webnovel

3. Mengubah takdir Xena

Setahuku, bagian ini tidak ada dalam cerita. Bahwa Xena mencari informasi bagaimana cara menghilangkan kutukan untuk pangeran.

Di dalam novel tersebut, keseharian Xena selalu dihabiskan belajar di sekolah tabib kerajaan yang tidak jauh dari istana. Awalnya Viola tidak begitu tertarik dengan kehidupan Xena yang hanya sebgai seorang figuran. Dalam cerita, Xena adalah gadis ceria, yang hanya sekedar lewat menyapa protagonis wanita bernama Sesilia Hoatcman.

Sesilia Hoatcman digambarkan sebagai gadis jenius yang selalu menjuarai segala bidang akademis. Tidak hanya itu, dia sangat rendah hati meski ayahnya seorang Marquess kaya raya. Viola mendapat sedikit spoiler mengenai kelanjutan hubungan istimewa antara Sesilia dengan Putra Mahkota setelah kematian seluruh anggota keluarga Leonard Currie.

Seperti apa sih Putra Mahkota Pangeran Gerald itu? Katanya dulu suka sama Xena. Ternyata dengan mudah melupakan Xena begitu saja. Sepertinya aku juga harus menjauh lebih dahulu dari pria pengkhianat seperti itu.

Viola membongkar-bongkar isi rak pada ruang buku milik ayah Xena, Kurt Leonard Currie. Ayah Xena yang bekerja sebagai seorang tabib istana, adalah orang yang diperintahkan oleh Raja, untuk menyembuhkan penyakit akibat kutukan penyihir jahat terhadap putranya. Itu dituangkan dalam novel yang dibaca oleh Viola.

Kali ini Viola berencana mencari informasi bagaimana cara menghilangkan kutukan tersebut. Viola ingin mengubah takdir keluarga Xena, agar tidak mati konyol karena titah sang raja. Viola mengacak semua buku kesehatan milik sang ayah.

duuuk

Sebuah buku jatuh dengan misterius di sebuah lantai. Viola merasa sangat tertarik untuk membacanya. Buku tersebut bercerita tentang penyamaran seorang dewa yang mampu menyembuhkan segala penyakit. Dewa tersebut dapat menghapus mantra yang telah diberikan oleh seorang penyihir. Namun sayang, dewa itu hanya makhluk mitologi.

"Xena, apa yang kamu lakukan?" Seorang pria dengan wajah kusut tiba-tiba muncul dalam ruang baca tersebut.

Viola terperenjat menperhatikan kembali wajah pria dewasa yang tidak dikenalnya. Pria itu tampak suram, seperti tidak tidur semenjak beberapa malam.

"Xena, jawab pertanyaan Ayah! Apa yang sedang Kamu lakukan?"

"Oh, A-Ayah. Aku ... aku ...." Viola merasa bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin dia mengatakan akan menyelamatkan keluarga ini dari eksekusi kematian yang akan ditimpakan kepada keluarga ini.

"Kamu mau membantu Ayah untuk mengobati Putra Mahkota dari kutukan?" Viola mengangguk dengan cepat.

"Kamu pasti merasa sedih, setiap penyakit Putra Mahkota muncul bukan?" Viola kembali mengangguk, meskipun dia tidak mengenal sama sekali orang yang disebut sebagai Putra Mahkota.

"Kalau begitu, ayo temani Ayah! Kita akan membuat ramuan untuk diberikan kepada Putra Mahkota." Kurt bergerak mendekat pada gadis cantiknya ini. Meraih tangan gadis belia berusia lima belas tahun itu untuk dibawa ke ibu kota kerajaan.

"Ayah, apakah dewa ini benar-benar ada di dunia?"

Kurt menaruh tangannya pada kedua pundak gadis kecil itu. Melebarkan bibirnya, meski wajahnya terlihat tidak setenang senyumannya. Setelah itu, Kurt mengambil buku tersebut dan meletakannya kembali pada rak yang sudah tidak rapi lagi.

"Sudah sering Ayah katakan. Cerita itu hanya lah sebuah dongeng pengantar tidur di masa kecilmu. Sekarang Kamu sudah mulai besar bukan? Jadi tidak perlu lagi menanyakan hal yang sama!"

Kurt menarik tangan Xena untuk meninggalkan ruang baca. Memanggil pelayan untuk merapikan kembali ruangan yang telah diacak oleh putri kecilnya itu. Kurt merangkul membantu Xena menaiki kereta kuda yang sudah menanti mereka. Ayahnya berencana membeli bahan kelengkapan peracikan obat-obatan istana di pusat kota.

