webnovel

Chapter 1: Code of Fighter

"Baiklah Lyra tenangkan dirimu, tarik nafas… huuu… haaaa… AYO!!!" Lyra dengan cepat menggerakan Evogear-nya menyerang target yang sudah ia incar sejak tadi. Tetapi dengan sekejap mata target tersebut dengan mudahnya menghindar dan melakukan serangan balik yang mampu menjatuhkan Evogear milik Lyra.

"—Simulation Ended—"

Dengan terdengarnya suara tersebut, sebuah proyeksi yang terbuat dari resin cair pada arena buatan di dalam ruangan kecil itu perlahan menghilang, dan hanya menyisakan Evogear milik Lyra yang baru saja ditundukkan dalam simulasi.

"Hueeee! Padahal ini tingkat kesulitan terendah loh!!! Kok masih susah diselesaikan ya!?" Lyra mengambil Evogearnya dari meja simulasi dan menatapnya dalam-dalam, lalu melihat ke arah lemari besar yang berada di sudut kamarnya.

Terlihat di sana banyak piagam penghargaan yang berkaitan dengan Evogear. Best Output Performance Evogear Build 1st Place, Evogear Junior Build Contest 1st Place, Aesthetic Evogear 2nd Place dan masih banyak lagi penghargaan lain di kamar tersebut. Namun, ada satu buah penghargaan yang menjadi motivasi Lyra saat ini. Battle Build Evogear Championship 2nd Place. Walaupun hanya mendapat posisi kedua, tapi Lyra memiliki alasannya tersendiri saat memikirkan kejuaraan tersebut.

'Piiiiip... Piiiip... Piiiip'

Di saat Lyra mencoba mengingat kejuaraan tersebut, alarm smartphonenya berbunyi nyaring.

"Hee? Jam berapa sekarang?" Lyra melihat jam menunjukan pukul 6 pagi. "HAA!? A-AKU BELUM TIDUR SEMALAMAN!!!"

'Ting … Tong…' Suara bel rumah pun berbunyi. Lyra baru ingat ini adalah hari pertamanya masuk SMA dan meminta Ellie untuk menjemputnya agar mereka bisa berjalan bersama ke sekolah. Lyra berlari dari kamarnya menuju pintu depan rumahnya. Sebelum membuka pintu Lyra sedikit merapikan rambutnya dan memasang senyum ramah.

"Yo Ellie! Pag-"

"Belum tidur, belum mandi, kuyakin juga belum sarapan," Ellie menatap wajah Ellie yang kelihatan lusuh.

"Kuperhatikan juga kantung matamu makin lama makin menghitam. Ini hari debut masa SMA-mu tahu! Penting untuk membangun impresi pertama agar kau bisa menjalani kehidupan romansa komedi atau setidaknya dijauhi dari perundungan!! Paham!?" Walau terdengar kasar, begitulah cara Ellie menyampaikan kepeduliannya kepada sahabatnya dan Lyra sudah sangat paham akan hal itu.

"Ehehehehe, kalau kau begini terus aku bisa suka sama kamu loh~"

"HA!? Su-sudah tidak usah menggoda, sana mandi dan berdandan yang rapi. Aku juga sudah bawakan roti karena yakin hal seperti ini pasti terjadi."

"AAAAAAAA! AKU SAYANG KAMU ELLIE!!" Lyra memeluk Ellie dengan eratnya.

"SUDAH SANA MANDI! KAMU BAU KERINGAT TAHU!!"

Setelah selesai dengan segala persiapan, mereka pun berjalan ke sekolah di mana jendela kehidupan baru mereka dibuka, SMA Wixxon. SMA Wixxon adalah sekolah menengah atas yang sangat besar di kota itu dan didukung langsung oleh Walikota Wixxon. Sekolah tersebut berdedikasi dalam pengembangan ilmu teknologi paling berkelas.

Suasana sejuk di bawah pohon rindang yang berjajar di sepanjang jalan dan hiruk pikuk keramaian menambah kesan hidup saat mereka bersama-sama berjalan dari gerbang menuju gedung utama untuk menghadiri upacara penerimaan siswa baru di sana. Terlihat para senior sibuk membantu kelangsungan acara. Ellie sangat terpukau dengan hal yang ia lihat. Namun, Lyra menunjukan reaksi yang berbeda. Padahal malamnya ia sangat menantikan hari ini tiba, tetapi rasa kantuk yang sangat kuat berhasil mengalahkan semangatnya. Bahkan tak jarang ia hampir tersandung. Hingga pada suatu saat Ellie melepaskan pandangannya dari Lyra...

