66.kakak
Kepala ku terasa berat, perlahan kesadaranku mulai kembali. Badanku dapat ku gerakkan sedikit meski tubuhku masih lemah.
'Huh? Apa yang kulakukan selama ini disini? '
Ruangan yang sama, kegiatan yang sama. Pelayan masuk dan mulai menyentuh tubuhku. Kejadian seperti ini selalu terulang setiap hari. Kenapa sebelumnya aku tidak merasa aneh?
Dua orang pelayanan masuk kedalam kamarku. Aku mulai melihat kearah mereka yang membawakan ku makanan.
" Nona Venus, saatnya makan pagi. "
Tidak menunggu jawaban dariku, mereka langsung duduk didekatku dan menyuapkan makanan kedalam mulutku.
"Ukh"
Aku sedikit tersendak dengan suapan makanan itu. Mereka memperlakukanku seperti orang cacat. Aku menggerakkan kepalaku sambil menatap pelayan wanita yang menyuapkan makanan kedalam mulutku. Mata kami bertatapan.
'Kenapa pandangannya seperti ini? '
Pelayan didepanku ini tampak tidak asing, seperti seseorang yang kukenal.
Hampir saja aku berbicara kepadanya, tetapi anehnya pelayan itu memberikan signal untuk diam dengan meletakkan tangannya ke tanganku. Seperti tahu apa yang sedang kupikirkan. Dia hanya diam sambil menyuapkan lagi makanannya. Matanya memandangku seakan banyak hal yang ingin dikatakan olehnya.
" Saatnya minum obat nona. "
Pelayan didepanku membuka kertas yang berisi bubuk obat dan mendekatkan wajahnya padaku sambil berbisik.
" Obat ini telah kutukar, percayalah padaku. Minum saja, jangan membuat pelayan itu curiga kalau kau telah sadar. "
"! "
Suara ini.... Ini adalah suara yang familiar.
Aku membuka mulutku dan menelan semua bubuk putih yang dituangkan didalam mulutku.
" Persiapkan baju nona, aku akan siapkan air mandi untuk nona dulu. "
Pelayan yang mengawasi dibelakangku pergi menyiapkan air untuk membersihkan tubuhku dikamar mandi. Saat itu, pelayan yang berada didepanku mulai menarik tanganku dan membisikkan sesuatu dengan pelan.
"Venus, ini aku sheriel. "
"! "
Aku membelalakkan mataku. Wanita ini adalah Duchess sheriel, apa yang dilakukannya diruangan ini?
" Jangan berbicara dan mengatakan apapun. "
".... "
"Dengarkan baik-baik perkataanku. "
Aku menganggukkan kepalaku dan diam sesuai yang dia inginkan.
" Rowan telah memberikanmu obat penenang untuk mengontrol dirimu. Aku telah menukar obat itu beberapa hari ini. Karena itu hari ini kau mulai tersadar. "
" ... "
"Apakah kau tahu siapa aku? "
Venus kembali mengangguk pelan.
" Bagus, efek obat itu sudah mulai menghilang. "
" Mungkin masih akan susah untuk menggerakkan tubuhmu karena masih tersisa efek obat itu di dalam tubuhmu. "
Venus menggenggam selimutnya dengan kedua tangannya untuk menyembunyikan amarahnya. Rowan memberikannya obat penenang untuk mengontrolnya, kenyataan ini membuatnya sangat marah.
" Tenangkan dirimu dulu. Jika kau ingin keluar dari tempat ini, kau harus pura-pura berada dalam pengaruh obat. "
"... "
" Jangan tunjukan ekspresi apapun dan jangan biarkan siapapun mengetahui bahwa kau telah tersadar. "
"Duchess, kenapa anda membantu ku? "
Sheriel menempatkan jari telunjuknya didepan mulut Venus.
" Pelan kan suaramu, aku tidak punya waktu untuk menjelaskannya padamu sekarang. Lakukan dulu yang kuperintahkan padamu. "
Venus kembali mengangguk pelan.
" Tunggulah sebentar lagi, aku akan mencoba mengeluarkanmu. Kau harus pulih dulu. "
Saat ini yang terpenting adalah mengembalikan tubuh Venus seperti semula. Terbebas dari pengaruh obat Penenang yang membuatnya tidak dapat berpikir adalah tujuan yang paling penting. Untuk keluar dari ruangan ini, Venus harus bisa menggerakkan tubuhnya dengan baik.
'Sudah berapa lama aku berada dalam kondisi kurang sadar? '
Rasanya ingin menangis saat ini juga, namun semua ini belum selesai begitu saja. Sesuatu yang terpenting telah dilupakan olehnya selama dalam pengaruh obat.
