Suara tangisan seorang anak perempuan yang ada di pemakaman itu, terdengar memilukan. Derai air matanya membasahi wajah mungil anak itu. Di atas sebuah nisan, ia terus menangisi makam sang Ibu tercinta.
Alodie Claretta atau biasa di panggil Odie, gadis kecil yang masih berumur sembilan tahun, harus merelakan kepergian Ibu yang ia cintai untuk selamanya. Dan sang Ayah yang seharusnya menjadi pelindung bagi Odie malah menelantarkanya di sebuah Panti Asuhan.
"Ayah ... jangan tinggalkan aku di sini," tangis Odie pecah saat Ayah pergi meninggalkanya.
Ibu panti tak kuasa menahan tangisnya, melihat kesedihan yang Odie rasakan. Ia pun menghampiri Odie dan memeluknya. Mencoba menenangkan odie.
"Sayang ... sudah jangan menangis, di sini kamu tidak sendiri. Ada Ibu dan teman teman, jadi jangan menangis lagi yah," ucap ibu panti mencoba membujuk Odie agar tak menangis lagi. Odie pun memeluk ibu panti dengan erat, dan menghentikan tangisnya.
"Apa, Ibu akan menyayangiku?" tanya Odie.
"Tentu, Sayang, Ibu akan menyayangimu seperti anak, Ibu sendiri," jawab ibu panti sambil mengelus lembut rambut Odie.
"Ya, Bu, Odie janji tidak akan menangis lagi," ucap Odie masih memeluk Ibu panti.
"Baik, Sayang, ayo masuk!" kata Ibu panti pada Odie.
Ibu panti pun benar benar membuktikan perkataanya, ia menyayangi Odie dengan tulus. Ia juga menyekolahkan Odie hingga tamat SMA.
♡♡♡♡
Jakarta
Gadis kecil itu sudah berubah menjadi seorang wanita yang dewasa, dan cantik. Wajah ayu khas wanita Indonesia menjadikannya idola kaum adam. Ia bekerja part time di salah satu toko kue, pagi hari ia membantu Ibu panti mengurus anak panti yang lain . Sedang malamnya ia bekerja di salh satu kafe. Sebenarnya ia tak menyukai pekerjaanya, karena setiap malam ia harus menemui banyak lelaki yang bersikap kurang baik kepadanya. Sering kali mereka bertindak kurang ajar pada Odie. Namun semua itu harus ia jalani demi membantu keuangan panti.
♡♡♡♡
Perhatian Odie selalu teetuju pada tempat pelatihan Judo. Setiap kali ia berangkat bekerja, Odie selaluenyempatkan diri melihat mereka berlatih. Dalam hati kecilnya, Odie sangat ingin belajar Judo. Untuk menjaga dirinya menghadapi para lelaki yang selalu kurang ajar denganya.
Siang ini, saat Odie melewati tempat itu, rasa penasaranya sudah tak bisa ia bendung. Kakinya pun tanpa di sadari melangkah masuk ke tempat itu. Ia tersenyum melihat pemandangan yang luar biasa, beberapa orang terlihat sedang berlatih.
"Hai Nona, apa kau ingin belajar Judo?" suara seseorang mengagetkan Odie.
"Hah, iya ... eh ... maaf," jawab Odie gugup.
"Kalau begitu mari ikut saya," ajak orang itu.
Odie tidak berpikir dua kali. Ia mengikuti orang itu masuk ke dalam. Lelaki yang ternyata adalah salah satu coach di sana, menyuruh Odie berganti pakaian, sang coach pun mulai melatih Odie beberapa gerakan dasar Judo. Odie sangat bahagia, sebuah kesempatan emas tak akan ia lewatkan. Ia berlatih dengan sungguh-sungguh. Setiap hari sebelum bekerja Odie selalu mampir ke sana untuk latihan. Sang pelatih pun sangat kagum pada Odie, kemampuanya sangat hebat. Ia bisa menguasai semua yang di ajarkan dengan sangat baik dan cepat. Semua itu terus ia lakukan sampai mendapatkan sertifikat kelulusan di tempat itu.
"Maaf kak, apa gunanya sertifikat ini?" tanya Odie penasaran.
"Banyak, misal kau ingin jadi Bodyguard, itu sangat membantu," jelas kaka pelatih.
"Benarkah?" tanya Odie girang.