'Duk!!'

Kali ini Lyra benar-benar tersandung sebuah tangga besi yang sedang disiapkan senior untuk memasang spanduk. Lyra jatuh tetapi ia berhasil menahan beban tubuhnya dengan kedua tangannya, sehingga ia tidak terlalu terluka. Namun, dia tidak tahu bahwa hantaman itu sangat kuat hingga membuat tangga besi itu ikut terlipat jatuh hendak mengenainya. Lyra hanya memejamkan mata bersiap menahan sakit yang akan terjadi saat tangga itu menghantam dirinya. Alih-alih menunggu rasa sakit datang Lyra mendengar suara keramaian orang-orang di sekitarnya, pelan-pelan ia membuka matanya.

Sosok lelaki muda bertubuh tegap menahan tangga tersebut dengan satu tangannya. Lyra mulai paham dengan keramaian yang terjadi karena lelaki itu telah menyelamatkannya, tetapi impresi pertama Lyra padanya berbeda dari orang lain. Ia takjub bukan karena telah diselamatkan oleh lelaki tersebut, tetapi karena rambut pirang berkibar yang lelaki itu miliki mengingatkan Lyra pada…

"Justice…Brother…?"

"Hah??" lelaki itu hanya bingung memandang Lyra sambil meletakkan kembali tangga tersebut. Setelah selesai ia menepukkan tangannya membersihkan debu-debu dari tangga tersebut dan menawarkan tangannya membangunkan Lyra.

"Kau tidak apa-apa?"

"I-Iya, terima kasih..." Lyra menerima tangannya untuk dibantu bangun. Lalu lelaki itu menyodorkan segenggam penuh permen dalam kemasan plastik pada Lyra.

"Makan ini. Setidaknya mulutmu akan sibuk dan tidak terlalu mengantuk. Tidurlah beberapa waktu di taman atau UKS setelah upacara nanti jika kau butuh."

Ellie bergegas menghampiri Lyra karena khawatir. Setelah meminta maaf dan berterima kasih, mereka berdua pamit dan langsung menuju ke gedung utama, meninggalkan lelaki itu dalam kesibukannya.

"Haaa syukurlah, kukira kamu memukul anak baru yang songong saat kulihat adanya keramaian dari jauh." Seorang laki-laki berkacamata dengan rambut krem pendek menghampiri lelaki yang baru saja menolong Lyra.

"Aku akan memukulmu kalau kau lari dari tanggung jawab, kau tahu!? Orang-orang mencarimu dari tadi! Ketua Osis macam apa kau, Carter!!?" Orang itu mencengkeram muka Carter dengan sangat kuat.

"AW!! AW!! AW!! SAKIT!! SAKIT!!! SORRY!! SORRY!! LEO!! A-Aku hanya sedang cari makan barusan! Aku sudah di sini dari jam 4 pagi, jadi belum sempat makan banyak!!"

"Haaaah!? Benar-benar kau ini. Petugas upacara selalu mencegat ku dan meminta bantuan, kau tahu!?" Leo melepaskan cengkeramannya.

"Tangan singamu itu bukan omong kosong ya ternyata... Ngomong-ngomong setelah upacara bisa datang ke ruang Osis??"

"Mau minta tolong apa? Kau tahu jasaku tidak gratis kan?"

"Itu bisa diatur~ dan seperti biasa, permintaan untuk kerja kasar~"

(Pukul 12.00 setelah Upacara Penerimaan Murid Baru usai)

"Whaaaaa kau lihatkan barusan, Ellie?! Para tim elite Evogear dari sekolah Wixxon benar-benar bukan main! Mereka semua sering juara kompetisi besar, lho!!" Seru Lyra dengan sangat semangat.

"Sehari pun kamu tidak bisa lepas dari Evogear, ya? Aku jujur belum menemukan ada yang menarik dari demo eskul saat upacara barusan."

