webnovel

Bab 93

saat ini saya melihat sekumpulan tanaman merambat berduri menggeliat di depan ku seperti ular.

dan di belakangnya terlihat zombie yg bermutasi sedang mengendalikan tanaman merambat tersebut.

lalu saya mengacungkan pedangku dan mulai mengalirkan kekutan api yg kuat pada bilah pedangku.

dengan cepat bilah pedangku berubah menjadi merah dan mulai mengeluarkan bara api merah yg panas.

dengan cepat saya menggunakan tehnik pedang terbaik untuk mulai memotong semua tanaman merambat yg ada di depan ku sambil berlari menuju ke zombie yg ada di belakangnya.

saat sudah dekat dengan zombie tersebut, tiba tiba tanaman merambat mulai muncul di bawah kaki ku.

lalu saya mulai berputar dengan cepat dari searah jarum jam yg membuat saya menjadi pusaran tornado api yg membakar semua tanaman yg mendekat.

setalah itu saya dengan cepat menebas ke arah zombie yang bermutasi tersebut.

seketika semburan tebasan api yg sangat kuat menyapu kearah zombie tersebut dan membakarnya hingga hangus.

melihat zombie gosong yg terkapar di lantai saya dengan cepat membongkar tubuhnya dan mengambil core yg ada pada tubuhnya.

melihat core dengan warna hijau cemerlang, saya dengan cepat menelan core tersebut.

tiba tiba mana dan bibiku mulai berlari ke arahku lalu memelukku dengan erat.

"apa kamu tidak apa apa Neo" kata mana

"tadi itu sangat keren, kamu tidak bilang bahwa kamu begitu kuat" tanya bibiku

"he he he bukankah bibi selalu merasakannya"

"itu itu beda, Neo sekarang bukan saat nya bercanda ayo kita temui Iva"

"baiklah, ayo kita cepat ke bawah"

saat itu saya mengeluarkan hand gun dan menyerahkannya pada bibiku.

"bibi tetap di belakangku sambil menjaga mana dan tetap waspada"

"mm"

lalu kami berjalan dengan hati hati sambil melihat sekeliling dengan penuh perhatian.

saat sampai di bawah kami melihat Iva, ayahku dan yg lainnya berjalan menuju tempat yg mana bersama sama.

melihat ini saya juga mulai berlari ke arah mereka.

"Neo kamu tidak apa apa" tanya ayahku

"semua aman, ayo kita cari tempat yg aman dulu"

"mm, semuanya ayo bergegas"

saat itu kami semua berkumpul di area yg aman untuk beristirahat.

"Neo dari mana pedang yg ada di punggungmu dan pistol di tangan Lena " tanya ayahku

"pistol itu yg waktu saya gunakan pertama kali dan pedang ini saya temukan saat mencari persediaan, mungkin bekas cosplayer tapi sudah menjadi artefak" jawabku dengan santai

"benarkah, kelihatan nya sangat kuat, apa benda itu tidak berat" tanya ayahku

"jangan tanya hal hal yg sudah pasti"

"bocah kamu terlalu sombong" kata Tia wanita berambut merah

"kamu juga wanita yg sombong" jawabku dengan santai

"dari mana aku terlihat sombong" tanya Tia dengan nada marah

"dada mu terlalu sombong, padahal tidak terlalu besar tapi memaksakan mengenakan pakaian seperti itu agar terlihat menonjol" jawab ku dengan santai sambil menunjuk dadanya

lalu semua hening lagi, beberapa orang mulai mengangguk setuju dan beberapa orang hampir tertawa.

tapi tiba tiba sesuatu yg tak terduga mulai terjadi.

seorang pria tiba tiba di gigit oleh istrinya yg sedang hamil.

dengan teriakan histeris, pria itu berusaha melepaskan gigitan istrinya dan mulai berusaha menyadarkannya.

tapi semua itu tidak berhasil dan dengan cepat pria itu langsung di bunuh oleh istrinya yg sudah menjadi zombie.

lalu Li dengan cepat mulai mengarang zombi wanita itu dengan kekuatan es nya.

