Seperti apa perkataan nekomimi-san, kita sampai di Volis dalam 3 jam. Ketika sampai, kita sedikit diperiksa oleh penjaga pintu gerbang. Tapi dengan identitas nekomimi-san dan usamimi-san, dan laporan mengenai penangkapan ketua bandit. Kita bisa masuk dengan mudah.
Setelah masuk ke kota, aku tidak merasa bersemangat. Walau nekomimi-san bilang kalau ini pusat wilayah. Kota ini tidak begitu ramai. Dibandingkan dengan Tokyo. Kota ini terlihat seperti desa.
Mengikuti usulan nekomimi-san, kita langsung pergi ke gedung serikat eksplorer untuk melaporkan apa yang terjadi. Ketika masuk, gedung yang tadinya ramai menjadi tenang dan sunyi.
Bukan tanpa alasan. Semua yang ada didalam gedung terpesona dengan Asmodeus, terutama para pria. Dan kejadian tidak diinginkan pun terjadi.
Seorang dengan badan kekar tinggi besar berjalan mendekat dengan tubuh sempoyongan.
'Another lost cause appear.' Akupun langsung face palm.
Tapi nekomimi-san dan usamimi-san terlihat sedikit cemas. Bahkan resepsionis juga terlihat cemas.
'apa mungkin pria ini kuat?'
'Asmodeus, menurutmu pria yang berjalan kemari kuat tidak?'
'Lemah, sangat lemah. Dia bahkan lebih lemah dari Pavlova.'
'Ah... Selemah itu? Kalau begitu kita tidak perlu menggubris pria ini.'
Mengetahui itu semua, aku dan Asmodeus berjalan menuju resepsionis-san.
"Knok, knok, Halo, ada orang didalam." Aku menggoda resepsionis-san.
"Eh... Ah... Iya, ada yang bisa saya bantu?"
"Apa kamu lihat wanita dan anak-anak yang ada disana? Mereka berasal dari Jurfast dan korban dari bandit. Aku berkesempatan menyelamatkan mereka. Dan sekarang aku mau menyewa beberapa orang untuk mengantar mereka pulang. Bisa beri tahu aku prosesnya bagaimana?"
Sebelum resepsionis-san bisa menjawab. Pria besar tadi memukul meja dan membuatnya sedikit ketakutan.
Bruuak...
'Oi... resepsionis-san, Kamu pria bukan? Kenapa kamu sudah ketakutan seperti itu?'
"Hei cantik bisa temani saya minum hari ini."
Aku dan Asmodeus hanya diam saja dan tidak merespon sama sekali.
"Resepsionis-san. Halo, apa anda masih hidup?"
"Eh.. ah... ada apa?" Dia terlihat gemetaran.
"Apa yang terjadi kalau anggota eksplorer menyerang warga biasa?"
"Ah.. eh... Hmmm.. itu... Ang..ngota...a...a...akan...ke...denda..." Dia begitu ketakutan.
"Kalau sebaliknya bagaimana, warga biasa "MEMBUNUH" seorang eksplorer didepan umum." Aku sengaja mengatakannya sedikit keras.
Pria besar itu tertawa dan diikuti oleh semua anggota yang ada disana.
"Hahahahahahahaha.... Bilang apa pria pendek ini? Membunuh eksplorer? Dengan lengan sekecil ini. Hahahahahahahaha..."
"Resepsionis-san bisa kamu jawab pertanyaanku?"
Resepsionis tadi tidak berkata apa-apa karena terlalu takut.
"Tidak hanya bandit. Eksplorer juga sangat goblok. Terlebih lagi. Organisasi yang mengatur eksplorer lebih "GOBLOK".
Semua anggota yang ada disana terlihat sangat marah.
"APA YANG KAMU BILANG BANGSAT!!!"
"Huhf. Sudah goblok, telinga juga tidak bisa dipakai."
Semua menjadi sangat marah.
"Eksplorer mabuk siang bolong, resepsionis juga banci."
BRUUUAK!!!
Pria besar tadi merusak meja resepsionis. Dan tanpa bicara lagi. Pria tadi mencoba untuk memukulku.
Dan Asmodeus memang benar. Pria ini sangan lemah. Sungguh-sungguh sangat lemah. Tidak jauh berbeda dengan ketua bandit tadi. Aku dengan lincah menghindari pukulan pria itu dan mendorongnya sedikit. Karena dia sedang mabuk dan tidak siap dengan apa yang tersadi. Dia tersungkur keras.