"Kalau Ellie aku yakin semua akan menarik pada waktunya deh, hehehe. Lagi pula alasanku mengincar sekolah ini dari awal memang untuk bisa bergabung dengan tim Evogear sekolah ini, yaitu Wixxon Wings! Biar aku bisa mencari pilot yang hebat!! Ehehe~"

Ellie tidak terlalu mengerti apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu. Tetapi ia tahu kalau kata-kata temannya itu tulus. Oleh karenanya ia dengan terus terang akan selalu mendukungnya secara moral.

"Kalau begitu semoga kamu bisa menemukan pilot yang hebat ya, Lyra."

"Terima kasih Ellie~ Kalau begitu aku akan langsung jalan menuju ruangan tim Wixxon Wings! Oke?" Tanpa basa-basi Lyra langsung berlari di koridor sekolah menuju ruang klub, hingga ia diteriaki guru di sana akibat ulahnya tersebut.

(Pukul 1 siang, Ruang Osis SMA Wixxon)

"Maaf ya berantakan, setiap awal tahun ajaran baru memang begini keadaan ruang Osis."

"Kenapa kita tidak ngobrol di kantin saja? Tempat ini benar-benar tidak kondusif, Carter," sahut Leo jengkel sambil berhati-hati melihat langkahnya agar tidak menyenggol atau menginjak berkas-berkas yang berserakan sembari melepas jaketnya karena kepanasan.

"Ahahaha, aku benar-benar minta maaf, tapi topik kita ini sangat rahasia. Silahkan duduk dimana saja, oke?"

Mereka berdua melihat sekeliling ruang Osis, bahkan bangku dan sofa saja penuh dengan berkas-berkas yang tidak diketahui asal-usulnya.

"Kau bercanda?"

"Ok-ok berdiri saja. Aku langsung ke topik utama. Seperti biasa ini soal tim Evogear sekolah kita tercinta."

"Ada apa dengan para biang masalah itu??"

"Seperti yang kita tahu, tim Wixxon Wings memang sangat kacau, bahkan anak-anak baru yang mau bergabung hanya dijadikan sapi perah untuk dimintai uang. Hanya saja karena mereka merupakan tombak utama kejayaan sekolah kita jadi kepala sekolah tidak bisa berbuat apa-apa," jelas Carter.

Leo mengingat-ingat kelakuan para anggota tim Wixxon Wings. Dengan pamor yang mereka miliki mereka sering melakukan hal-hal tidak mengenakkan. Selain melakukan pemalakan pada anggota-anggota baru, mereka juga sering merusak properti yang baru saja diberikan sekolah pada mereka dan memalsukan anggaran pengeluaran. Jika tuntutan mereka tidak dituruti mereka mengancam untuk hengkang dari setiap turnamen yang sudah didaftarkan pada mereka. Karena tidak ingin ada skandal dan membuat media menyorot sekolah itu, kepala sekolah serta dewan-dewan sekolah menutup segala kasus dan hanya menjadi cibiran dalam sekolah.

"Jadi sekarang kepala sekolah sudah muak dengan mereka dan mau aku menghajar orang-orang dari klub tersebut?"

"Aku harap kau benar, tetapi bukan itu yang jadi masalah di sini. Sebentar, kalau tidak salah aku sudah siapkan datanya di atas meja." Carter mengacak-acak meja Osisnya mencari sesuatu.

"Ok ini dia, Lyra Starlove," seru Carter sambil menyerahkan dokumen tersebut kepada Leo.

"Lah, gadis ini??" Leo terkejut dengan apa yang ia lihat.

"Kau kenal?"

"Tidak, tapi aku baru saja berpapasan dengannya pagi ini. Benar-benar kebetulan. Jadi ada apa dengannya?"

"Dia adalah juara dan spesialis membuat Evogear. Sangat terkenal kalau boleh aku tambahkan. Kurasa sampai sini kau bisa pikirkan sendiri sisanya."

"Hmmm jadi karena Lyra merupakan seorang yang terkenal, tim Wixxon Wings jelas akan memanfaatkannya?"

"Dan jika Lyra mendapatkan perilaku buruk dari sekolah, tidak butuh waktu lama untuk kebobrokan Wixxon Wings sampai ke telinga awak media. Gadis ini adalah katalis kekacauan yang mengancam status quo sekolah kita."

"Jadi kau mau aku melakukan apa?"

"Aku mau kau membujuk Lyra untuk bergabung dengan perkumpulanmu dan melindunginya dari Wixxon Wings."

