webnovel

Bab 133

"apa kalian tidak bisa berhenti bertingkah mesum, di sini masih ada orang lain, setidaknya lakukan di tempat yg tidak ada orang" kata phoena dengan kesal yg melihat Marie yg duduk di pangkuanku sambil sesekali mencium bibir ku.

"sayang ada apa dengan wanita ini, dia terlihat cemburu melihat kita berdua, kenapa kamu tidak menjadikannya istri mu saja" kata Marie dengan nada menggoda

"siapa yg cemburu aku tidak akan pernah mau menjadi istri pria mesum ini, apa menurutmu laki laki hanya dia seorang di dunia ini" kata phoena dengan lebih kesal

"tapi hanya suamiku yg benar benar bisa melindungi dan membahagiakan istrinya, kamu hanya belum mengenal suamiku" jawab Marie sambil menyadarkan kepala nya di bahu ku.

"apa hebat nya pria mesum ini" teriak phoena yg sudah kehilangan kesabarannya

"sabar lah phoena, tidak biasanya kamu bertingkah seperti ini, biasanya kamu selalu sabar, perhatian dan lembut" kata Cain dan di ikuti dengan anggukan Marina dan yg lainnya

"ini mungkin sifat aslinya, kalian mungkin hanya melihat satu sisi sifatnya dan berkat suamiku kamu bisa melihat sisi lainnya, jadi berterima kasih lah pada suamiku" jawab Marie dengan nada main main

"aku aku itu tidak benar, ini pasti ulah pria mesum itu kamu pasti sudah melakukan sihir pada ku kan" kata phoena sambil menunjuk ke arah ku

"tidak ada sihir seperti itu, Marie jangan menggodanya lagi, kereta ini menjadi bising gara gara dia, lihat semua orang butuh ketenangan" kata ku sambil memainkan hidung Marie

"aku hanya bercanda dengannya, dia nya saja yg terlalu sensitif, mungkin dia sedang datang bulan" kata Marie dengan manja

"dari mana kamu tahu aku, maksud ku jangan bicara omong kosong" kata phoena dengan panik

"he he he pantas saja" kata Marie dengan senyum aneh

lalu semua orang menatap phoena dan mulai menggeleng kan kepalanya.

"kamu, kalian, ini semua salah mu, dasar pria mesum, pria bajingan, kenapa aku harus bertemu dengan pria seperti mu, kenapa nasib ku begitu sial" kata phoena dengan sedih sambil menutup wajahnya

saat itu saya langsung duduk di sebelahnya dan mengelus pundaknya.

"jangan bersedih, kami berdua hanya menggoda mu, wajah marah mu terlalu imut untuk di lihat" kata ku dengan nada menghibur

"apa aku memang terlihat imut" tanya phoena dengan sedih, lalu saya memeluk pinggangnya agar lebih mendekat dan mengusap kepalanya agar bersandar di bahu ku

"tentu saja sangat imut" jawabku dengan santai

"bukan karena aku bodoh dan lemah" tanya phoena dengan nada sedih

"aku hanya menggoda mu saat itu, jangan di ambil hati, seperti kata Cain kamu wanita yg sabar, perhatian dan lembut" kataku sambil mengelus kepalanya dengan lembut

"benarkah"

"tentu saja benar"

"mm" setelah itu semua menjadi hening, semua orang mulai menatap phoena yg sedang menikmati bersandar di bahu ku sambil menutup matanya dengan wajah yg kaget.

setelah beberapa saat phoena membuka matanya dan melihat semua orang yg menatapnya dengan kaget, lalu dia mulai melihat ke arahku.

saat itu kami saling menatap dan setelah beberapa saat phoena mulai berteriak.

"kenapa kamu ada disebelah ku, dasar pria mesum, kamu selalu saja mencari kesempatan" teriak phoena sambil mendorongku menjauh, hal ini langsung membuat semua orang tertawa.

"semuanya bersiap untuk bertempur, banyak pasukan Undead sedang mengepung kota" teriak Yuri dari luar kereta

"Marie ayo kita lihat"

"yeyy saat nya pemukulan"

saat itu saya langsung menggunakan pedang Yamato untuk membuka celah ruang di depan semua orang.

lalu kami berdua masuk dan menghilang di dalam celah ruang tersebut.

"nerooo" teriak phoena dengan sedih

"tenang saja dia akan baik baik saja" kata Cain

"aku tidak mengkhawatirkannya, lebih baik dia mati di makan Undead itu" kata phoena dengan kesal

"ok ok ayo kita juga harus mulai bergegas"

_______________________________________

di atas sebuah bangunan, Yuri dan kelompoknya sedang memandangi aram dan kami berdua yg sedang asik membantai para Undead.

setiap tembakan menghancurkan ku kepala Undead dan Marie yg bersandar di punggungku terus menerus menembakan sinar hijau seperti laser yg membuat Undead tersebut hancur menjadi debu.

"apa mereka rekrutan baru ku, seperti nya mereka sangat berbakat" kata salah satu pria kekar di sebelah Yuri

"bukan, hanya yg berambut putih yg ikut bergabung dengan militan, mereka berdua hanya ingin mengikuti rombongan saja" jawab Yuri dengan senyum

saat itu di hadapan semua orang, ke dua pasangan itu berbalik dan langsung saling berpelukan.

setelah itu mereka berciuman dengan romantis, tapi tangan mereka masih menembakan serangan ke arah Undead.

melihat ini wajah semua orang menjadi gelap.

"ehem sepertinya mereka berdua memang tidak cocok masuk ke militan" kata pria itu dengan canggung

"he he mungkin" kata yuri dengan senyum masam.

