<Mansion Utama Duchy Rissingshire>
"Apa lagi? Kenapa kalian semua terus protes?"
Alexandra berjalan melewati karpet merah dengan gaun yang menyapu lantai. Untunglah saat dia berubah menjadi naga, itu tidak mengoyak bajunya dan membuatnya muncul dengan tubuh telanjang di hadapan pengikutnya.
Sungguh akan mengoyak harga dirinya.
Dia marah Karena semua pengikutnya melakukan sesuatu yang membuatnya kesal.
Dia telah melakukan yang mereka mau, dan sekarang mereka protes lagi padanya.
"Tapi bagaimana bisa Anda memilihnya? Kita tidak tahu tentangnya ...."
Alfo menjawab dengan sangat gelisah, tangannya menyentuh tangan lainnya dengan cara menyebalkan menurut Alexandra.
Yang lainnya juga berpikir seperti itu. Ada banyak pria di dunia ini dan kenapa harus ksatria bayaran yang dipandang rendah?
Wajahnya memang tampan, ya mereka tidak mempunyai wajah seperti Lucian.
Ksatria bayaran bernama Lucian Hutch itu sejak tadi ada di dekat mereka, mendengar semua ocehan tentang dirinya yang sulit dia pahami.
[Kenapa aku di bawa ke sini?]
Lucian tersenyum kecil dengan kaku, dia bagaikan patung berdebu yang dilewatkan begitu saja saat orang-orang yang ada di dalam aula besar ini mengejar wanita berambut merah yang dia lihat tadi.
Dia masih mengamati bagaikan angin di sini, mereka semua berdebat mengenai tentangnya dan dia ada di dekat mereka.
Di aula besar ini semuanya terlihat kacau. Kaca besar yang pecah masih dibersihkan dengan tergesah-gesa.
Kalau tidak ada gunanya dia di sini, jadi segera berikan saja bayarannya dan dia akan menghilang.
Lucian mengangkat tangannya, lalu bersuara agar semua orang berisik di depannya memperhatikannya.
"Jadi, kapan kalian membayar jasaku agar aku bisa pergi dari sini?"
Selain pikiran tentang bayarannya itu, Lucian tidak mengerti kenapa dia harus terus di sini. Hanya diperlukan sekantung kecil dengan uang 30 perak saja sesuai kesepakatan lalu dia pergi dari sini.
"siapa yang menyuruhmu pergi dari sini?"
Alfo menatap tajam ke arah Lucian, kemudian dia mengalihkan matanya lagi pada Alexandra dan memberikan tatapan mata tajam pada Lucian.
Alexandra diam, menatap Alfo dengan dingin.
"Pokoknya tidak."
Seperti seorang ayah, dia tahu arti tatapan mata Alexandra itu. Membicarakan masalah ini yang membuatnya merasa kalau pria itu tidak pantas, kepala Alfo rasanya sakit dan dia sedang berusaha menenangkan dirinya sendiri
"kau harus di sini, dan membungkam mulutmu itu dengan sumpah setia pada Duchy Rissingshire!" Alfo menunjuk Lucian berulang kali, membuat tengkuk Lucian rasanya sakit sekali mendengar omong kosong itu berulang kali.
Tapi dia masih tersenyum.
"Tidak ada dalam perjanjian. Dan berikan saja uangku, Tuan."
Alfo yang terganggu itu mulai berdiri dengan benar dan hendak berjalan ke arah ksatria bayaran berbaju lusuh di depannya, tapi Alexandra menariknya dan membuat Alfo ada di belakangnya.
Tenaga yang kuat dari seorang wanita kurus yang cantik.
"Namamu?" suaranya manis, dan perubahan cara bicara yang membuat semua pengikutnya melihat dengan heran.
Mata mereka memandang dari Alexandra ke kesatria bayaran itu secara bergantian.
Mereka sedang menimbang, menilai, dan menolak secara bersamaan.
"Lucian Hutch."
Duchess Alexandra Rissingshire, berumur dua puluh lima tahun itu, dengan satu lesung pipi di pipi kanannya. Dan semangat yang semerah rambutnya, menatap Lucian dengan mata cerah khas wanita yang ramah dan begitu lembut.
"Lucian Hutch, kau akan menjadi suami dari Duchess Alexandra Rissingshire."