"Kau gila? Kau mau aku menjadi bodyguardnya? Kapan selesai pekerjaan seperti itu? Sampai dia lulus!?"

Sebelum Carter membalas Leo seseorang mendobrak pintu Osis.

(Pukul 1 siang, koridor sekolah Wixxon)

"Kalau tidak salah lewat sini kan ya ruangan klub Evogear... Jangan-jangan aku nyasar lagi?" Lyra menyusuri koridor kelas dan mengintip tiap kelas yang ia lewati sampai tiba-tiba sesuatu menarik perhatiannya.

"WHAAAAAAAA!!" Lyra berteriak sambil menunjuk seseorang di dalam kelas yang terlihat sedang membetulkan sebuah Evogear.

"HIIIIIIIIIIII MAAF!! MAAF!! MAAF!! AKU JANJI MEMPERBAIKINYA HARI INI JADI…." Spontan jawab gadis itu diteriaki oleh Lyra.

Tiba-tiba pandangan mereka bertemu, wajah mereka berdua canggung. Lyra masuk ke ruangan tersebut menghampiri gadis berambut biru gelap panjang dengan paras wajah murung yang berada di sana.

"Maaf ya, aku suka heboh kalau lihat Evogear, hehehe."

"T-Tidak apa." Gadis itu terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu tetapi ia tahan. Setelah suasana hening tersebut cair, ia memberanikan diri untuk berbicara.

"A-anu, apa kamu Lyra Starlove??"

"Huee?! Kamu kenal aku!? Aduh maaf apa kita pernah ketemu? Aku yakin ini pertama kalinya aku bertemu denganmu… Aduh maaf banget kalau aku tidak ingat kamu," jawab Lyra yang merasa sangat tidak enakan.

"Bu-Bukan begitu, hanya saja...tidak ada seorangpun mekanik Evogear yang tidak mengenalmu."

"Aaaahhh!? benarkah? Hehe, aku seterkenal itu kah?" Lyra menggaruk belakang kepalanya dengan senyum semringah.

"Ah jadi benar? Suatu kehormatan bisa bertemu denganmu. Namaku Nala, Kelas 2."

"Wah seniorku rupanya. Salam kenal ya! Ngomong-ngomong apakah itu model frame tipe AX?? Aku sudah lama sekali tidak lihat model itu."

"I-Iya, aku sedang memperbaiki model ini. Karena model lama jadi sangat sulit untuk mencari parts penggantinya."

"Hooo~"

Lyra memandangi Nala yang sedang memperbaiki Evogear tersebut. Bagi Lyra itu adalah momen-momen yang sangat menyenangkan melihat bagaimana Evogear diperbaiki oleh tangan yang bukan miliknya. Namun, Nala justru merasa kurang enak karena takut membuat Lyra canggung dan bosan, sehingga ia mencoba mencari topik untuk dibicarakan.

"Kalau boleh tahu sedang apa kamu disini? Terpisah dari rombongan murid baru?"

"Tidak, aku memang sedang dalam sebuah perjalanan misi rahasia! Bercanda, ehe. Aku sedang mencari ruang klub Evogear dan sepertinya malah tersesat."

Raut wajah Nala tiba-tiba berubah menjadi khawatir. Tetapi ia melemparkan topik lain agar Lyra tidak menyadarinya.

"Tapi Lyra, bukannya kamu sudah hebat membuat Evogear ya? Kenapa kamu mau masuk ke sekolah ini? Maksudku kamu bisa saja mengincar sekolah luar kota yang lebih fokus pada mekanik robot, bukan?" Tanya Nala heran.

Lyra terdiam sejenak, matanya melihat ke atas, kebingungan bagaimana mengutarakan isi kepalanya. Ia duduk di kursi terdekat di kelas, mencoba berpikir pelan-pelan.

"Sebenarnya aku bermain Evogear bukan karena suka mekanik robot atau semacamnya. Mungkin lebih ke arah rasa tegang dan kagum melihat robot saling bertarung sama lain. Aku terlalu fokus membuat Evogear yang hebat sampai lupa apa alasanku bermain Evogear sejak awal. Aku mulai sadar saat kalah pada Battle Build Evogear Championship. Memang aku juara dua di sana, tapi sang juara satu menghampiri ku dan mengatakan alasanku kalah saat itu. Ia bilang aku hanya membuat Evogear yang terlihat bagus dan tidak memikirkan estetika utama dari sebuah Evogear itu sendiri."

