saat sore di depan toko ku, Anna dengan wajah kesal menatapku dengan tajam.
"kenapa Anna masih begitu kesal, apa lagi yg membuat Anna marah"
"huh bodoh, bodoh, bodoh" teriak Anna sambil menendang kaki ku lalu berlari pergi ke Mension
"he he he anak ini semakin lucu saja" saat itu saya langsung masuk ke toko, pergi mandi lalu berbaring di atas ranjang sambil menatap langit langit.
"katakan saja apa yg ingin kamu tanyakan, aku bukan orang pelit, dari pada memandang ku seperti itu, kamu pikir tubuh ku mengeluarkan tulisan untuk pertanyaan mu" saat itu wanita berkerudung tiba tiba muncul di sebelah tempat tidurku dan langsung duduk di sebelahku.
"bagaimana kamu melihat sihir ku" tanya wanita itu
"semua sihir membutuhkan energi sihir, tentu saja saya melihat energi sihir dalam bentuk wanita seksi, aneh ada energi berbentuk wanita seksi kecuali wanita seksi itu menutupi seluruh tubuhnya dengan sihir"
"jadi beri saya penjelasan tentang apa yg kamu katakan dengan Anna tadi"
"penjelasan seperti apa yg nona inginkan"
"apa semua yg kamu katakan tadi adalah sebuah ke benarkan"
"tentu saja, untuk apa saya berbohong"
"lalu kenapa kamu bisa mengunakan sihir, bukankah kamu laki laki"
"di tempat ku sihir itu lumrah dan dapat di pelajari, bahkan banyak yg memuja sihir di sana, penyihir adalah orang yg sangat di hormati di tempat ku"
"apa tempat itu di sebut gunung suci"
"banyak nama, tapi tempat ku sangat jauh di Utara, he he he tidak ada yg bisa kesana selain mengandalkan ku, karena hanya saya yg bisa membuka tempat itu"
"lalu apa tujuanmu datang ke tempat ini dan mendekati Anna"
"istriku memintaku untuk datang, karena katanya banyak penyihir wanita yg menderita di sini, jadi mereka memintaku membawa kalian dengan segala cara"
"berapa banyak istri yg kamu miliki, kenapa mereka begitu baik dan ingin membantu kami"
"banyak dari istriku memiliki nasib yg sama seperti penyihir di sini, setelah mengetahui apa yg terjadi di sini mereka langsung menendang ku kemari, katanya dapat kan sebanyak mungkin penyihir wanita sebagai saudari mereka, jika tidak jangan kembali dan di sini lah saya"
"istrimu sepertinya sangat mendukung Harem mu"
"tenang saja kamu juga akan mengenal mereka"
"apa maksud mu"
"apa menurutmu kamu bisa lolos dari takdir menjadi salah satu Harem ku"
"heh selama kamu memiliki kemampuan itu"
tapi saat itu tubuh wanita itu tidak bisa bergerak dan secara bertahap semua pakaiannya terlepas satu persatu.
setelah tubuh wanita itu bebas dari pakaiannya, dia perlahan malai melayang dan mendarat di atas tubuhku.
"apa kamu siap bergabung dengan Harem ku"
"apa lagi yg bisa saya lakukan, tapi saya minta agar tuan Nero bersikap lembut kepada wanita malang ini"
"tentu saja night, mulai sekarang aku akan memanggilmu night"
setalah itu saya memeluk tubuhnya dan melepaskan kendali sihir padanya, dengan segera saya memasukan senjataku ke lubangnya, dengan wajah yg agak kesakitan saya mulai menciumnya dan pertempuran pun di mulai.
_______________________
di pagi hari saat bangun tidur saya melihat wajah night yg tidur sambil tersenyum di lengan ku, karena pertarungan yg intens hingga tengah malam, dia benar benar kelelahan.
setelah memberinya paket istri dan perisai kebebasan, kami akhirnya tidur bersama.
saat melihat wajahnya yg cantik saya tidak tahan untuk menciumnya lagi, saat bibir kita bertemu dia juga membuka matanya.
