webnovel

Duke tua adalah wanita cantik

Judul : the old Duke was a pretty lady Venus aktris cantik mengakhiri hidupnya dengan meminum sebotol penuh obat tidur, membawanya ke dunia novel. Ketika membuka matanya, seorang wanita paruh baya memanggilnya. " Sayang, anda sudah sadar. " 'Hah??? Sayang? Siapa wanita ini? ' "Anda siapa? " "Yang mulia Duke kehilangan ingatannya" "Siapa itu Duke? " ' aku Duke??? ' Sebentar coba aku jabarkan dulu. •Pertama, aku masuk ke dunia novel karena tubuh asliku meninggal. •Kedua, aku masuk ketubuh lelaki! Bukan tubuh wanita tetapi tubuh lelaki!!! •Ketiga, lelaki ini lelaki tua yang bergelar Duke dan telah memiliki istri!!!! Bukan cuma satu istri tapi 3 istri!!!! Apa-apaan ini? Tubuh Duke yang berubah menjadi tubuh wanita Venus ketika matahari tenggelam. " Hai nona malaikat" Lelaki yang tampan dengan rambut hitam menyapanya. Muncul lagi seorang lelaki aneh yang tampan dikamarku. Siapa lagi ini??? " Hai nona hantu" " Dasar lelaki hidung belang !" Eh.. Eh.. Sebentar kenapa semuanya jadi aneh begini?

Hanhyonju_13 · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
98 Chs

61.prison

61. Penjara

[Jangan lupa review yah🥰]

Didalam ruang doa utama kuil suci takdir, saintess ariel berdiri disamping pendeta tertinggi kuil mortinus vierre sicoz sambil memberikan berkat kepada para penduduk yang datang untuk berdoa.

Ariel yang memakai gaun putih saintess, tersenyum manis kepada penduduk yang maju satu persatu untuk menerima berkatnya.

"Saintess ariel. "

Pendeta tertinggi mortinus yang berdiri disebelahnya memanggilnya dengan pelan sambil melihatnya dengan tatapan bangga.

"Tugas ini memang cocok diberikan kepadamu. "

Ariel tersenyum kecil mendengar sanjungan dari Pendeta tertinggi kepadanya.

" Memang seharusnya seperti itu. "

Ariel menjawabnya dengan suara yang sepelan mungkin.

"Pengaturan dewa telah diberikan  kepadamu. Jangan mengecewakan dewa. "

Perkataan Pendeta tertinggi itu terdengar seperti peringatan untuk menegaskan kembali perannya.

Perkataan itu tidak membuat ariel merasa tidak senang. Tempat yang didapatnya melalui pengaturan dewa itu memang sudah sewajarnya menjadi miliknya.

" Berkat dewa ini tidak akan saya sia-siakan. Saya akan memerankan peran saya dengan baik. "

Pendeta mortinus mengetahui dengan jelas sifat asli Ariel yang egois. Bagaimanapun juga ini adalah takdir yang diatur oleh dewa. Dewa telah memusatkan dunia ini pada Ariel untuk menjadi cahaya keselamatan kerajaan emerland. Kuil dan pengikutnya hanya dapat menjaga dan mematuhi segala pengaturan yang ada. Jika wanita yang berpura-pura baik ini memang pahlawan yang telah diatur oleh dewa, maka dia yang sebagai Pendeta tertinggi inilah yang harus berusaha mewujudkannya.

'Wanita ini harus menjadi saintess sempurna, walaupun hanya luarnya saja. '

Wanita tua yang terlihat sakit-sakitan berlutut didepan kaki saintess Ariel. Sambil memeluk kakinya dengan erat wanita tua itu terus menangis.

" Saintess.... Berikan lah saya kesembuhan"

Wanita tua itu terlihat sakit-sakitan. Tampaknya hanya berkat dari saintess lah yang menjadi jalan terakhirnya untuk sembuh.