"Estetika Evogear??"

"Yap, robot yang saling bertarung. Aku melupakan rasa tegang dan mendebarkan yang membuatku dulunya tertarik untuk masuk ke dunia ini. Tetapi seperti yang ku duga, bertarung berbeda sekali dengan hanya membuat Evogear. Tujuanku saat ini adalah membuat Evogear yang mampu mendebarkan perasaan orang-orang yang melihatnya saat sedang beraksi. Oleh karena itu aku ingin mencari pilot yang mampu mendukung Evogear ciptaanku." Lyra membuka tasnya dan melihat Evogear yang belum sempurna miliknya itu.

"Aku percaya suatu hari Evogear milikku mampu mendebarkan hati orang-orang, seperti saat dulu The Justice Brother mendebarkan hatiku~"

"Justice Brother? Maksudmu kuda hitam liga junior empat tahun lalu?"

"Benar!! Sudah kuduga kalau Kak Nala pasti tahu. Sayang sekali setelah dia kalah di perempat final kabar mengatakan kalau mereka tidak lagi bermain Evogear. Setidaknya aku ingin mereka tahu bahwa permainan yang dibawakan pilotnya telah menggerakkan hatiku saat itu."

The Justice Brother. Sudah lama sekali Nala tidak mendengar nama itu. Lebih tepatnya, ia tahu mengapa ia tidak boleh menyebut nama tersebut. Ia ingat saat-saat pilot The Justice Brother pada masa kejayaannya, terlihat sangat bersinar di atas arena dan gagah berdiri menjatuhkan lawan-lawannya satu demi satu. Nala sangat mengerti apa yang Lyra rasakan karena dia juga memiliki motivasi yang sama mengapa ia bermain Evogear hingga saat ini. Namun saat ia mengenang saat menyenangkan itu, tiba-tiba teringat kenangan-kenangan pahit semenjak ia masuk sekolah Wixxon. Nala mengubah arah duduknya mengarah pada Lyra. Raut wajahnya sangat sedih sehingga Lyra mengernyitkan dahinya saat melihat Nala.

"Kurasa… kau tidak akan menemukan pilot seperti itu di Wixxon Wings." Matanya berkaca-kaca, ia tidak bisa menahan air mata yang ia tahan karena rasa sakit tak terlihat yang ia bendung selama ini.

"Apa yang terjadi, Kak Nala? Bisa beritahu aku?"

'BRAKKK!!!' Sebelum Nala menjawab pertanyaan Lyra, pintu kelas tersebut didobrak oleh seseorang.

"OI PEMALAS! DISINI KAU RUPANYA!!"

Seorang berbadan besar masuk keruangan tersebut bersama dengan beberapa orang di belakangnya. Orang itu tidak asing bagi Lyra karena beberapa jam yang lalu ia melihat orang itu pada saat demo eskul. Ketua tim Wixxon Wings, Drake.

"M-Maaf, berikan a-aku s-sa-satu jam lagi! A-aku akan menyelesaikannya…"

"Non-non-non! Aku sudah cukup baik memberikan toleransi hingga waktu makan siang hari ini untuk kau selesaikan proyek tersebut. Apa kau tidak tahu betapa hancurnya demo eskul barusan, hah? Itu karena kau tidak bisa menyelesaikan pesananku tepat waktu!"

"T-Tapi kau baru saja memberikan tugas ini pada ku pagi ini... Bagaimanapun situasinya dengan kondisi Evogear yang kau berikan tadi pagi tetap tidak memungkinkan untuk dapat dikerjakan seharia—"

"AKU TIDAK PEDULI!!!! FAKTANYA KAU GAGAL MENJALANKAN TUGAS YANG KUBERIKAN DAN KEGAGALAN SELALU ADA KONSEKUENSINYA, NALA!!"

"Oi, kau tahu kan aku masih berada di sini."

Nala dan Drake menengok ke arah Lyra. Terlihat Lyra memasang raut wajah jijik ke arah Drake.

"Oho, maafkan aku kalau kau melihat pemandangan yang tidak mengenakkan ini… Lyra Starlove."

