" Yugo. Ayo bertarung lebih serius" ucap Vic.
" Dengan senang hati "
Vic kembali bergerak. Ia mulai mulai menyerang dengan sihir angin yg ia bentuk menjadi sebuah pedang angin. Yugo masih bisa menghindari serangan itu. Semua serangan Vic berhasil ia hindari. Menyadari serangannya tak mempan, Vic mengganti taktiknya. Tiba-tiba saja ia menghilang dari pandangan Yugo.
" M-menghilang?! " Pikir Yugo. Ia sedikit terkejut " tidak, ini pasti sihir ilusi "
" Maaf, aku tak punya sihir seperti itu.."
Suara itu terdengar di belakang Yugo. Sontak Yugo menoleh kebelakang. Tak ada siapa-siapa. Tanpa ia sadari, sebuah luka gores terbentuk di lengan Yugo. Itu serangan angin Vic. Serang lain terus berdatangan dari arah yg tak diduga.
" Aku sudah tau kemampuan mu. Kau tak bisa menahan serangan yg terlalu mendadak. Disaat seperti ini tak ada yg bisa kau lakukan " ucap Vic
" Sial, kau sudah sadar ya.." ucap Yugo." Tapi terimakasih ya, berkat kau aku bisa tahu trik apa yg kau pakai.."
Yugo merapal sihir lain. Dari lingkaran sihir yg ia buat, kepulan asap hitam keluar. Asap itu menutupi arena. Perlahan Vic mulai terlihat. Ia sedikit terkejut melihat apa yg Yugo lakukan.
" Ada apa ini? Apa yg kau lakukan?"
" Yg kau lakukan dari tadi hanya berlari dengan kecepatan yg diluar nalar manusia. Karena itu mata manusia tak bisa menangkap pergerakan mu. Aku menyadarinya dari suaramu. Itu terdengar mendekat lalu menjauh. Itu karena rasa sombongmu yg melebihi batas." Jelas Yugo " tenang saja. Sihir ku ini hanya akan memperlambat gerakanmu. Mulai sekarang kau tak bisa menggunakan kecepatan yg kau banggakan itu"
Yugo mengeluarkan sebuah bayangan yg berbentuk seperti tombak. Yugo akan menyerang fisik Vic dengan senjata itu. Vic pun berusaha melakukan sesuatu.
" Air Push "
Vic menggunakan Air Push untuk menghilangkan asap hitam itu. Tapi efek dari asap itu masih ada. Gerakannya jadi lebih lambat dari sebelumnya. Yugo bisa menyerang Vic sesukanya sekarang. Ia maju dengan tombak bayangan itu dan hendak menyerang Vic. Buru-buru Vic menggunakan sihir pelindung anginnya. Serangan Yugo sempurna ditangkis.
" Oh, boleh juga. Kalau begitu coba kau tangkis ini" ucap Yugo " Dark Obsidiant Core"
Yugo menembakkan bola sihir hitam kearah Vic. Ketika mengenai pelindung Vic, bola Italia pecah dan menjadi asap hitam. Tapi itu bukan asap hitam seperti yg tadi. Ketika menghirup asap itu, perlahan Vic merasa dirinya melemah. Seakan manna nya keluar tanpa henti. Vic sadar, asap ini adalah racun.
" Lebih baik jangan menangkis bola itu. Bola itu akan mengeluarkan asap jika dipecahkan. Itu memang bukan asap yg mengandung racun mematikan tapi kau harus berhati-hati." Ucap Yugo. " Racun dari asap Obsidiant hitam ini akan memaksa sebagian besar Manna mu keluar. Seperti urat nadi yg bocor. Manna mu akan terus keluar kalau kau menghirupnya. Kau tahu apa yg akan terjadi kalau itu terus terjadi kan?"
" Sial, jadi aku hanya bisa menghindari nya saja.." jawab Vic.
Yugo kembali menembakkan bola-bola hitam itu. Dan kali ini, Vic hanya menghindarinya dan membiarkan bola itu melesat sampai menempel di dinding arena.
" Boleh juga. Kalau begitu aku tak akan segan-segan" ucap Yugo.
