Stripey tumbuh sampai level 10 selama ini. Dalam hal level dan kelas, tidak ada banyak perbedaan dengan Belalang Daun Mati itu. Belalang itu adalah lawan yang tepat untuk latihan.
Belalang awalnya adalah mangsa laba-laba. Dengan demikian, tidak ada kelemahan karena spesies dalam situasi ini. Bahkan sebaliknya, Stripey mempunyai keunggulan.
Namun, hasilnya adalah kebalikan dari apa yang diharapkan.
Setelah Gao Peng mendorong Stripey ke dalam kandang, Stripey mendongak dan melihat raksasa itu tergantung di jeruji kandang besi. Stripey terlihat begitu ketakutan sampai laba-laba itu segera bersembunyi di sudut kandang dan mengangkat dua anggota tubuhnya yang seperti perisai untuk melindungi kepalanya.
Setelah itu, ia melirik beberapa kali melalui celah kaki-kakinya mengamati Belalang Daun Mati itu.
Belalang Daun Mati itu juga mendeteksi keberadaan Stripey. Matanya melirik dan terpaku pada laba-laba besar di bawahnya.
Aura yang terpancar dari tubuh Stripey membuat belalang itu merasa tidak nyaman. Belalang itu menggerakkan mulutnya dan menyesuaikan posisinya. Kepalanya yang tadinya menghadap ke atas menjadi menghadap ke bawah dan menatap lekat pada Stripey. Sayap-sayap di pungggungnya mengepak-ngepak seperti dua bilah pisau bergetar dengan frekuensi yang tinggi.
Stripey, yang bersembunyi di pojok kandang, ingin mundur. Tapi ia tidak bisa pergi kemana-mana. Stripey hanya bisa menggerakkan kaki depannya berusaha untuk menakuti Belalang Daun Mati itu.
Belalang Daun Mati itu tetap tenang dan tidak lengah karena perilaku aneh laba-laba di bawahnya. Ketika tertangkap, ia ditahan di kandang kecil itu dan tidak punya apa-apa untuk dimakan sampai sore ini, sekarang akhirnya ia memiliki makanan yang lezat.
Tentu saja, Belalang Daun Mati itu tidak mungkin memahami konsep "Makanan Terakhir."
Di luar kandang, Gao Peng menyaksikan adegan itu dengan tenang. Meskipun ia siap secara mental, ia tetap saja merasa khawatir untuk Stripey. Hal ini adalah sesuatu yang harus Stripey alami. Jika Stripey ingin tumbuh, ia harus mengalami pertempuran.
Pada saat itu, Gao Peng akhirnya menyadari apa yang Guru Zhang maksud ketika dia menyebutkan laba-laba itu memiliki sifat jinak dan brutal.
Ketika bertarung untuk yang pertama kali, Da Zi dan Stripey sangat berbeda satu sama lainnya.
Da Zi bersifat agresif. Kelabang itu bahkan mengambil inisiatif untuk menyerang mangsanya, Stripey, di sisi lain, memilih untuk bertahan. Laba-laba itu bahkan berusaha keras untuk kabur. Jika lantai itu tidak terbuat dari semen, Gao Peng curiga Stripey mungkin akan menggali lubang di tanah mencoba melarikan diri.
Itulah perbedaan antara keduanya.
'Shi Shi, Shi Shi ….' Stripey menangis pelan dan berusaha keras meluruskan tubuhnya, mencicit berusaha mengambil hati Belalang Daun Mati itu.
Dalam benak Gao Peng, dia mendengar suara Stripey. 'Jangan …. Jangan pukul aku.'
'Si bodoh ini,' pikir Gao Peng.
Gao Peng tahu bahkan jika Belalang Daun Mati itu mengerti apa yang dikatakan Stripey, belalang itu tidak mungkin menunjukan sikap mengampuni. Kepribadian Stripey hanya akan membuatnya jadi sasaran perundungan.
Ada sebuah perkataan yang mengatakan bahwa di hutan, Babi hutan adalah nomor satu, beruang nomor dua, dan harimau nomor tiga.
Itu karena ketika mengamuk, babi hutan liar adalah dewa yang akan benar-benar mengacuhkan hidupnya. Pada intinya, babi hutan itu dewa yang bodoh. Beruang juga mirip dengan babi hutan ketika mengamuk, beruang itu tidak akan peduli siapa kamu. Beruang tidak akan berhenti sampai lawannya mati. Harimau adalah pemburu yang lebih pintar dan lebih mempunyai kualifikasi. Harimau tahu kapan harus maju dan kapan harus mundur, dan tidak akan sekadar maju tanpa memperhatikan situasi. Karena itulah harimau itu berada di peringkat ketiga.
Seperti yang diperkirakan, Gao Peng melihat Belalang Daun Mati itu menggerakkan kepalanya sedikit sebelum jatuh dari atas.
Dua kaki belakangnya seperti pegas, mendorongnya ke depan dengan hentakan yang kuat, menggetarkan kandang besi sehingga bergema.
Dengan berat seperti Gunung Taishan, kaki depan belalang itu memotong ke bawah dengan cepat seperti gergaji. Walaupun Stripey seorang pengecut, ketika mengenai bertahan hidup, reaksinya tidaklah lambat.
Stripey dengan cepat mengangkat kaki depannya yang menyerupai perisai untuk melindungi kepalanya.
Suara benturan benda terdengar.
Belalang Daun Mati itu dengan cepat melompat ke atas. Sayap di punggungnya bergetar untuk mengurangi dampak benturan tadi dan kembali bergantung di kandang besi. Matanya bergerak dan terus tertuju pada Stripey.