"Jadi kau kenal diriku juga? Sekarang aku mengerti kenapa Kak Nala sangat frustasi saat aku bertemu dengannya. Kalau boleh mengutarakan pendapatku sebagai seorang mekanik profesional, dengan kerusakan Evogear yang kau berikan, memang tidak mungkin untuk dikerjakan dalam satu hari, apalagi dalam waktu enam jam jika asumsiku soal tingkat kerusakan benar. Kau memberikan Evogear tersebut pada dini hari dan menginginkan pekerjaan itu selesai tepat sebelum waktunya dipresentasikan pada demo eskul pagi ini. Jelas itu tidak mungkin."

"Hmmm, benarkah? Maaf aku sangat awam jadi yaaaaa~" Drake melirik kearah Nala dengan tatapan mengancam.

"Maafkan aku, Nala... ho... ho... ho..."

"Aku belum selesai Kak Drake. Konsekuensi yang kau bilang barusan, apa yang akan kau lakukan pada Kak Nala jika dia gagal??"

"Klasik. Aku hanya akan mengeluarkannya dari tim. Itu saja. Kau tahu? Aku hanya tidak suka dengan orang yang tidak kompeten."

Suasana menjadi hening di ruangan tersebut, bahkan orang-orang yang dibawa oleh Drake tidak dapat berkata apa-apa. Mereka hanya ikut mengiyakan apa yang Drake bilang dengan suara kecil. Dari apa yang Lyra lihat, ia sudah paham apa yang terjadi di klub ini.

"Kak Nala, kurasa kau benar… aku tidak akan menemukan pilot yang bagus di dalam Wixxon Wings."

"Hooo, kau sangat menyakiti hatiku Lyra Starlove… Aku tidak tahu kalau anak kecil jaman sekarang sangat suka menghakimi orang lain."

"Benarkah?? Kurasa aku sudah punya cukup bukti kalau aku bisa 'menghakimi'mu Kak Drake."

Senyum dari raut wajah Drake memudar. Ia sekarang melihat Lyra sebagai seorang ancaman.

"Fakta bahwa kau tahu siapa diriku dan aku masuk ke sekolah ini sudah sangat jelas. Kau tahu dengan memberikan model frame Evogear lama untuk diperbaiki akan sangat sulit dilakukan, mengingat spare parts yang dibutuhkan sudah tidak lagi beredar luas. Apalagi kau meminta pengerjaannya diselesaikan secepat mungkin. Dengan kata lain kau berusaha mengeluarkan Kak Nala dengan memberikannya tugas yang sangat tidak masuk akal dan hendak merekrutku sebagai penggantinya. Caramu benar-benar licik Kak Drake!"

"HAHAHAHAHHAHAHA! AKU SUKA ANAK INI!!!"

"A-Apa benar seperti itu!? Drake!?"

"Yaaaa~ Apa boleh buat kalau sudah keburu tertangkap basah seperti ini. Yap… Anak kecil ini benar Nala. Aku tidak membutuhkanmu lagi."

"Ha??... Se-setelah semua yang kulakukan untuk tim ini!? SETELAH KITA MEMBANGUN TIM INI BERSAMA!!? DRAKE!!!"

"Akui saja Nala, kau juga sudah sangat sulit untuk mengikuti perkembangan tim kita, kan? Jadi menurutku sudah waktunya kita melakukan reboisasi kau tahu~"

"Menjijikan…" ujar Nala yang sudah cukup muak dengan semua perbuatan Drake. Perasaan campur aduk antara lega dengan kesedihan yang telah terbendung selama ini membanjiri hati Nala.

"Ah baiklah!! Begini saja, pakai cara lama… CODE OF FIGHTER!!"

"Code of Fighter??" Lyra tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Drake.

"Sebuah pertarungan dengan perjanjian. Drake senang menggunakan peraturan ini untuk membuat keuntungan sepihak dengannya," Jawab Nala menjelaskan kepada Lyra sembari berusaha menahan rasa gemetar atas tantangan langsung dan perlakuan Drake selama ini kepadanya.

"Aku tidak masalah melawan kalian berdua sekaligus loh~"

"Baiklah! Aku mengerti... AKU YANG AKAN MELAWANMU!!! Jika aku menang, kau harus memberikan keadilan dan rasa hormat pada Kak Nala!!" Ucap Lyra membela Nala.

"Hahahahahah!! SETUJU!! Ikut aku!!"

