Han Xiao dan Yang Qianfan berhadapan satu sama lain, perbandingan mereka kontras karena Han Xiao memiliki tubuh kokoh yang tegap, sedangkan Yang Qianfan memiliki tubuh yang ramping tapi tidak mengurangi penampilan megahnya yang dilapisi jubah tempur ringan miliknya.
"Sebutkan peraturan duel ini," ujar Han Xiao.
"Tidak diperbolehkan menggunakan senjata, kau juga tidak boleh menggunakan Alat Roh pelindung. Kita bertarung dengan kekuatan murni dari diri kita masing-masing," tutur Yang Qianfan.
Han Xiao mengangguk pelan, dia melihat jubah yang dikenakan oleh Yang Qianfan bukanlah Alat Roh, itu adalah jubah tarung yang dibuat oleh bahan khusus agar tidak mudah robek.
"Alat Roh tidak diperbolehkan? Baiklah tunggu sebentar." Han Xiao melepaskan kaos hitam di tubuhnya lalu mengganti dengan kaos hitam lainnya yang bukan Alat Roh.
Senyum Han Xiao melebar, "Ayo kita mulai!"
Yang Qianfan mendengus lalu mengangguk pada Kaisar Yang Qian.
"Pertarungan akan dilakukan sesuai peraturan yang ditetapkan oleh Pangeran pertama, dengan itu kita mulai pertarungan ini!" seru Kaisar Yang Qian yang disahuti sorak sorai dari penonton.
Mata Yang Qianfan langsung berkilat, dia langsung mengambil inisiatif menyerang Han Xiao terlebih dahulu.
Sebuah serangan pukulan yang dilapisi oleh Ilmu Sihir Elemen Api menggelegar keras dari tangan Yang Qianfan, pemuda itu tidak menahan sedikitpun kekuatannya. Terlihat dia ingin menyelesaikan dengan sangat cepat pertarungan ini.
Senyuman kecil muncul diujung mulut Han Xiao, dia menggeleng pelan sebelum menyerbu untuk menanggapi sikap agresif Yang Qianfan.
Gerakan yang digunakan Han Xiao tidak memiliki dasar dari jurus apapun, dia menggunakan murni kekuatan fisiknya untuk menanggapi serangan meledak dari Yang Qianfan.
Han Xiao tidak bergerak lebih dari tiga gerakan, dia menggunakan cara bertarung dari Ne Zha. Singkat, ringkas, tegas dan mematikan.
Tinju Han Xiao beradu dengan tinju Yang Qianfan.
Boom!!!
Ledakan dan gelombang kejut terjadi membuat angin berhembus kencang ke berbagai arah, para penonton terhembur oleh angin itu membuat pakaian mereka berkibaran.
Kaisar Yang Qian yang menonton pertukaran itu tersenyum kecil, dia sangat jelas melihat bahwa Han Xiao menganggap Yang Qianfan bula sebagai lawan tapi sebagai mainan. Siapa yang gila menyerang Tinju Api Marah berkekuatan penuh dari Yang Qianfan secara langsung dan hanya menggunakan tiga gerakan? Setahu dirinya tidak ada Jenius yang berani melakukan itu.
Yang Qianfan dan Han Xiao mengambil langkah mundur secara bersamaan, ketidak percayaan terpatri pada mata Yang Qianfan. Sungguh dia tidak menyangka Han Xiao bisa menahan jurus Tinju Api Marah miliknya dengan santai seperti itu.
"Apimu memang panas, sungguh mengesalkan," gerutu Han Xiao seraya meniup-niup tangannya.
"Cih..." Yang Qianfan mengetahui itu adalah ejekan untuknya.
Han Xiao tersenyum, "Sekarang giliranku, karena kau menyerang dengan Tinju maka begitu juga denganku." Senyum Han Xiao semakin lebar.
Pada tangan Han Xiao terkumpul Ilmu Sihir kehancuran, Han Xiao berniat menyelesaikan pertarungan ini dengan sangat cepat. Dia sungguh ingin tidur.
"Tinju Penghancur Langit!" Han Xiao mengangkat tinjunya yang diselimuti aura kehancuran dan menyerang Yang Qianfan.
Tentu saja Yang Qianfan tidak akan berdiam diri, dia mengeluarkan jurus terkuatnya kali ini.
"Tapak Dewa Api!" Yang Qianfan menyerang Han Xiao secara bersamaan seperti yang dilakukan Han Xiao sebelumya.
Senyum simpul terbentuk di sudut mulut Han Xiao, mata Yang Qianfan yang melihat itu tiba-tiba merinding tanpa sadar.