Jelas, Belalang itu tidak mendapatkan keunggulan apa pun.
Stripey mengendurkan cakarnya dan bergerak, seperti kepiting, ke arah lain. Laba-laba itu menyusuri sisi kandang besi.
Belalang Daun Mati itu berhati-hati dan tidak bergerak. Apakah itu bentuk strategi baru?
Yang satu curiga sementara yang lain adalah pengecut. Setelah pertarungan cepat antara kedua monster itu, kandang menjadi hening dan menakutkan.
Namun, itu hanya kesunyian sebelum datangnya badai. Ukuran kandang membuat keadaan tidak memungkinkan bagi dua monster untuk hidup berdampingan di dalam.
Setelah jeda sesaat, Belalang Daun Mati itu menyerang lagi. Seolah-olah telah mendeteksi bahwa Stripey tidak terlalu berani. Belalang Daun Mati itu menggunakan cakar tajamnya untuk mencakar kaki depan Stripey, sementara kedua sayapnya terus bergetar.
Sebelum bencana, belalang bisa mengepakkan sayapnya 18 kali per detik. Setelah bencana, Belalang Daun Mati bisa mengepakkan sayapnya 36 kali per detik.
Kepakan liar sayapnya membantu Belalang Daun Mati itu mengangkat Stripey ke udara. Stripey panik dan mulai menjerit.
Belalang Daun Mati itu bekerja keras dan terus menggerakkan sayapnya, mengangkat Stripey ke ketinggian sekitar 100 kaki.
Kepiting itu terlalu berat. Belalang itu hampir menghabiskan seluruh energinya. Sebuah urat nampak muncul di sudut mata Daun Belalang Mati itu, sementara bagian mulutnya mengepal erat. Akhirnya, akhirnya, belalang itu mengangkat Stripey!
Belalang itu kemudian melonggarkan cengkeramannya dan melemparkan Stripey tinggi-tinggi di udara.
'Stripey!' Jantung Gao Peng menegang.
Stripey panik. Karena tubuhnya yang sedikit gemuk, ia harus berjuang sedikit saat berbalik. Laba-laba itu kemudian meludahkan sejumlah besar cairan putih. Cairan itu segera mengering setelah kontak dengan udara dan berubah menjadi sesuatu yang sangat alot. Cairan itu menutupi Belalang Daun Mati, yang gagal menghindarinya.
Cairan putih tersebut berubah menjadi sutra laba-laba setebal lengan, dan di bawah pengaruh gravitasi, menjebak Belalang Daun Mati ketika jaring sutra itu menempel padanya dan juga kedua sayapnya. Kejatuhan Stripey berhenti dengan seketika.
Belalang Daun Mati menjerit kesakitan saat ditarik ke bawah oleh laba-laba gemuk di bawahnya tersebut .
Adalah hal yang baik bagi Belalang Daun Mati menjaga sayapnya bergerak dengan cepat, karena itu adalah satu-satunya hal yang mengurangi kecepatan jatuhnya mereka.
'Brug!' Kedua monster itu jatuh ke tanah dan berguling bersama.
Dalam keadaan normal, itu adalah saat yang terbaik bagi Stripey untuk menyerang. Tapi ketika Stripey jatuh ke tanah monster itu malah lari dengan panik, membiarkan Belalang Daun Mati itu membersihkan sutra laba-laba yang menempel dan terbang dari tanah.
"Stripey, serang dia. Jangan takut," Gao Peng terus menghibur Stripey dengan lembut. Dia tahu bahwa seseorang tidak dapat memaksa hal-hal ini dengan cepat dan perlu lebih banyak waktu untuk beradaptasi.
Pelatihan monster tidak pernah bisa dilakukan secara instan. Gao Peng mengingatkan dirinya sendiri untuk bersabar.
Dia tiba-tiba terpikir tentang Lotus Seed. Lotus Seed pada awalnya juga sangat pemalu. Namun, di bawah bimbingan dan pelatihan Mu Tieying, Lotus Seed menjadi lebih keras dan lebih kuat. Dengan contoh yang baik di hadapannya, Gao Peng sangat termotivasi.
Di bawah penghiburan dari Gao Peng, Stripey mulai berhenti melarikan diri, namun untuk membuat Stripey mulai menyerang sama sulitnya dengan mencoba pergi ke surga. Tidak peduli apa yang dikatakan Gao Peng, Stripey secara pasif membela diri.
Gao Peng merasa sedikit tidak berdaya. Untung Stripey adalah monster pendamping tipe pertahanan yang tidak mengandalkan serangan. Karena tidak mau menyerang, tidak apa-apa untuk hanya melatih pertahanannya.
Mungkin Stripey adalah monster yang sangat berbakat di jalur pertahanan karena takut mati.
Kedua pasang kaki depannya yang berbentuk perisai terlihat kasar dan lemah pada awalnya. Tapi kemudian pada saat pertempuran, Stripey mengayunkan perisai itu dengan mahir untuk bertahan dari serangan-serangan belalang itu.
Akan tetapi, aksi Stripey terlihat membosankan bagaimanapun orang melihatnya. Itu tetap saja seekor laba-laba besar yang merangkak di tanah, mengayunkan kaki depannya yang menyerupai perisai ke kiri dan ke kanan untuk menahan serangan Belalang Daun Mati itu yang datang dari berbagai arah.
Pertempuran itu berlangsung selama setengah jam. Belalang Daun Mati itu benar-benar kelelahan dan terbang kembali untuk beristirahat di atas kandang besi, dan tidak peduli berapa banyak Stripey memprovokasinya, belalang itu tidak akan kembali turun lagi.