" Ukh. "

Secara tidak sengaja Ariel mengeluarkan suara kecil. Wanita tua didepannya itu terlihat menjijikan dimatanya. Karena tiba-tiba kakinya dipeluk oleh wanita tua itu, dirinya menjadi tidak sengaja menunjukan ekspresi dan suara tidak menyenangkan kepada wanita tua itu.

Dengan cepat Pendeta mortinus menatapnya dengan tajam seolah mengingatkannya. Walaupun Pendeta mortinus tidak berkata apapun, Ariel dapat mengerti maksud dari tatapan itu. Tatapan yang mengingatkannya untuk menahan dirinya dan kembali menjadi saintess yang sempurna tanpa celah.

Ariel kembali memperbaiki ekspresi wajahnya dan mulai tersenyum ramah kepada wanita itu.

" Baiklah, kau akan ku berkati. "

Cahaya berkat mengalir dari jarinya. Cahaya itu masuk kedalam tubuh wanita tua itu.

" Ah, Terima kasih saintess "

Wanita yang sakit itu kembali pulih dari penyakitnya. Dengan wajah yang penuh syukur wanita itu berlutut dan mencium telapak tangan Ariel untuk menunjukkan rasa Terima kasihnya.

Ariel mengerutkan alisnya sambil terus menahan rasa tidak senangnya.

'Menjijikan, aku ingin segera mencuci tanganku. '

Setelah menyelesaikan ritual pemberkatan. Ariel dan Pendeta tertinggi mortinus berpindah kedalam ruangan pribadi Pendeta tertinggi.

Didalam ruangan itu terdapat beberapa pengikut penting kuil suci yang telah duduk di kursi pertemuan.

Semua pengikut beserta Pendeta suci telah duduk disana untuk membahas pergerakan mereka. Pendeta suci memulai pembicaraannya.

"Semuanya telah berkumpul disini, saya akan membahas rencana untuk pembersihan masal kuil suci. "

"Pendeta suci, sudah sangat lama pembersihan masal ini tidak pernah dilakukan. Bukankah penyihir hitam sekarang telah tiada? "

" Apakah perlu untuk melakukan pembersihan masal? Hal ini dapat mengosongkan kekuatan suci kita untuk beberapa saat. "

Ariel mulai memotong pembicaraan para pengikut kuil dengan suara yang agak keras.

" Sihir hitam telah bangkit! Saya sendiri yang telah melihatnya langsung. "

Semua pengikut kuil suci menjadi pucat pasi mendengar pernyataan dari Ariel.

"Apa!!! Berarti Farel, penyihir hitam itu belum mati. "

"Kekuatannya telah bangkit? Jika seperti itu kerajaan kita berada didalam bahaya. "

Pendeta mortinus segera menanggapi perkataan para pengikutnya yang terlihat khawatir dengan tenang.

" Saat ini para penyihir putih kerajaan emerald sedang berada di medan perang. Kekuatan pelindung sihir kerajaan ini melemah. Tetapi Farel masih belum bangkit sepenuhnya. "

"Farel, penyihir itu harus kita singkirkan. "

"Jika seperti itu kita harus membersihkan sisa kekuatan sihir hitamnya sebelum Farel bangkit seutuhnya. "

"Bagaimana bisa sihir Farel masuk kedalam kerajaan ini? "

Ariel menanggapi pertanyaan itu dengan tenang.

" Tubuh penghubung. "

"! "

"! "

"! "

Ariel melanjutkan perkataannyaa lagi.

" Untuk bisa masuk kedalam kerajaan ini, Farel butuh tubuh penghubung sihirnya. Tubuh itu berada didalam kerajaan ini. "

Para pengikut kuil terkejut.

" Jika tubuh itu ada didalam kerajaaan ini, kita harus segera menemukannya. "

"Tubuh itu tidak dapat ditemukan, tampaknya Farel bersembunyi dengan pintar. "

Dengan senyuman sinisnya pendeta mortinus melanjutkan perkataannya.