Yugo kembali menembak. Kali ini ia menembak sambil berkeliling memutari arena. Vic yg berada di tengah arena dengan lincah menghindari semua serangan Yugo. Bola hitam itu tak secepat pergerakan Vic, walaupun pergerakannya menjadi lebih lambat karena efek asap hitam yg sebelumnya. Yugo terus menyerang sampai ia memutari arena yg berbentuk lingkaran itu dengan sempurna.
" Ini sudah cukup.." pikirnya.
Yugo berhenti tepat setelah ia kembali ke titik awal ia menyerang. Kali ini ia mengeluarkan bola hitam lain
" Gravitation Dark Core"
Bola yg Yugo munculkan kali ini lebih kecil dari yg sebelumnya. Ia hanya seukuran bola tenis. Bola itu tak ia lempar, melainkan terus berada di tangannya. Yugo pun bersiap melakukan teknik Shadow Spear seperti yg ia lakukan sebelumnya.
Vic menyadari hal itu dan melesat pergi menjauh sesaat setelah Yugo melesat ketempatnya berada. Kali ini ia yg berlari mengelilingi arena. Ia tahu kalau Yugo pasti akan menyerang dengan bola hitam kecil ditangannya itu. Vic terus berlari sambil memperhatikan Yugo yg sedang mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Ia berpikir ini saat yg tepat untuk menyerang balik.
" Sepertinya ia mulai lengah. Ini kesempatanku untuk.."
Tanpa ia sadari, sebuah lubang hitam muncul didepannya. Karena ia sedang fokus memperhatikan gerak-gerik Yugo dan tak menoleh kedepan, ia langsung memasuki lubang itu. Ia kembali muncul dari lubang hitam lain yg ada diatas tangan Yugo. Tepat dua centimeter dari bola hitam itu.
" G-gawat!!"
" Skak mat, Ammon Vic"
Tubuh Vic mengenai bola hitam itu. Sontak tubuhnya merasa seperti disentrum sesuatu. Tapi selain itu, ia tak merasakan apapun.
Setelah melakukan serangkaian serangan itu, Yugo bergerak menjauh.
" Apa yg kau lakukan Yugo? Sihir apa itu tadi?" Tanya Vic.
" Gravitation Core On"
Yugo tak menjawab pertanyaan Vic dan mengucapkan sesuatu yg aneh. Itu terdengar seperti mantra sihir. Setelah Yugo mengatakan itu, Vic merasa sesuatu yg aneh sedang terjadi. Bola-bola hitam yg tadi ia hindari dan menempel didinding arena itu kembali bergerak. Ia melayang dan melesat ke arah Vic seakan ia adalah sebuah magnet. Vic sadar. Ini sihir gravitasi. Yugo membuat dirinya manjadi titik tumpuan gravitasi bola-bola itu. Itu artinya, ia akan terus menjadi incaran bola-bola itu sampai mereka hancur.
" G-gawat! Dasar kau Yugo!!" Teriak Vic." Air Manuver!"
Vic menggunakan Air Manuver. Ia membuat tubuhnya menjadi ringan dan melesat keatas seperti jet yg didorong angin. Ia terus melesat keatas arena diikuti bola-bola itu. Ia panik. Jika bola-bola itu menghantamnya entah apa yg akan terjadi. Tapi batas arena pertarungan menghentikan langkahnya.
Diatas arena, sebuah sihir penghalang muncul dan membuatnya tertabrak. Bola-bola itu tetap mengejar. Dan ia tak akan bisa melewati penghalang itu. Ia memutuskan untuk kembali.
Vic kembali melesat kebawah ketika bola-bola itu melesat naik keatas dan berbalik kebawah mengejarnya. Ketika sudah sampai di tanah, Vic buru-buru membuat sihir pelindung yg lebih kuat. Mungkin itu sihir pelindung terkuat yg pernah ia buat. Tapi bola hitam itu terus mengejar dan mengelilingi sihir itu. Bola itu mengapit dan menggores sihir pelindung itu. Vic tak bisa menahannya terlalu lama. Perlahan sihir pelindung itu mengecil, mengecil, dan akhirnya ia hanya bisa melapisi tubuh Vic. Saat itulah bola-bola itu pecah. Ledakan asap yg besar itu membuat arena penuh dengan asap. Vic tak terlihat.