Tujuannya, perasaanya dan orang yang paling berharga untuknya. Semua itu sekarang telah kembali.
Situasi seperti ini tidak boleh terjadi lagi. Jika harus memilih, lebih baik aku memilih kematian daripada hidup seperti boneka.
'Aku akan keluar dari tempat ini. '
*****************************************
"Yang mulia pangeran, Duchess trochel datang mengunjungi anda. "
Maxi yang sedang sibuk mengurus berkas kerjasamanya menghentikan pekerjaanya sejenak. Adiknya sheriel bukanlah adik yang mencarinya tanpa alasan apapun. Melihat adiknya telah datang sendiri ke istana untuk mengunjunginya, pastilah ada alasan yang mendesak.
"Persilahkan dia masuk. "
"Baik yang mulia. "
Pintu ruang kerja pangeran dibuka, sheriel yang mmemakai gaun biru polos masuk kedalam ruangannya dengan wajah yang terlihat kurang baik. Wajah itu terlihat cemas, maxi adalah orang yang cepat tanggap dalam melihat raut wajah seseorang. Walaupun adiknya tersenyum dan menyapanya, terlihat kesedihan yang terpancar dari wajahnya.
"Kakak! "
Sheriel langsung berlari memeluknya seperti anak kecil. Maxi menepuk pelan kepala adik perempuannya itu dan membawanya duduk bersama di sofa ruangannya.
"Ada masalah apa sheriel? "
Setelah terdiam beberapa saat dengan raut wajah yang suram akhirnya sheriel menyampaikan permasalahan nya.
" Tolong aku kak, hanya kakak yang dapat menolongku. "
Wajah maxi yang tenang itu akhirnya menengang mendengar permintaan adiknya. Masalah apa yang menimpanya sehingga dia meminta pertolongan dengan wajah sesedih itu.
" Katakanlah padaku apa yang terjadi. "
"Aku ingin kakak membantu ku untuk menyelamatkan seseorang. "
Sheriel memandangi mata maxi dengan berkaca kaca.
" Seseorang telah dikurung oleh suamiku. "
".... Dikurung oleh duke? "
Sebenarnya apa yang telah dilakukan Rowan hingga sheriel menjadi seperti ini? Entah kenapa perasaan maxi menjadi tidak tenang. Siapa yang dikurung oleh rowan?
" Apakah kakak mengenal kekasih Elliot? "
Maxi tersentak sejenak, kenapa sekarang sheriel mengungkit kekasih Elliot. Bukankah itu Venus, apa mungkin ini berkaitan dengan Venus?
" Aku mengenalnya, katakan padaku apa yang terjadi! Siapa yang disekap? "
Sheriel melihat maxi yang tampak sangat cemas, dari pandangan matanya yang bergetar tampaknya pangeran maxi mengenal Venus.
" Kakak kenal Venus? "
".... Dia temanku. "
' teman? Venus berteman dengan putra mahkota? '
Terlepas dari rasa ingin tahunya tentang bagaimana Venus dapat berteman dengan kakaknya. Sheriel memilih untuk tidak memikirkan hal itu sekarang.
" Dia orang yang disekap oleh Rowan. "
Prank....
Gelas yang teh yang dipegang oleh maxi terjatuh ke atas lantai karena dirinya yang terlalu syok mendengar hal itu. Wajahnya terlihat sangat marah.
" Rowan! Kenapa dia menyekap Venus? "
Sheriel menundukkan kepalanya. Harga dirinya terasa terinjak-injak jika harus mengatakan kebenarannya kepada kakaknya. Namun saat ini dia tidak memiliki pilihan lain.
" Rowan mencintai wanita itu. "
Maxi terdiam, matanya terlihat tajam dan penuh amarah. Rowan mencintai Venus? Hal ini tidak pernah dipikirkan olehnya. Pikirannya hanya ada satu hal, dia sangat khawatir dengan keadaan Venus yang berada didalam kediaman Teochel.
"Sialan! Dia telah memiliki seorang istri tetapi masik mengurung wanita lain! "
"Masih ada permasalahan lain kak. "
"! "
" Dia memberikan obat ilegal pada Venus sehingga Venus kehilangan kesadarannya. "
"! "
Maxi segera berdiri dari tempat duduknya dan mengambil jubahnya. Dengan cepat maxi berjalan meraih daun pintu ruangan kerjanya. Sheriel segera menarik tangannya dari belakang untuk menahannya.
" Tunggu kak. "
" Aku harus menyelamatkannya sekarang! "
Tubuh maxi bergetar hebat, wajah cemasnya terlihat seperti ingin menangis.