Dengan dorongan tegas Yang Qianfan menambahkan kekuatan pada serangan Tapaknya.
BOOOOOOOOOOOOOOM...!!!!!!
Ledakan kali ini lebih keras dan kencang, aura kehancuran menyeruak keseluruh Arena Pertempuran. Penonton yang bukan Kultivator segera tertekan oleh aura kehancuran tersebut.
***
"Kekuatan penuh? Kau ingin menghancurkannya?" Ne Zha bergumam pelan saat merasakan aura kehancuran yang dahsyat menjulur padanya.
***
"Aaaaaaaaarghhhh!!!" teriakan menyedihkan menyebar keseluruh Arena Pertarungan.
Bukan, itu bukan suara Han Xiao yang seperti para penonton pikirkan. Itu adalah teriakan dari Yang Qianfan.
Debu yang memenuhi Arena segera mereda ketika Han Xiao menggunakan Ilmu Sihir Angin untuk menghilangkannya.
Pemuda itu berjalan dengan gontay seperti bagaiamana dia datang, tapi kali ini darah mengotori lengan kanan yang dia gunakan untuk memukul Yang Qianfan.
Para penonton heran, kenapa Han Xiao keluar dari Arena? Apakah dia terluka dan memilih mengalah? Banyak penonton mengira darah itu adalah darah milik Han Xiao, karena mereka mengetahui bahwa Tapak Dewa Api sangatlah mengerikan, itu bisa menghancurkan orang dengan tingkat kultivasi dua kali lipat dari pemilik.
Kebingungan mereka segera terpecah saat Yang Qianfan merintih kesakitan, kini pemuda itu berada diluar Arena, tempat dia berada adalah lubang yang sangat dalam.
Tangan kanan Yang Qianfan sudah tiada tubuhnya seperti hancur, dia tergeletak disana tanpa bisa bergerak.
Penonton semua tercengang dengan apa yang mereka lihat, itu berarti darah pada lengan Han Xiao adalah darah Yang Qianfan!
Semua orang langsung heboh, kini Jenius nomor satu di keluarga Kekaisaran, Klan besar dan Keluarga Bangsawan telah dikalahkan dengan satu gerakan oleh pemuda yang bahkan dulu tidak memiliki Kultivasi!
Orang-orang dari keluarga Bangsawan Ling menatap pada Ling Yer.
"Percaya atau tidak Pangeran Han tengah menahan kekuatannya, jika saja dia diberi senjata mungkin Pangeran Qianfan langsung menjadi bubur daging." Ling Yer teringat saat Han Xiao memukul Raja Siluman dalam sekali pukul dan Raja Siluman hancur seberti bubur. Dia selalu terbayangi oleh hal mengerikan tersebut, tapi tidak bisa dipungkiri hal itu membuat motivasi padanya untik menjadi semakin kuat. Dia ingin memiliki kekuatan mendominasi seprti Han Xiao dan Ne Zha.
Petugas medis dari Istana langsung bergegas menolong Yang Qianfan, mereka memberikan pertolongan pertama agar tidak memperparah kondisi Yang Qianfan.
Pemuda itu terlihat sangat putus asa, dia melipakan semua kebenciannya pada Han Xiao yang kini digantikan oleh rasa takut yang sangat mendalam.
Dia merasakan bahwa diakhir serangan Han Xiao langsung menurunkan drastis kekuatannya, jika Han Xiao tidak melakukan itu kemungkinan bukan hanya tangan kanannya yang hilang melainkan myawanya.
Kaisar Yang Qian teridiam, dia tidak bisa mengatakan apapun, kekuatan yang ditunjukan Han Xiao berada diluar perhitungannya. Juga kekuatan kehancuran yang Han Xiao lemparkan sangatlah kuat, walaupun masib jauh dari sosok yang dikenalnya sebagai Petapa Gila tapi tidak butuh lama untuk Han Xiao mencapai hal tersebut.
"Ayah jadi aku pemenangnya?!" Han Xiao berseru kearah Kaisar Yang Qian dari bawah.
Lamunan Kaisar Yang Qian tersadar, dia segera berdiri dan mangumumkan hasil duel hari ini, "Pemenang duel kali ini adalah Pangeran Han Xiao, dia akan mendapatkan posisi Pangeran Mahkota dan sumber daya yang sudah dijanjikan."
"Terimakasih Ayah!" seru Han Xiao lagi.
Kaisar Yang Qian mengangguk untuk jawaban.
Setelah itu Han Xiao kembali berjalan, dia ingin kembali ke kamarnya dan tidur.