" Apa yg terjadi? Dimana Vic? " Tanya Sirius.
" Sepertinya ini sudah berakhir. Si bodoh itu tak mengecewakan kita" ucap Alice.
" Sebagai seorang teman, kata-kata mu itu keterlaluan Alice" ucap Envy.
Para guru menjadi sedikit heboh karena trik Yugo barusan.
" Trik macam apa itu? Aku tak percaya sihir itu bisa membuat kehebohan ini" gumam seorang guru.
" Ini adalah sebuah trik yg ia buat sendiri untuk menghadapi lawan dengan kecepatan yg tak dapat ia tandingi.. Jail Of Wisdom" Jawab kepala sekolah " sekali tertangkap tak ada yg bisa lolos "
" Itu benar-benar trik yg hebat"
" Ya. Itu karena ia memang seorang penyihir yg hebat"
Yugo terus berdiri didepan gumpalan asap itu. Ia berdiri dengan penuh kemenangan. Tapi ada satu kekhawatiran. Ia mulai tertular si Sirius yg bahkan mengasihani lawannya. Karena ia tahu efek dari trik itu, ia sedikit gelisah.
" S-sepertinya aku sedikit berlebihan.." gumam Yugo.
Tubuh Vic mulai terlihat di balik kepulan asap. Ia berdiri sempoyongan ditengah lapangan. Sekejap kemudian, ia jatuh tak sadarkan diri diatas tanah.
" O-oi Vic, kau baik-baik saja?!"
Dengan tumbangnya Vic, Yugo resmi dinyatakan sebagai pemenang. Sesuai dari kesepakatan para guru. Dan juga kesepakatan yg mereka berdua buat. Mulai sekarang, Yugo akan dikenal sebagai penyihir terkuat sekolah militer Barelight. Sirius, Alice , dan juga envy akhirnya mengakui kekuatan Yugo. Ia tak main-main dengan sebutan penyihir terkuat. Ia memang penyihir terkuat yg pernah mereka temui.
Semenjak hari itu, tingkat kepopuleran Yugo meroket. Ia menjadi topik terhangat sekolah itu. Para penggemarnya mulai bermunculan. Mulai dari teman sekelas sampai kakak kelas mereka bermunculan hendak menyapa si penyihir terkuat itu. Hal itu membuat waktunya bersama teman sekamarnya itu berkurang.
Sirius duduk sendirian dikamar. Ia tak ditemani seorang pun. Sampai Envy masuk. Ia sedikit kaget karena menyadari ada Sirius disana.
" Ada apa Envy? Kau terlihat kaget" tanya Sirius.
" Tidak ada.." jawab Envy. Ia ikut duduk bersama Sirius." Sirius.. akhir-akhir ini Yugo sangat sibuk ya..."
" Ya. Begitulah nasib seseorang yg baru saja naik daun. Tidak perlu khawatir" jawab Sirius.
" A-aku tidak mengkhawatirkan nya. Malahan aku jadi khawatir padamu" jawab Envy tersipu. Sirius menatap heran. " Kau dan Yugo teman baik kan? Dan sekarang hubungan kalian sedikit menjauh. Apa kau tidak kesepian?"
Sirius terdiam. Memang benar yg dikatakan Envy. Ia dan Yugo adalah teman baik. Mereka berdua selalu bersama. Setidaknya sebelum para penggemarnya itu muncul.
" Kalau aku menjawab tidak, itu berarti aku berbohong. Aku memang merasa sedikit kesepian.Tapi aku tidak boleh melarang mereka mendekati Yugo kan? Kalau aku melakukan itu berarti aku ini orang yg egois" jawab Sirius." Lagipula aku tidak terlalu kesepian kok. Bukannya aku masih memiliki Envy dan Alice? Aku masih memiliki kalian berdua. Aku tak akan kesepian selama kalian masih ada"
Envy tersentak. Entah kenapa kata-kata itu membuatnya senang. Dimatanya, Sirius terlihat dewasa. Ia terus menatap Sirius sejak tadi sambil tersenyum. Saat ini hanya ada mereka berdua. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk mengatakan itu.
" A-anu Sirius..aku ingin mengatakan sesuatu.." ucap Envy. Mukanya mulai merona.