"pria mesum ini benar benar tak tahu malu" kata phoena dengan kesal sambil menyentak kan kakinya

"serahkan saja di sini pada kami, kamu bisa membantu di bagian lainnya" kata yuri pada pria itu

"baiklah, kalian semua hati hati"

saat itu tim militan langsung bergabung dengan kesenangan.

______________________________________

setelah beberapa saat akhirnya semua Undead dapat di musnahkan dengan cepat, tapi pandangan semua orang masih beralih pada kami yg masih berciuman dengan mesra.

"kalian berhenti untuk ku" teriak phoena yg terdengar tidak jauh dari kami, tapi tetap saja kami tidak peduli.

lalu tiba tiba phoena menghampiri kami dengan cepat dan memisahkan kami dengan paksa.

"kalian bahkan tidak tahu seperti apa ini sekarang, kalian memang tidak punya etika, dasar mesum" teriak phoena dengan kesal

"phoena, kamu tidak boleh mengganggu seorang istri yg sedang bermesraan dengan suaminya itu tidak baik atau kamu juga ingin bergabung dengan kami" kata Marie dengan nada menggoda

"kamu jangan bicara omong kosong, kita masih dalam kondisi bertarung, bagaimana jika kalian terluka, setidaknya lakukan setelah ini, tidak bisa kah kalian menahannya sebentar" kata phoena dengan kesal tapi wajah nya sudah mulai memerah

"OOO benarkah, bagaimana kalo aku memberikan kamu dan suamiku kesempatan untuk berduaan" balas Marie dengan senyum main main

"itu itu tidak tidak aku tidak menginginkannya, aku tidak mau bersama pria mesum ini sendirian" kata phoena dengan panik sambil melambaikan tangannya

tiba tiba suasana berubah menjadi aneh dan aura gelap menjadi lebih pekat.

"hati hati sepertinya pasukan inti mereka sudah tiba" teriak Yuri untuk memperingatkan yg lainnya

"Marie, phoena ayo lakukan" kataku dengan tegas

"eeehhh apa yg harus di lakukan" kata phoena dengan panik tapi tiba tiba buku yg dipeluk oleh phoena memancarkan cahaya emas yg langsung memenuhi tubuh phoena.

lalu di ikuti dengan Marie yg di selimuti oleh cahaya hijau dan aku yg diselimuti oleh putih.

dan cahaya kami bertiga langsung bergabung menjadi satu dan menciptakan pusaran energi berwarna emas berkilauan yg sangan indah.

semua orang yg ada di dekat kami langsung menyembuhkan luka mereka dan stamina mereka.

sedangkan Undead yg mulai mendekat terkikis oleh pancaran energi kami.

"ini ini serangan berantai, sejak kapan mereka bertiga bisa melakukannya" kata yuri dengan heran

lalu suara kami mulai terdengar.

"Marie phoena sekarang"

"eeeehhhhh" teriak phoena

"mess purification" teriak kami berdua sambil mengangkat tangan kami.

tiba tiba cahaya emas yg berkilauan langsung menembak ke segala arah dan memusnahkan semua pasukan inti Undead tersebut.

dan tanah di sekitar kami mulai tumbuh rumput hijau dan bunga bunga yg indah

setelah beberapa saat akhirnya serangan kami mulai berhenti dan semua Undead musnah tanpa jejak.

di setiap titik serangan sinar tersebut juga mulai muncul rumput hijau dan beberapa tanaman bunga yg indah.

"ini ini kita bertiga tadi sepertinya melakukan serangan berantai" kata phoena dengan tidak percaya, tapi tiba tiba tubuh nya mulai goyah dan saya langsung menangkapnya dengan cepat.

"kamu masih terlalu lemah untuk menggunakan kekuatan itu" kataku dengan lembut

"huh aku bahkan tidak tahu bagaimana itu tiba tiba di gunakan" jawab phoena sambil memalingkan wajahnya

"mungkin karena ikatan kita sangat kuat" kata ku dengan senyum main main

"ikatan apa yg kamu maksudkan, jangan main main dengan ku, aku tidak punya ikatan apa pun dengan pria mesum sepertimu" kata phoena dengan kesal

"tapi sepertinya kamu sangat menikmati pelukan suamiku atau aku akan memberikan mu satu hari untuk berduaan dengan suamiku" kata Marie dengan senyum main main

lalu phoena mulai memperhatikan pelukanku lalu.

"aaahhhh menjauh dari ku, dasar pria mesum, kamu mencuri kesempatan lagi dari ku" teriak phoena sambil mendorongku dengan kasar.

"mehh padahal tadi kamu memeluk pinggangku dengan erat" kataku dengan nada menghina

"jangan memfitnah ku dasar pria bajingan" teriak kesal phoena sambil menunjukkan jarinya ke arah ku.

"ok ok phoena mari kita bicarakan di tempat lain, semuanya sudah beres di sini, ayo kita masuk ke kota" kata Yuri yg menengahi pertengkaran kami.

"huh murah untuk mu bajingan" kata phoena dengan kesal

"mehhh" jawab ku dengan santai lalu aku menganggukkan kepala pada Marie dan dia langsung memeluk lengan ku dengan mesra.

"kalian aarrggggg" geram phoena dengan kesal

"sudah sudah ayo kita ke kota dulu" kata Yuri menenangkan phoena

"baiklah, tapi aku akan mengawasi dua orang mesum ini agar tidak melakukan hal hal aneh di kota nanti" jawab phoena dengan serius

"baiklah, lakukan saja yg kamu inginkan dan hati hati" kata Yuri dengan senyum ramah

"mm" saat itu phoena mengangguk dengan tegas sambil mengepalkan tangannya.