" Karena itu persiapkanlah kekuatan suci kalian, setelah bulan purnama selanjutnya kita akan membersihkan seluruh sisa sihir hitam diseluruh kerajaan ini. "

*****************************************

"Surat? "

Rowan memiringkan kepalanya sambil mengambil surat yang diberikan kepadanya.

Surat yang dikirim oleh venus kepada Elliot itu diambil kembali diam-diam oleh pengikutnya dan diberikan kepada rowan.

" Venus mengirimkan surat untuk Elliot! "

Dengan rasa tidak senang, rowan membuka surat yang dikirimkan oleh venus dengan kasar.

Kelopak bunga mawar merah yang telah dikeringkan berjatuhan katas karpet ruang kerjanya.

"Hah"

Melihat kelopak itu membuat rowan tersenyum sinis. Venus bersusah payah memetik dan mengeringkan bunga hanya untuk dikirimkan kepada anak itu. Tidak lain adalah elliot yang tidak disukainya.

Kertas yang berada didalam amplop surat itu dikeluarkan oleh rowan dan segera dibacanya.

"Aku merindukanmu elliot...? "

Isi surat yang baru dibacanya itu membuat pikirannya menjadi kacau. Dengan sekuat tenaga rowan meremas surat itu dan dilemparkannya kedalam tempat sampah.

"Rindu!!! Rindu!!! "

Rowan duduk diatas tempat duduknya sambil memegang kepalanya..

"Rindu katamu.. "

Hanya dengan sebaris tulisan itu saja, pikiran rowan menjadi sangat kacau.

" Venus, kau memang berbakat membuatku menjadi gila. "

Rowan sudah tidak dapat berpikir jernih lagi. Semua yang dilakukan olehnya sekarang tidak disukai oleh venus, apapun itu tidak ada yang dapat membuatnya lebih unggul dari Elliot van trochel, anak dari wanita rendahan yang di bawa oleh ayahnya.

"Jika memang semua yang kulakukan membuatmu membenciku, aku juga tidak dapat memperbaiki apapun lagi... "

" Aku tidak dapat hidup tanpamu Venus.... "

"Oleh karena itu tidak boleh ada yang membawamu pergi dariku. "

Kepalaku terasa sangat sakit, entah apa yang dapat kulakukan untuk membuat sakit ini berkurang. Terlebih dari itu hati ku terasa hancur, tidak ada yang dapat memperbaikinya lagi.

"Sekarang juga aku akan membawamu ketempat itu. "

Setelah memenangkan pikirannya. Rowan membawa beberapa orang Ksatria trochel dan segera menuju gedung barat tempat Venus berada.

**************************************

Pintu kamar Venus diketuk dengan keras dari luar. Tampaknya malam ini Rowan kembali mencarinya lagi. Walaupun telah memantapkan hatinya untuk menemui Rowan, tetap saja hari ini bukan saat yang tepat.

Ketukan keras itu membuat venus merasa takut.

" Venus, buka pintunya!!! "

Bruak bruak...

Rowan terdengar emosi, apa yang sedang dilakukannya? Kenapa dia tidak terdengar seperti biasanya?

"Venus!!! Buka pintunya, ini perintah!!! "

Venus menarik selimutnya untuk menutupi kepalanya. Tangannya memegang bantalnya untuk menutupi telinganya.

" Kenapa dia seperti ini? "

Venus sangat cemas dengan tindakan Rowan yang terasa impulsif.

Rowan mulai berbicara dari luar pintu kamarnya dengan keras lagi.

" Venus.... Jika kau tidak ingin melihatku menjadi gila... "

"Buka pintunya sekarang juga"

"Buka pintunya Venus.... Sebelum kuhancurkan dengan paksa. "

Dengan tubuh bergetar Venus membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Venus turun dari tempat tidurnya dan memberanikan diri untuk membuka pintu kamarnya.