Viola teringat bahwa novel tersebut menceritakan bahwa Sesilia mendapat sebuah kekuatan ajaib setelah bertemu pria tua yang dilempar dengan batu oleh sekelompok anak kecil. Kali ini Viola yang berambisi menyelamatkan Xena dari bahaya tersebut, berencana ingin mendapatkan kekuatan tersebut untuk dirinya. Kekuatan dewa kesehatan, yang sedang menyamar menjadi pengemis tua.

Ayah Xena sedang bertransaksi membeli bahan-bahan dan perlengkapan kesehatan. Viola mulai melangkahkan kakinya melihat-lihat kondisi perkotaan secara langsung. Matanya sangat takjub melihat tata kota Eropa kuno yang hanya dilihatnya dari televisi. Viola mengedarkan seluruh pandangannya, melanjutkan misi mengubah takdir untuk Xena. Dengan sengaja, dia memperhatikan setiap titik dan bagian di ibu kota kerajaan ini.

Akhirnya apa yang dia inginkan muncul. Dia melihat pria tua yang dibicarakan di dalam novel tersebut. Pria yang tadi dibacanya di dalam dongeng Dewa Kesehatan. Pria tua, penyamaran dari dewa kesehatan yang mampu menyembuhkan segala penyakit manusia. Termasuk kutukan. Dewa yang memberikan kekuatan untuk Sesilia yang menjadi protagonis wanita dalam novel yang sebenarnya.

Viola yang sudah mengetahui bagaimana alur dari cerita ini, dengan segera mendekat ke arah pria tua yang memakai pakaian compang-camping sedang dilempar batu oleh sekelompok anak kecil.

"Enyah Kau pengemis busuk!" ucap salah satu anak yang berumur sekitar tujuh tahun.

"Kau hanya mengotori tempat bermain kami saja, pria tua!" ucap salah satu lainnya.

Viola berlari dan berdiri di hadapan pria tua tersebut. Melindunginya dari lemparan batu yang menyerang lelaki renta yang terlihat sangat tidak berdaya. Setelah selesai dengan lemparan batu tersebut, pasukan anak kecil itu berlari pergi meninggalkan mereka.

"Apa Anda baik-baik saja, Tuan?" Viola sengaja meniru ucapan Sesilia yang ada di dalam novel.

Pria tua itu terduduk lunglai. Tubuhnya bergetar hebat bersandar pada tongkat yang ada di tangannya. Matanya menatap gadis muda yang ada di hadapannya.

"Kamu siapa?" tanya lelaki tua itu.

"Aku Xena, putri dari Kurt Leonard Currie."

"Aku tahu, ragamu ini memang lah putri dari tabib istana. Tapi jiwamu, bukan orang yang sama. Kau orang lain yang bersemayam dalam tubuh putri Kurt!"

Viola tersentak, dia tidak menyangka ada yang menyadari hal ini. Viola kembali memperhatikan pria tua yang masih terlihat bergetar itu. Akhirnya Viola tertunduk, menyadari bahwa dirinya tidak akan mungkin bisa menipu dewa ini.

"Maafkan saya, Tuan. Semua ini bukan lah kehendak saya untuk berada dalam tubuh gadis yang bernama Xena."

Pria tua dengan pakaian penuh tambalan itu memukulkan tongkatnya pada lantai beralaskan tanah. Secara ajaib pria tua renta tadi, berubah menjadi pria yang cukup muda, dengan wajah yang tampan. Namun, Viola belum menyadari hal itu. Dia masih tertunduk karena merasa malu, karena telah ketahuan menipunya yang seorang Dewa.

"Ekhem."

Viola langsung menoleh ke arah seorang pria yang berdehem tadi. Dia merasa sangat terkejut melihat orang yang berbeda dengan pria tua yang sengaja diselamatkannya tadi.

"Aku tahu, Kamu datang dari dunia yang berbeda dengan kami. Apakah pakaian orang-orang di duniamu itu seperti ini?"

Viola terhenyak bebera senti ke belakang, tiba-tiba dia melihat bias-nya yang ada di dunia nyata hadir di dalam dunia novel ini.

"Selama Kamu berada di sini, aku akan menggunakan wajah ini."

Viola ternganga. Ini sudah lari dari cerita novel yang sebenarnya. Seharusnya, setelah Sesilia diberi kekuatan untuk untuk menenangkan, pria tua itu menghilang. Akan tetapi, kenapa ini malah jauh berbeda? Melihat wajah tampan aktor yang akhir-akhir ini ditonton di bioskop, malah berbicara dengannya di sini.

"Aku Paulus, panggil saja aku Dewa Tampan! Aku akan menjadikanmu sebagai dewi penyembuh, dari segala penyakit!"

"Xena, apa yang Kamu lakukan di sini sendirian?"