Nala kelihatan kebingungan dan panik, karena dirinya yang masih harus memproses semua perasaan dan kejadian tadi. Akhirnya ia bergegas membereskan barang-barangnya dari atas meja ke dalam tasnya dan menghampiri Lyra yang sudah memasangkan badan untuk membela dirinya.

"M-Maaf Lyra, aku akan menyusul… percayalah." Nala berlari pergi dari ruangan tersebut.

Nala berlari secepat yang ia mampu menuju ruang Osis. Ia sangat merasa bersalah dengan kekacauan yang terjadi akibatnya. Ia berlari dari lorong demi lorong menuju ruang Osis. Bahkan setelah beberapa guru menegurnya untuk tidak berlari di lorong tersebut, ia terus tanpa henti dengan sekuat tenaga secepat mungkin ingin sampai ke ruang Osis. Tanpa berpikir panjang dan tidak menahan kekuatannya Nala membuka pintu Osis dengan sangat keras dan terlihat seperti sedang mendobraknya. Kencangnya hantaman pintu tersebut membuat kertas-kertas di ruangan tersebut berterbangan.

"CARTER!! Oh... s-syukurlah kau di sini juga... Leo...!"

"Ada apa, Nala??" balas Carter.

"Code of Fighter. Di ruang klub Evogear… sekarang…"

"Oi Carter, kau tidak punya air minum??? Setidaknya berikan dia minum untuk menenangkannya. Atau kau mau permen? Aku punya banyak."

"T-Tidak perlu, kita tidak punya banyak waktu…"

"Siapa musuhnya kali ini?" jawab Carter.

"Lyra… Lyra Starlove!!"

"Astaga, Leo kau bisa urus ini? Aku tidak bisa ikut campur. Kalau Drake tahu Osis mengurusi urusan mereka, semua ini akan bertambah kacau!"

"Baiklah, jangan lupa soal traktiran untukku!!" Nala dan Leo bergegas menuju ruang Eskul Evogear.

(Pukul 1 lewat 20 menit, ruang klub Evogear)

"Ho ho ho, ku akui kau cukup berani, nak. Apakah perlu ku berikan sedikit keringanan?? Mungkin menyuruhmu melawan bawahanku?"

"Siaaaal… aku dengan mulut bodohku, kenapa aku bisa terjebak dalam masalah ini," pikir Lyra dalam hati.

Situasi Lyra saat ini benar-benar buruk. Tidak hanya dia tak pandai memiloti Evogear, Evogearnya juga yang masih belum selesai dikembangkan. Bahkan dapat dikatakan keadaannya tidak layak turun ke pertarungan.

"Dalam situasi seperti ini, apa yang akan dilakukan Justice Brother ya? Ugh…Bodohnya aku... tentu saja mereka tidak akan bertanding dengan Evogear setengah jadi seperti ini kan!?"

Keringat dingin mulai bercucuran dari kening Lyra. Ia berusaha mencari alasan atau jalan keluar dari situasi tersebut.

"T-Tunggu sebentar!! Hah...hah...hah…" teriak Nala yang hampir kehabisan nafas.

"Hooo ku kira siapa ternyata si mekanik tidak becus dan… ugh—"

Seketika Drake kaget melihat sosok yang ada di sebelah Nala. Rasa tegang dan takjub tergambarkan dari senyum canggung yang terlihat pada wajah Drake.

"He he he... Ohhhh~ Aku tidak percaya kau bisa mengajaknya ke sini! Ahahahha!! Bagus-bagus… lama tidak berjumpa, kawan."

"Aku kesini bukan untuk bincang-bincang santai denganmu, tahu? Lupakan saja apa yang terjadi saat ini Drake… lepaskan bocah itu dan tidak akan ada masalah diantara kita."

"Heee ayolah Leo, kekerasan tidak bagus, lho… lagi pula kau sangat tahu cara paling mudah untuk membuatku tunduk, kan?"

"Code of Fighter?"

"BENAR!!!"

Lyra melirik ke arah Leo dan Nala. Nala yang menyadari bahwa Lyra sangat tidak nyaman hanya bisa mengangguk menandakan situasi saat ini akan baik-baik saja.

"Mungkin kau ketinggalan berita tapi aku sudah bukan seorang pilot lagi Drake. Apalagi memiliki Evogear."

