di malam hari saat akan tidur tiba tiba nonoria mengetuk pintu kamar ku lalu dia berjalan masuk mengenakan piyama yg indah.
"Nero aku tidak bisa tidur, bisa kita mengobrol"
"tentu saja ayo kita mengobrol sambil berpelukan"
saat itu nonoria langsung naik ke tempat tidurku dan berbaring di sebelahku sambil menatap ku.
"apa yg ingin kamu tanyakan, tanyakan saja"
saat itu saya mulai memeluk nonoria dan menarik tubuhnya agar menempel pada tubuhku
"Nero apa kamu serius dengan ku, apa kamu tidak main main dengan ku" tanya nonoria dengan nada lemah
"apa menurut mu Nero main main dengan mu"
"kamu terlihat seperti itu, kamu selalu saja membuat lelucon pada ku"
"nonoria, aku benar benar mencintai mu, aku bercanda karena aku senang melihat wajah mu yg kesal itu" jawab ku sambil membelai rambut nonoria
"aku juga mencintai mu, sangat mencintaimu, hari hari ini sangat membuat ku bahagia, aku ingin selalu seperti ini"
"maka kita akan selalu seperti ini" saat itu tangan ku sudah mulai melepaskan celana dalam nonoria
"Nero apa ini terlalu cepat, aku belum siap"
"tidak apa apa"
"kamu harus berjanji tidak akan meninggalkan nonoria"
"tentu saja, untuk apa aku meninggalkanmu"
"Nero ini agak sakit"
"sebentar saja rasa sakit nya akan hilang"
"mm"
30 menit kemudian
"Nero apa kamu akan menghamili ku" tanya nonoria dengan lemah dan wajahnya yg sudah memerah
"tentu saja"
"Nero aku sudah tidak tahan, mmmmm" saat itu tubuh nonoria langsung bergetar dan menekan pantatnya dengan erat ke tubuhku
3 jam kemudian
"hah hah hah Nero aku sangat mencintaimu Nero hah hah hah aaahhhhhhhh"
saat itu nonoria jatuh di atas tubuhku dengan lemah.
"nonoria apa Nero boleh jujur"
"jangan bicara, aku tidak akan melepaskan mu, aku sudah tahu kamu pasti ingin menipu ku dan kabur setelah mendapatkan ku"
"bukan seperti itu"
"benarkah"
"tentu saja, aku akan selalu bersama mu, tapi sebelum itu nonoria harus tahu kebenaran nya"
"katakan saja, selama kamu tidak meninggalkanku"
"kamu adalah malaikat kedua yg Nero temui, jadi masih ada malaikat pertama, aku harap kamu tidak marah saling berbagi"
"apa nonoria terlihat seperti wanita yg serakah"
"tentu saja tidak, kamu yg terbaik, jika aku mengatakan ini pada malaikat yg pertama dia pasti akan menusuk ku dengan tombaknya"
"apa dia begitu kejam"
"kamu akan tahu nanti, saat waktunya tiba kita akan menikah bersama"
"lakukan sesuka mu, selama kamu tidak meninggalkanku, berada di sisimu sudah cukup bagi ku"
"terima kasih nonoria"
"tidak aku yg harus berterima kasih karena sudah jujur pada ku, walaupun kamu sengaja mengatakannya setelah kita mencapai titik ini"
"he he he"
"huh dasar penipu"
"maaf maaf"
"Nero apa nonoria bisa istirahat sebentar"
"istirahatlah"
"tapi kamu terus memompanya"
"mungkin halusinasi mu saja"
"Nero, jangan bercanda, pelankan aku sudah tidak kuat, Nero..." dan akhirnya nonoria pingsan di atas tubuhku.
_________________________________
pagi berikutnya saya melihat nonoria yg sedang memasak dengan wajah kesal.