"apa aku bisa pergi dulu dan menemui teman teman penyihir lainya agar datang kemari"
"baiklah, kamu harus hati hati, jika ada masalah hubungi aku lewat perisai di lengan mu"
"terima kasih Nero, aku tidak tahu apakah ini cinta atau hanya sebuah kenikmatan, tapi aku harap kita tidak akan berpisah, saya sangat nyaman berada di pelukanmu, rasa aman ini belum pernah saya rasakan, siang hari saya akan berangkat, sebelum itu biarkan saya menikmati kenyamanan ini"
"baiklah, entah apa yg kamu rasakan, Nero akan selalu berusaha membuat mu bahagia dan melindungi mu" saat itu saya mulai mengelus kepalanya
"mm" dan dia mulai menutup matanya lagi
______________________
siang hari setelah night berangkat, saya mulai mempersiapkan etalase toko, setelah hari menjelang sore Anna datang sambil membuka pintu toko dengan kasar dan wajah yg cemberut.
dengan cepat dia naik ke lantai atas tanpa menoleh ke arah ku, hal ini membuatku semakin penasaran jadi saya langsung mengunci pintu toko dan pergi menemui Anna.
sampai di kamar ku, saya melihat Anna sedang mandi jadi saya menunggu sambil bersandar di tempat tidur, setelah beberapa saat Anna keluar dengan handuk mandi dan mulai berganti piyama tidur, dengan cepat Anna tidur di sebelah ku dan menghadap ke arah berlawanan dengan ku.
melihat ini saya langsung memeluknya dari belakang dan tangan ku mulai masuk ke dalam piyama nya.
"kenapa marah lagi, apa ada yg salah" tanyaku dengan santai
"orang itu terus ingin memegang kepala Anna, untung saja perisai Nero melindungi Anna"
"biarkan saja, selama tidak keterlaluan, dia mungkin menganggap mu sebagi adiknya"
"huh siapa yg mau menjadi adiknya, berani berani nya menyentuh Anna" kata Anna dengan nada kesal
"ok ok jangan marah, apa lagi yg di lakukan oleh Roland"
"kamu bahkan menanyainya, bukan menanyaiku, apa kamu benar benar mencintaiku atau hanya tubuhku saja"
"baiklah, apa yg Anna cantik ini kerjakan dari pagi"
"huh sudah terlambat, Anna tidak akan menjawab" saat itu tangan ku langsung memainkan lubang di antara kakinya.
merasakan hal ini tubuh Anna tiba tiba bergetar sesaat dan setelah itu kembali normal lagi
"ayo jangan marah, jawab pertanyaan Nero"
"Anna hanya di suruh membakar pasir menjadi sebuah tepung"
"lalu apa yg dia lakukan"
"dia membuat benda benda aneh dengan pena ajaib yg kamu berikan, Anna bahkan tidak memiliki benda ini, Nero pilih kasih"
"jadi ini yg membuat Anna marah"
namun anna tidak menjawab, hanya desahan lembut yg terdengar dan tubuhnya juga mulai menggeliat gelisah, serta tanganku juga sudah mulai basah, setelah beberapa saat Anna mulai bicara.
"kapan kamu akan memasukan nya, jangan mainkan Anna seperti ini"
"baiklah Nero akan masukkan sekarang" setalah itu saya memasukan senjataku ke lubangnya yg sudah basah dari belakang dan tangan ku mulai meremas dadanya.
dengan berjalannya waktu saya memompanya lebih cepat dan desahan Anna juga mulai terdengar lebih keras.
"mmmmmmm" dengan desahan yg lantang tubuh Anna mulai menegang, setelah beberapa saat Anna berbalik ke arah ku dan mulai memeluk ku.
"apa kamu tidak mengerti, Anna menginginkan mu, menginginkan cinta mu, menginginkan perhatian mu" katanya sambil mengeluarkan air mata
"maaf Anna, mungkin Nero terlalu sibuk hari ini, besok Nero akan menemani Anna bekerja bagaimana"
"harus janji, kait kail dulu" saat itu kami mengaitkan kail dengan jari kelingking, setelah itu Anna membenamkan kepalanya di dadaku dan memelukku Dangan erat.
dan pertempuran bahagia pun dimulai lagi.