" Ada apa? Katakan saja" ucap Sirius. " muka mu memerah. Apa kau sakit?"
" B-bukan begitu. Hanya saja...ini bukan perkataan yg bisa kukatakan begitu saja" gumam Envy. Ia berusaha mengumpulkan semua keberaniannya." A-anu.. sebenarnya.."
" Sebenarnya?"
" Sebenarnya...aku menyukaimu, Sirius" ucap Envy malu. Muka merahnya sudah sampai batas.
Tentu saja pernyataan tiba-tiba itu mengejutkan Sirius. Ia tak memiliki pengalaman tentang rasa yg disebut cinta itu.
" A-apa? Bangsawan sepertimu menyukai rakyat jelata sepertiku?! " Tanya Sirius. Ia masih tak percaya dengan apa yg barusan ia dengar.
" I-itu benar, Envy Lux, anak tunggal keluarga Lux ini menyukai Sirius Invery yg seorang rakyat jelata ini!!" Jawab Envy setengah berteriak.
" G-gawat! Apa yg harus kulakukan?! Sialan kau Yugo! Dimana kau disaat aku membutuhkan pertolongan mu ini?!" Pikir Sirius. Tapi percuma jika ia mengharapkan bantuan Yugo saat ini. Ia harus berusaha. " S-sejak kapan kau mulai menyukaiku.. Envy?"
" Sebenarnya... setelah tiga bulan kita bersama" Jawab Envy." Sejak saat itu aku sudah melihat banyak hal yg menakjubkan di dirimu.. seperti kau yg baik pada semua orang termasuk lawanmu..dan kau yg tak mau temanmu terseret dalam masalah pribadi mu.."
" Begitu ya...ya, tidak ada alasan untukku menolak" pikir Sirius. Sebenarnya, ini sangat membuatnya bahagia." Envy.. sebenarnya aku juga sama sepertimu"
" Eh? A-apa maksudmu?"
" Sebenarnya aku menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu.. seperti cinta pandangan pertama" jawab Sirius. Ia tersenyum lembut " apalagi ketika kau mau menerima ku sebagai keluarga...itu sangat membekas di hatiku"
" Sirius..jadi itu artinya"
" Envy Lux.. kumohon tetaplah bersamaku" ucap Sirius. " Maukah kau menjawab perasaanku ini? Bersediakah kau menjadi pacarku?"
" Ya. Tentu saja!" Jawab Envy tersenyum puas. Ia mulai menangis senang.
Suara tepuk tangan terdengar dari arah pintu. Dimana mereka berdua melihat dua teman baik mereka sedang menyaksikan kejadian ini.
" Selamat Envy, Sirius. Perasaan kalian berdua terbalaskan" ucap Yugo dan juga Alice dari depan pintu.
" Keparat kau Yugo!! Apa yg kau lakukan dari tadi?!" Teriak Sirius dengan mukanya yg memerah.
" Maaf, sebenarnya kami mau masuk sebelum Envy mengatakan pernyataan itu tadi.." ucap Yugo.
" Tapi karena kelihatan seru.." Alice tersenyum lebar " kami lihat saja sampai selesai"
" K-kalian ini!"
" Yah sudahlah. Yg penting apa sekarang suasana hati kalian sedang bagus?" Tanya Alice.
" Y-ya... begitulah" jawab Sirius
" Suasana hatiku benar-benar bagus hari ini" jawab Envy.
" Kalau begitu aku akan menyampaikan kabar baik" ucap Alice.
" Apa itu?"
" Mulai besok, si penyihir terhebat ini akan mengajari kalian cara menguasai sihir dengan baik" ucap Alice.
" Bukan hanya kalian berdua, kau juga akan ikut Alice" sambung Yugo. " Kita perlu jadi lebih kuat untuk melindungi satu sama lain"
" Jadi itu artinya.. mulai besok kau akan mengajari kami?" Tanya Envy. Yugo mengangguk
" Aku akan mengajari kalian Agara bisa jadi lebih kuat." Jawab Yugo. Kali ini ia menggunakan muka seriusnya
" Wah, ternyata kau juga bisa menggunakan ekspresi seperti itu." Ucap Alice.
" Baiklah, kalau begitu mohon bantuannya, master"