Alexandra menyentuh dadanya dengan telapak tangan terbuka dan wajah yang meninggi. Lucian seharusnya bangga dengan apa yang dikatakan oleh Alexandra itu, tapi itu memberikan kejutan pada dirinya dengan cara yang sungguh diluar nalarnya.
"Apa?"
<satu jam yang lalu>
Ketika Alexandra membuka matanya, ada seorang pria berambut hitam yang menatapnya. Pria itu memiliki wajah yang sangat manis dan imut, tidak pernah Alexandra bertemu dengan pria semanis itu.
Jantungnya berdebar, dengan tubuh yang membeku. Dari luar Alexandra selalu dikira sebagai seorang wanita keras kepala dan sangat kuat. Dia ahli memainkan pedangnya, di umurnya yang ke-17 tahun, dia telah melawan kepala ksatrianya dan membuat pertarungan itu seri di antara mereka.
Tidak banyak nona bangsawan yang bisa melakukan, karena itulah dia mendapatkan julukan Si naga merah dari selatan. Rissingshire ada di wilayah selatan dari pusat kekaisaran, dan apa yang mereka katakan nyatanya sangat benar, kalau dia adalah naga merah yang mengeluarkan api.
Namun, dibalik kekuatannya itu, tidak ada yang tahu kalau dia sangat menyukai hal yang manis dan imut. Karena itulah dia terpukau dengan pria di depannya.
Kulitnya terlihat sehat dan sangat lembut. Alexandra menelusuri setiap sudut wajahnya itu, sempurna.
"Apa yang terjadi!?" Suara Alfo yang melengking itu terdengar.
Alexandra yang baru saja berubah melihat ke arah Alfo yang mendekati mereka dengan wajah marah.
Para kesatria lainnya telah mengarahkan pedang mereka ke arah pria berambut hitam di depannya.
"Mundur kalian semua." Alexandra menunduk, tangannya menarik rumput di depannya dengan kesal.
"Lady, apa Anda baik-baik saja?" tanya Lucian ingin mendekati Alexandra, tapi itu dihentikan oleh Alfo yang menghadangnya di hadapan Alexandra.
Alexandra mengerang kesal dengan suara yang pelan.
"Alfo, kau ingat apa yang kita bicarakan tadi?"
Alfo melihat ke arah Alexandra dan yang lainnya terus waspada menghadapi Lucian.
"Duchess, tentu saja saya ingat tentang apa yang kita bicarakan siang tadi."
Alexandra berdiri perlahan, tubuhnya itu berdiri dengan mantap tanpa bantuan siapa pun. Kemudian dia menatap mata Alfo yang telah terlihat kerutannya, umurnya yang telah menginjak enam puluh tahun masih terlihat sebagai seorang pria yang sehat.
"Aku telah menemukannya."
"Ya?"
Alfo bingung dengan ucapan Alexandra, bagaimana dia bisa menemukan suami dengan cepat, padahal baru beberapa jam yang lalu mereka membicarakannya dan tepat di depan matanya Alexandra berubah menjadi manusia kembali?
Kepalanya seorang mendapatkan bunyi lonceng yang membuatnya tersadar, dia langsung menoleh melihat pria yang ada di belakangnya. Menatapya dengan mata hijau yang tenang.
[Dia?!]
"Dia," ucap Alexandra menunjuk Pria di depannya.
Ekspresi yang terkejut langsung kaku, tidak mungkin menjadikan pria tidak dikenal ini sebagai suami.
Alfo menggerakkan kepalanya dengan cepat ke kanan ke kiri, dan bodoh karena takut ucapan Duchess yang dia layani di dengar yang lainnya. Dia seketika lupa kalau di dalam mansion ini semuanya di sumpah setia pada pemimpinnya Rissingshire untuk menjaga mukut mereka.
"Bawa pria itu ke dalam."
Alfo memberikan perintah pada kesatria, dan dia langsung menghadap Alexandra dengan wajah yang tidak tenang, dan mengiba.
"Duchess, saya mohon jangan bercanda."
Suaranya bergetar karena ingin menangis. Bagaimana dengan keturunan Duchi Rissingshire kalau pemimpinya memilih pasangan hidup dengan sembarangan saat dia marah?