"Nay, gimana? Jadi beli pembalut, gak?" tanya Keenan, mengalihkan pembicaraan.
"Jadilah. Kalau gak beli, nanti nembus ke mana-mana, kan repot." Kanaya masih mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Aku aja yang keluar, yah. Kamu tunggu di sini aja. Istirahat. Oke?" Keenan khawatir istrinya pingsan jika memaksakan ikut keluar membeli pembalut. Mukanya masih terlihat pucat.
Keenan, bukannya tidak ingin direpotkan untuk menggendongnya, jika nanti Kanaya pingsan. Hanya saja, istrinya butuh istirahat cukup. Berharap, kondisinya yang membaik, bisa makin meningkatkan hasil CD4nya.
Bukan karena Keenan menginginkan segera memiliki momongan, akan tetapi Keenan berharap Kanaya bisa sembuh dan terbebas dari virus HIV. Terkadang Keenan merasa tidak tega, setiap hari. Dua kali sehari, Kanaya harus meminum obatnya, tanpa putus, dan tidak terlambat meminum obatnya. Agar virusnya tidak resisten atau kebal terhadap obat ARV, jika Kanaya lupa meminum obatnya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com