Druk Druk...

Pintu kamarnya seperti di dobrak dengan kuat dari luar. Tubuh Venus menjadi dingin karena ketakutan, getaran hebat membuat nafasnya menjadi tidak beraturan. Entah apa yang direncanakan oleh Rowan diluar kamarnya. Apapun itu, bukanlah hal yang bagus untuknya.

Sebelum pintu kamarnya dihancurkan dari luar, Venus terlebih dulu membuka pintunya.

Dari pintu yang terbuka itu, wajah Rowan terlihat dengan jelas. Wajah yang terlihat sangat menakutkan. Lingkar hitam matanya yang terlihat jelas, pandangan matanya yang terlihat gila serta senyum Rowan yang terlihat tidak alami.

"Venus."

"Ro... Rowan"

Disamping Rowan terlihat beberapa orang Ksatria trochel yang segera memegang kedua tangannya dan menutup mulutnya dengan saputangan putih.

"! "

Venus membelalakkan matanya sambil berusaha melepaskan gengaman tangan para Ksatria trochel.

Mata Venus berpandangan dengan mata rowan. Sesuatu yang asing dari pandangan itu membuat Venus ketakutan. Suaranya tidak dapat keluar karena mulutnya ditutup dengan saputangan.

Bau obat aneh tercium dari saputangan itu. Perlahan tubuhnya menjadi lemas dan penglihatannya menjadi kabur.

'Rowan, apa yang kau rencanakan? '

Seketika semuanya menjadi gelap dan Venus tidak sadarkan diri.

"Bawa Venus keruangan itu! "

"Baik duke. "

Rowan mengulurkan tangannya untuk menyentuh rambut Venus. Dengan pelan Rowan membelai kepalanya.

" Tenang Venus.... Semua akan baik-baik saja. "

"Semuanya akan menjadi lebih baik. "

Setelah membelai pelan kepalanya. Rowan tersenyum lebar. Senyum itu adalah senyum yang terlihat menakutkan bagi semua orang yang melihatnya.

***************************************

"Ukh, kepalaku.... "

Kepala venus terasa sakit, perlahan Venus membuka kedua matanya.

"Ini dimana? "

Ruangan yang tidak pernah dilihatnya di dalam kediaman trochel.

Venus terbangun dari tempat tidur yang asing baginya dan melihat ruangan disekeliling nya.

Kamar besar yang dilengkapi furnitur mewah. Pintu kamarnya terbuat dari besi yang terlihat sangat kokoh. Ada yang aneh dari ruangan itu. Tempat itu tidak memiliki balkoni dan jendela untuk melihat keluar. Diatas langit-langit kamarnya hanya terdapat lubang ventilasi kecil untuk keluar masuk udara saja.

Seketika teringat kejadian yang menimpanya sebelum dirinya tidak sadarkan diri.

Rowan mengetuk kamarku dan aku menemuinya. Dengan wajah mengerikan Rowan memerintahkan Ksatria trochel untuk memegang tanganku dan membius ku.

"Rowan van trochel... "

"Apa yang sudah kau lakukan!!!!!! "

" Kurang ajar!!! "

Venus berusaha bangkit dari tempat tidurnya. Mungkin karena sisa dari obat bius itu masih berada didalam tubuhnya, kakinya menjadi lemah dan susah untuk berjalan seperti biasanya.

Dengan pelan Venus berjalan mendekati satu-satunya pintu keluar kamar itu.

Venus berusaha membuka pintu besi tebal itu, namum pintu itu telah dikunci dari luar.

"Sialan!!! "

Rowan telah mengurungku.

"Tempat ini sama saja dengan penjara... "

Tidak ada jendela, tidak dapat melihat dunia luar dan tidak ada jalan keluar. Penjara yang sengaja dipersiapkan oleh Rowan untuknya.