Semua yang ada didalam terlihat sangat terkejut.
"Huhf, apa ini eksplorer terkuat disini?"
"Mengecewakan."
Tidak hanya pria tadi, banyak anggota eksplorer sangat marah sekarang. Tidak terima dengan apa yang aku katakan. Dua eksplorer yang menggunakan pisau dan pedang mencoba untuk menyerangku. Tapi tidak berbeda dengan pria tadi, kedua pria baru ini juga tidak terlalu kuat.
Akupun menguap karena aku sudah mulai bosan. Melihat yang aku lakukan, ketiga pria itu kemudian bekerja sama untuk menghadapiku. Tapi karena mereka sangat lemah, aku tidak tertekan sama sekali.
Hingga akhirnya suara teriakan seseorang terdengar dari tangga.
"Ada keributan apa lagi ini!"
Tidak lama, pria kekar muncul. Pria itu berjalan seakan-akan dia penguasa tempat ini.
"Dee. Jangan biarkan pria itu mendekat."
Mendengar perintahku, Asmodeus langsung tersenyum sadis.
"Baiklah, master." Asmodeus kemudian menjentikan jarinya.
Seketika setelah itu. Pria itu terjatuh dan mencium lantai.
BRUUAK!!!
Dia berusaha berdiri, tapi tidak bisa melakukan apapun karena dia meresa ada tekanan sangat kuat yang membuatnya tidak bisa berdiri.
Dia mencoba melawan tekanan itu. Tapi, semakin dia mencoba melawan tekanan itu semakin kuat.
"Kamu sebaiknya tidak melakukan apapun. Ini urusanku dan pria goblok ini."
Aku kemudian melihat ketiga pria tadi dengan tatapan dingin.
Ketiga pria itu terlihat ketakutan. Tapi mereka mencoba melawan ketakutan mereka.
"BANGSAT!!!" Pria besar tadi berlari dan mencoba menyerang.
Tapi dengan satu pukulan di dagunya, dia langsung pingsan. Semua terkejut dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Nekomimi-san, bisa kamu bawa ketiga anak-anak itu keluar?"
Nekomimi-san sedikit bingung. Tapi karena dia terlalu takut untuk melawan, dia akhirnya menurut. Kedua nekomimi-san dan usamimi-san serta ibu-ibu dan dua remaja tadi keluar membawa ketiga anak-anak tadi.
"Kamu yang pakai pedang, apa kamu hidup sendiri?" Aku bertanya dengan suara dingin yang membuat dia sangat ketakutan.
"Jawab." Aku bertanya dengan nada sedikit marah.
"A...aku... Tinggal bersama istri dan anak perempuanku."
Aku menganggukkan kepalaku dan berbalik ke pria satunya .
"Dan kamu, apa kamu tinggal sendiri?"
"Aku.. ti...tinggal bersama ibuku dan adik perempuanku."
Aku menganggukkan kepalaku. Dan kemudian melihat ke salah satu eksplorer dan bertanya.
"Apa mereka berdua jujur?"
Eksplorer itu menganggukkan kepalanya.
"Mereka tinggal di distrik yang sama denganku."
"Baiklah. Bagaimana dengan pria yang pingsan itu?"
"Dia tinggal sendiri."
"Apa dia sering melakukan hal ini?"
Dia hanya menganggukkan kepalanya.
Aku kemudian melihat kesemua yang ada di dalam gedung. Sembari berjalan mendekati pria yang pingsan tadi. Mereka terlihat sangat ketakutan.
"Apa ada diantara kalian yang pernah dilecehkan oleh pria ini?"
Tidak ada yang menjawab. Tapi beberapa wanita memasang wajah marah.
"Ternyata ada."
Semua kaget mendengar ucapanku, terutama wanita yang memang pernah dilecehkan. Mungkin mereka berpikir "Bagaimana dia bisa tahu?" Padahal semua terlihat jelas diwajah mereka.
Aku kemudian berjalan mendekati pria yang sepertinya ketua serikat eksplorer.
"Anggotamu melakukan hal seperti itu. Apa tidak ada hukuman untuknya?"
Pria itu ingin menjawab tapi tidak bisa karena dia tidak bisa meggerakkan tubuh bahkan mulutnya.
