuh imajinasi (cabul).
Deh, ternyata pembicaraan mereka samasama tidak bermutu. Lebih baik kita satukan pembicaraan pembicaraan tidak bermutu ini menjadi satu.
"Woy, cowok cowok, masa cuman segini yang dateng sih?" Teriak Shion.
Kiba menengok lewat bahunya dan mengernyit. "Ngga tahu juga. Emangnya dulu ada berapa anak di kelas ea?"
"(:v)" Sasuke akan menyumpah. "Shino, sekertaris kelas, silakan jelaskan!"
Shino berdiri dari kursi dengan gaya sok, ingat saja tuh orang orang beruban yang sedang mengadakan rapat penting. "Kelas kita berisi 20 orang."
"Minim amat sih," komentar Karin.
"Gue baru inget kalo cuman segitu," sahut Hinata.
"Woy, jangan seenaknya motong penjelasan gue dong!" Langsung krik krik. "Oke lanjut lagi, di kelas kita ada Sasuke Uchiha, Neji n Hinata Hyuga, Kiba Inuzuka, Naruto Uzumaki, Karin Uzumaki, Tenten, Shion Hatake, gue sendiri, .... Eh itu udah berapa?"
"Baru.... Satu dua, tiga.... Sembilan. Ya, baru 9."
"Chouji Akimichi, Shikamaru Nara, Ino Yamanaka, Sai, Rei Gaara, Rei Kankurou, sama Rock Lee. Astagah, itu berapa tadi?"
"Cuma 16, smp kita dulu kecil amat ya," seru Karin.
"Ye, sekarang juga masih kecil. Bentaran lagi nih smp kayaknya mau bubar," komentar Shikamaru.
Tiba tiba, pintu kafe berderit menandakan seseorang masuk.
"Aduh, tega banget kalian ngelupain gue."
Deg! Jantung Sasuke rasanya mau lompat ngedenger suara itu. Suara itu kan ... punya Si ...
"Syukurlah kau datang, Sakura-chan!" Teriak Hinata.
.... Haruno ....
***