"kalian jangan bergerak, ada benang tajam di disekitar kita" kataku pada mana dan bibiku yg sedang memeluk Iva.

"baiklah" jawab mereka berdua

setelah beberapa saat akhirnya Li berhasil menusuk tubuh zombie tersebut dengan serangan es yg kuat dari bawah ke atas dan memakunya hingga tidak dapat bergerak.

saat itu saya dengan cepat mendekat ke arah zombie tersebut dan mulai mengeluarkan core yg ada di tubuhnya.

saat core sudah ada di tanganku, tiba tiba dari dalam perut zombie itu keluar zombie kecil dengan senyum menyeramkan dan langsung menyerang diriku.

"Neo awas" teriak semua orang

tapi saat itu tangan bocah zombie itu sudah menembus dadaku, lalu saya dengan cepat memegang leher zombie tersebut dan membakarnya dengan api hingga hangus.

setalah itu saya langsung menelan core yg baru saja saya dapatkan.

"neooo" saat itu bibiku langsung berlari ke arah ku dan mulai memeluk

"tidak apa apa" jawabku dengan santai

"apa yg tidak apa apa, bibi melihat dada mu di tertusuk oleh zombie tadi" teriak bibiku sambil mengeluarkan air mata

saat itu semua orang mulai mendekatiku yg ada di pelukan bibiku

"kenapa bibi menangis"

"kamu masih tanya kenapa, bibi tidak mau kehilanganmu, Dove tolong cepat sembuhkan Neo " jawab bibiku dengan panik sambil memanggil Dove wanita dengan rambut hijau yg miliki kemampuan penyembuhan yg kuat.

saat itu dove dengan cepat mulai menghampiri ku.

"OOO apa bibi sangat mencinta Neo"

"jangan bicara omong kosong, tentu saja bibi mencintai mu"

"benarkah, apa itu cinta yg dalam"

"cinta, sangat cinta, bibi tidak bisa hidup tanpa mu" jawab bibiku dengan tergesa gesa sambil menyerahkan ku pada Dove untuk di rawat

saat dove melihat luka ku wajah nya mulai terkejut sesaat lalu membuat expresi agak canggung.

"itu, sepertinya tidak ada luka di dadanya, apa mungkin ada di tempat lain" kata Dove dengan wajah penuh tanda tanya

"Neo katakan dimana luka mu, bibi melihat kamu terluka oleh zombie tadi"

saat itu bibiku mulai meraba raba seluruh tubuhku.

"bibi lebih baik melakukannya di kamar saja, di sini banyak orang" bisik ku kepada bibiku

"tapi tapi tadi bibi jelas jelas melihat mu terluka"

"Neo, apa kamu punya kemampuan regenerasi" tanya ayah ku

"ya ya, ini regenerasi tingkat tinggi, jadi kalian tidak perlu khawatir"

"bagus lah, tapi Neo bisa kamu lepaskan tangan mu dari dadaku" kata Dove

"OOO maaf maaf, saya kira itu agar agar, rasanya terlalu kenyal, jadi tanganku agak nyaman di sana"

"bocah bau, kamu semakin lama semakin mesum" teriak alix

"OOO wanita berdada rata mulai memperjuangkan harga dirinya, jangan iri semua orang punya kelebihan masing masing"

"apa maksudmu, apa kamu menghina dadaku"

"aku tidak menghina, itu hanya fakta yg sudah terlihat jelas" jawab ku sambil menunjuk dadanya lalu menunjuk dada Dove yg ada di sebelah ku.

"Neo jangan menggoda alix seperti itu, ayo semua kita istirahat dulu" kata ayahku menyela pertengkaran kami

"murah untuk mu bocah bau"

"heh wanita berdada rata"

lalu saya melemparkan sebotol jus pepaya pada alix.

"minum itu setiap hari, itu dapat membantu bukit rata mu menjadi gunung yg menjulang"

"aaarrrggg, aku akan membalas mu bocah bau"

saat itu kami langsung beristirahat sambil berdiskusi rencana kedepan.

dengan keputusan yg bulat kami akhirnya mulai bergegas mencari lokasi baru untuk dijadikan tempat tinggal.