"Ya benar, tapi gadis kecil di belakangmu punya tuh~"

"E-Ehhh… punya sih tapi masih belum sempurna jad…"

"Selama Evogear-mu sudah bisa bergerak dan berjalan itu sudah cukup bukan? Apalagi kalau pilotnya mantan—"

"Cukup, Drake. Kau tidak bisa memaksa orang untuk melawanmu… Code of Fighter juga dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak, jadi…"

"Gadis kecil itu sudah setuju loh. Bahkan dia yang membuat kesepakatan awalnya, HAHAHAHA!!"

Leo menengok ke arah Lyra sambil menaikan sebelah alisnya tanda tidak percaya. Lyra hanya menjawab dengan senyum canggung dan mengangkat bahunya. Leo tidak memperkirakan bahwa Lyra benar-benar sangat ceroboh hingga dia mengusap wajahnya sendiri.

"Ini buruk."

"Leo, tidak bisakah kau menelpon seseorang dari toko untuk menjadi pilot pada pertarungan ini?" tanya Nala khawatir.

"Bisa saja, tapi karena kita buru-buru lari dari ruang Osis, aku lupa mengambil smartphone dari jaketku yang tertinggal di sana. Tapi aku bisa pinjam smartphonemu kalau boleh, aku hafal nomor seseorang—"

"Maaf, tapi aku tidak bisa memberikan Evogear-ku pada sembarang orang! Apalagi kalau orang tersebut menolak untuk menjadi pilot."

"Memangnya siapa juga yang mau menerima Evogear milikmu? Oi Nala kau punya Evogear yang bisa digunakan, bukan? Aku akan tetap menelepon seseorang."

Nala menggelengkan kepalanya. Ia sama sekali tidak memiliki Evogear yang bisa digunakan. Hanya ada sisa-sisa parts saja di dalam tas miliknya.

"Enak saja, aku belum bilang kesepakatan Code of Fighter dariku loh… Aku hanya ingin bertarung denganmu… Leo Maxon!! Tidak akan kubiarkan kesempatan ini pergi begitu saja. Jika aku menang aku ingin kalian menjadi bawahanku! Kehehehehe."

Situasi makin memburuk. Tidak hanya Leo tak mau menjadi pilot untuk melawan Drake, tetapi Lyra juga tidak mau menyerahkan Evogear-nya pada Leo. Nala menampar kedua pipinya membulatkan tekad dan mengenggam masing-masing tangan Leo dan Lyra.

"Kita tidak boleh egois!! Kita punya masalah yang sama dan jika kita berhasil di sini kita bisa menyelesaikan semua masalah yang terjadi sejak dulu. Kita bisa menghentikan Drake di sini, sekarang juga!"

Leo dan Lyra tertegun mendengar Nala yang bisa tegas seperti itu. Nala benar. Walaupun Lyra dan Drake baru saja bertemu, impresi yang ditinggalkan Drake bagi Lyra merupakan sebuah pencorengan terhadap dunia Evogear yang ia cintai. Sedangkan bagi Leo, Drake merupakan akar masalah yang selama ini membusukkan sekolah yang ia cintai. Mereka berdua punya masalah yang sama dan bisa diselesaikan di sini untuk selamanya. Leo dan Lyra mengangguk satu sama lain.

"Leo, aku tahu ini akan sangat berat untukmu. Maksudku menjadi pilot lagi setelah sekian lama… tetapi aku mohon… sekali ini saja."

Leo memejamkan matanya membulatkan tekad. Ia melirik ke arah Lyra dengan tatapan serius.

"Aku akan peringatkan padamu, mungkin pada pertarungan nanti akan terjadi sesuatu yang buruk… aku mau kau menghentikan paksa Evogear-mu jika kau merasa aku sudah kelewatan."

"Hmmm? Aku tidak mengerti, sih. Tapi baiklah!!"

"Jadi bagaimana?? Kalian sudah selesai berdebatnya?"

Leo dan Lyra sama-sama melihat kearah Drake dan mengarahkan kepalan tangan mereka padanya.

"YA!! KAMI TERIMA CODE OF FIGHTER-MU!!"

Illust: https://www.facebook.com/photo?fbid=207219821984603&set=a.207220338651218

Temui kami di fanspage: https://www.facebook.com/evogearunleashed

Terdapat juga theme song yang bisa dinikmati: https://www.youtube.com/@evogearunleashed7805

Dukung kami dengan menyukai dan membagikan karya kami, terima kasih~

Evogearcreators' thoughts