Suasana gaduh, dari halaman yang tiba-tiba menjadi hening seketika, membuat Asha penasaran, apa yang telah terjadi pada anak dan menantunya itu.
"Angga, mereka ke mana? Apa perlu kita cek?" tanya Asha, nadanya jelas khawatir terjadi sesuatu dengan menantunya.
"Gak, usah. Nanti kita malah ganggu mereka," jawab Angga enteng.
"Ganggu gimana?" tanya Asha, bingung.
"Ganggu kaya gini." Angga mencium bibir Asha begitu saja.
"Angga ... kalau anak-anak liat gimana?!" Asha protes.
"Ya, sama aja, dengan kita. Kalau kita ke sana. Kita ganggu merekalah," ucap Angga gemas. Asha mengangguk mengerti.
"Tapi, Kanaya gak pingsan, kan, ya?" tanya Asha lagi, masih khawatir. Matanya kemudian mencari-cari dari balik tirai jendela keberadaan anak dan mantunya itu.
"Nggak. Kalau Kanaya pingsan, Keenan gak akan diem aja," jawab Angga.
Tiba-tiba, pintu yang mengarah ke halaman belakang, tempat di mana Asha dan Angga mengintip, terbuka.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com