" Tahan dulu keinginan kakak! Tidak boleh sembarangan bertindak dulu? "
" Tapi Venus sedang dalam bahaya!!! Benar-benar sialan!!! Rowan van trochel... Beraninya dia.... "
"Aku telah menukar obatnya, Venus telah tersadar kak. Karena itu, tahan dulu keinginan kakak yang ingin menyelamatkanya tanpa perencanaan ini. "
Setelah berhasil menenangkan maxi yang terlihat akan menyerang kediaman trochel saat itu juga. Sheriel kembali menjelaskan rencananya kepada maxi.
Untuk terbebas dari campur tangan raja, sheriel akan memberikan kasus ini kepada maxi. Saat ini maxi tidak dapat menyerang kediaman trochel hanya karena seorang wanita yang bahkan bukan bangsawan. Senjata yang dapat digunakannya untuk menekan Rowan hanyalah bukti transaksi obat ilegalnya.
Jika maxi menyelinap masuk kedalam kediaman dengan alasan pelanggaran hukum Duke trochel dalam jual beli obat ilegal, pihak kerajaan tidak akan dapat menyalahkannya.
" Jadi kau akan mencuri surat transaksi pembelian obat penenang itu? "
" Benar, tunggu kabar dariku. Setelah mendapatkan buktinya, aku akan mengirimkan surat pada kakak. "
"..... "
"Kak... "
"..... "
"...Kakak? "
Wajah maxi masih terlihat seperti ingin menangis. Pikirannya tidak dapat lepas dari Venus. Membayangkan Venus yang dipaksa meminum obat terlarang itu saja sudah membuat darahnya mendidih. Tubuhnya bergetar hebat karena menahan diri untuk mencabut pedangnya. Saat ini, ingin sekali dia menebas kepala Rowan van trochel.
"Aku mengerti, segera berikan aku kabar. "
"Baik kak, Terima kasih telah mendengarkan keinginanku. "
Maxi menatap adiknya yang terlihat sedih. Tampaknya pernikahan yang diatur oleh ayahnya telah menghancurkan hidup adik perempuan satu-satunya.
"Apakah kau baik-baik saja? "
"...... Aku tidak baik-baik saja. "
Maxi berjalan beberapa langkah untuk mendekati sheriel dengan kedua tangannya, maxi memeluk sheriel dengan pelan.
"Maafkan aku... "
"Kenapa kakak yang meminta maaf padaku? "
" Karena kakakmu ini tidak memiliki kekuatan untuk melindungimu dari pernikahan yang diatur oleh Raja. "
"Dari awal kita memang tidak memiliki pilihan bukan? Aku memang terlalu naif ketika merasa bahwa Rowan adalah takdirku. "
"Benar... Kita memang tidak punya pilihan apapun. "
Sheriel melihat wajah maxi yang terlihat sedih ketika membicarakan pernikahan yang diatur raja. Mungkin saja kakaknya yang playboy itu juga merasa tidak senang dengan pengaturan raja padanya.
" Apakah kakak juga merasakan hal yang sama dengan pertunangan kakak? "
"..... Dari awal kita hanya alat untuk raja. "
Maxi ternyenyum kecil. Senyuman itu terpancar kesedihan yang mendalam.
" Kakak masih dapat membawa selir yang kakak sukai. "
Maxi terdiam sejenak. Wajahnya terlihat serius. Ketika sheriel memandangi mata kakaknya, dia tahu bahwa ada sesuatu yang berubah dari kakaknya.
"Tidak ada dan tidak akan pernah ada selir. Aku memutuskan hanya cukup satu orang saja ratuku, jika memang bukan orang itu, tidak akan ada ratu di Kerajaan ini selanjutnya. "
Mata sheriel membulat mendengar perkataan yang menggungcangkannya.
Kakaknya yang tidak pernah serius terhadap wanita ini terlihat sangat berubah. Dari mulutnya terucap akan menikahi dan mengangkat seorang wanita saja untuk menjadi ratunya. Perkataan itu mengejutkannya.
"Kau kakak ku? Katakan, apa kau orang lain yang masuk ketubuh kakakku? "
Maxi menjentikan tangannya ke dahi sheriel untuk menyadarkan adiknya.
" Kakak serius? "
"Aku juga bertanya pada diriku sendiri, apa aku ini bukan diriku. "
"Kakak telah banyak berubah. Tapi aku menyukai kakakku yang sekarang. Berjuanglah untuk melawan ayah. "
" Tunggulah, aku akan melindungi mu juga adikku. "
Rencana untuk menyelamatkan Venus dimulai dari sekarang.