"ada apa dengan wajah mu"
"salah mu, aku telat untuk bangun, kerjaan menumpuk, jam segini sarapan bahkan belum siap"
"ok aku akan membantu"
"menjauh dari ku, kamu hanya akan memperlambat nya" teriak nonoria sambil mengacungkan pisau nya ke arahku
"ok ok tidak perlu marah marah seperti itu, kalo begitu Nero akan bantu bersih bersih ok"
"jangan hanya bicara lakukan dengan cepat" kata nonoria dengan kesal
lalu saya menggunakan kekuatan sihir untuk membersihkan rumah.
hanya dalam beberapa menit semua terlihat menjadi sangat bersih, semua karpet dan kain kain terlihat seperti baru di beli dan bahkan udara sangat segar.
"kamu, kenapa kamu tidak bilang kamu bisa melakukan hal seperti itu" tanya nonoria dengan nada marah
"kamu tidak bertanya" jawab ku dengan santai
"kamu pasti selama ini tertawa menontonku membersihkan semuanya sendirian, ya kan, jawab aku" teriak nonoria
"kenapa kamu semakin marah, bukan kan aku sudah membantu mu" tanya ku dengan aneh
"kamu masih bertanya kenapa, kamu bilang kamu mencintaiku, tapi kamu tidak pernah membantu ku selama ini, padahal kamu memiliki sihir yg sangat praktis, apa kamu sengaja menonton lelucon ku" teriak nonoria yg sudah datang ke depan ku dengan wajah yg garang sambil membawa pisau dapur di tangannya
"aku hanya baru kepikiran itu saja" jawab ku dengan santai, lalu perlahan berjalan menjauh dari nonoria
"kamu benar benar, rasakan serang maut nonoria" saat itu nonoria mulai mengejar ku dengan pisau di tangannya dan saya jugal lambung berlari keluar rumah.
di depan rumah, saya juga melihat Alfred, tuan Maurice, dan marius serta seorang pria dengan tombak di punggungnya yg baru saja tiba.
dengan cepat saya berlari ke arah mereka dan bersembunyi di belakang tuan Maurice
"tuan Alfred pegang dia pria penipu itu, biar nonoria beri dia pelajaran" teriak nonoria sambil menunjuk ku dengan pisau di tangannya.
"tenang nonoria, apa lagi yg kalian lakukan di pagi hari" kata Alfred sambil memegang jidat nya
"selama ini dia menipu nonoria" kata nonoria dengan kesal
"Nero apa lagi yg kamu lakukan" tanya tuan Maurice
"aku hanya membantunya membersihkan rumah dengan sihir, entah kenapa dia tiba tiba marah" jawabku dengan wajah tanpa rasa bersalah
"kamu kamu, tuan Alfred selama ini dia hanya menonton ku membersihkan rumah sendirian, padahal dia bisa melakukannya dengan sekejap, dia pasti menontonku sibuk sambil tertawa di belakangku" kata nonoria dengan kesal
"sudah kubilang, ide itu baru saja muncul jangan salah kan Nero"
"kamu bilang kamu mencintai ku, cinta mu palsu, dasar penipu, kamu bahkan tega melihat wanita mu membersikan rumah sendirian tanpa membantunya, padahal kamu punya kekuatan sihir yg bisa membersihkan rumah dalam sekejap" kata nonoria dengan kesal
"ehem apa ini pertengkaran suami istri yg legendaris itu" kata pria dengan tombak di punggungnya
"siapa yg sudi menikah dengan pria penipu ini" kata nonoria
"OOO benar kah" saat itu saya mengeluarkan alat perekam lagi dan mulai memutarnya
"nonoria, aku benar benar mencintai mu, aku bercanda karena aku senang melihat wajah mu yg kesal itu"
"aku juga mencintai mu, sangat mencintaimu"
mendengar percakapan di alat perekam itu tiba tiba semua nya terdiam dan mereka semua memandang nonoria dengan tatapan aneh.
"ehem apa perlu Nero lanjutkan, ini masih ada lanjutannya loh" kata ku dengan nada main main
"tidak jangan Nero, nonoria salah ok, jangan lanjutkan lagi, aku minta maaf, aku hanya kesal sesaat saja jangan di ambil hati, tuan Alfred maaf menggangu di pagi hari ini salah nonoria, mari biar aku bantu membawa barangnya" Kata nonoria yg memaksa senyumnya dan semua orang hanya bisa menggelengkan kepalanya.