"Karena kamu sebagai ketua serikat tidak bisa. Kalau begitu aku saja." Aku tersenyum sedikit bercanda.
Mata ketua serikat langsung melotot. Dan semua yang ada didalam gedung kaget.
Aku tidak perduli dan berjalan mendekati pria yang pingsan tadi. Kemudian aku menendangnya sedikit dan dia langsung tersadar. Tapi sebelum dia bisa bangun aku menginjak punggungnya agar dia tidak bisa berdiri.
Setelah itu, aku menarik tangan kiri pria itu. Diapun mencoba berontak hingga lantai dimana dia berada hancur.
"Kamu tahu, pikiranku sudah tidak nyaman dengan adanya bandit tadi, terlebih lagi aku menemukan kalau bandit itu menculik anak-anak dan wanita dan berencana menjual mereka sebagai budak ke Kebha Empire. Dan sekarang, kamu menambah ketidak nyamananku..."
AARRGGGGGG!!!!!
SPLAAATTER...
AARRGGGGGG!!!!!AARRGGGGGG!!!!!AARRGGGGGG!!!!!
Tangan pria itu terputus karena tarikanku yang sangat kuat. Tentu saja darah mengucur deras. Tapi dia masih mencoba untuk berontak.
Semua yang ada di dalam gedung hanya bisa memalingkan wajah mereka.
Tidak berhenti disitu, aku melanjutkan dengan menarik tangan kanannya.
"Tolong... Maafkan aku..." Pria itu memohon.
"Heh... Kamu bisa minta maaf. Apa kamu pernah memaafkan seseorang yang meminta maaf kepadamu?"
Seketika pria itu berhenti bicara.
"Aku sebetulnya orang baik. Tapi kalau ada orang yang menggangguku..."
SPLAAATTER...
AARRGGGGGG!!!!!AARRGGGGGG!!!!!AARRGGGGGG!!!!!
Tangan kanan pria itu putus. Dia berontak lebih keras dengan kedua kakinya
Kemudian aku menarik kaki kanan pria itu.
"Kamu tahu, Dee. Wanita itu punyaku. Aku tidak akan biarkan siapapun menyentuhnya. Tidak manusia, iblis, ataupun Tuhan. Jika ada yang berani. Tidak perduli siapapun mereka..."
SPLAAATTER...
AARRGGGGGG!!!!!AARRGGGGGG!!!!!AARRGGGGGG!!!!!
Kaki kanan pria itu putus.
Pria itu mencoba kabur dan merangkak menggunakan kepala nya.
"Kamu mau kemana?" Aku menginjak kepala pria itu.
BRUUUAK!!!
Kepalanya langsung tertanam dilantai. Aku kemudian menarik kaki kirinya.
"Sepertinya, kamu orang yang ditakuti disini. Sampai-sampai, kamu dibiarkan saja walaupun kamu sudah melecehkan benerapa orang. Karena ketua serikat tidak berani melakukan apapun..."
SPLAAATTER...
Kaki kiri pria itu putus. Dia sudah tidak punya tenaga untuk berontak. Aku kemudian mencengkram kepalanya dan mengangkatnya setinggi mungkin. Darah bercucuran kelantai dan juga mengotori pakaianku.
Dia sudah tidak terlihat seperti orang yang berusaha untuk hidup. Dia sudah tidak punya harapan lagi. Matanya sudah memutih. Dan air liur dan ingus keluar tak terkendali.
"Menjijikkan."
"Kamu tahu. Manusia harus diperlakukan seperti manusia. Dan sampah harus dibuang dan dimusnahkan."
Aku kemudian mencengkram kepalanya sekuat mungkin hingga akhirnya kepalanya hancur.
[Membunuh Eksplorer. Mendapat 50 exp]
"Huhf... Aku pikir tempat ini akan sedikit menyenangkan. Tapi kenyataannya, tempat ini menjijikkan."
"Master. Bajumu."
Aku melihat pakaianku setelah mendengar suara Asmodeus.
"Ahh... Tsk..."
"Dee, bersihkan semua ini."
Asap kemudian keluar dari kaki Asmodeus dan menyelimuti semua bagian tubuh pria besar tadi serta tubuhku. Tidak lama, tubuh pria tadi hilang dan tubuhku bersih kembali.