"Ya," jawab pelatih sambil berlalu pergi.
Setelah mendapat sertifikat itu Odie pun mencoba mencari pekerjaan baru, untuk mengasah kemanpuanya. Lowongan bekerja sebagai Bodyguard pun ia lakukan, walau hanya pada event tertentu dan saat ada yang membutuhkan jasanya saja.
Panti.
"Kalian harus mengosongkan tempat ini!" suara seorang lelaki terdengar lantang.
Odie yang mendengarnya dari kejauhan langsung belari masuk ke dalam panti. Ia melihat Ibu panti sedang menangis memohon agar tak di usir dari. sana.
"Ibu!" panggil Odie yang tak tega melihat pemandangan itu.
"Odie," panggil Ibu saat melihat putri kesayangnya datang.
"Apa yang terjadi Bu?" tanya Odie.
"Kita ... kita harus meninggalkan panti ini sayang," ucap Ibu sambil menangis.
"Kenapa?" tanya Odie penasaran.
"Pemilik tempat ini sudah meninggal dan sekarang anaknya tak ingin tempat ini memjadi panti," terang Ibu.
Odie pun bangkit, ia berjalan menemui para orang suruhan pemilik tempat itu.
"Tolong katakan pada Bos kalian beri kami waktu," ucap Odie.
Mereka pun langsung menghubungi Bos mereka
Dan akhirnya permintaan Odie di setujui.
"Baiklah Nona, bos kami menyetujuinya. Ingat jangan sampai kau melanggar ucapanmu! kalau itu sampai terjadi, kami akan pastikan kalian terlantar di jalanan!" ucap mereka sambil berlalu pergi.
"Odie kau bercanda! dari mana kita akan mendapatkan uang sebesar itu?" ucap Ibu panti yang merasa bingung
"Tenang saja Bu, kau tak perlu khawatir, aku akan mengurusnya," jelas Odie. Ibu yang mendengar itu pun memeluk putri kesayanganya.
♡♡♡♡
Odie pun mulai mencari pekerjaan tambahan, dia juga memberi tahu pelatih tempat ia berlatih judo, kalau dia sedang mencari pekerjaan.
♡♡♡♡
Di lain tempat, seorang wanita sedang mondar-mandir di depan ruang IGD sebuah Rumah sakit. Ia menangis saat mendengar bahwa putranya di serang. Diego Kenath Jouller sedang terbaring lemah di ranjang sebuah Rumah sakit.
Diego adalah anak dari pengusaha ternama asal Kolombia, yang menikahi Nyonya Stevany yang berasal dari Indonesia.Diego adalah pewaris tunggal, perusahaan yang ia pimpin setelah ayahnya meninggal sangatlah besar, bahkan sangat berkembang dan maju. Maka dari itu banyak musuh yang ingin menjatuhkan Diego. Mereka ingin menguasai semua bisnis milik ayahnya. Seorang wanita masuk ke kamar Diego saat Dokter mempersilahkan masuk.
"Sayang, kau tak apa - apa?" tanya ibu.
"Ibu, hentikan!" teriak Diego saat ibu memeriksa badan putranya.
"Kau tak apa apa, Nak? Ibu sangat cemas, terserah kau mau atau tidak, aku akan mencarikan, Bodyguard untukmu!" ucap Ibu.
"Terserah," ucap Diego pasrah.
Ibu pun segera menghubungi beberapa anak buahnya untuk mencari Bodyguard khusus untuk Diego, putranya.
Lowongan pun di buka, semua berita di sebarkan ke seluruh Kota. Pelatih yang tahu Odie sedang butuh pekerjaan pun menghubunginya.
"Hallo, Odie apa kau masih mencari pekerjaan?" tanya sang pelatih.
"Ya, apa ada pekerjaan?" tanya Odie antusias.
"Ya, Bodyguard, coba kau datang saja ke Jouller Enterprise, Nyonya Stevany Jouller sedang mencari Bodyguard untuk putranya, siapa tahu kau di terima."
"Dan jangan lupa tunjukan sertifikatmu," jelas pelatih.
"Baiklah, terimakasih banyak, Aku akan segera ke sana," jawab Odie penuh semangat.
Tak membuang waktu Odie langsung pergi ke Jouller Enterprise. Dia berjalan dengan penuh keyakinan, bahwa dia pasti bisa menyelamatkan panti.
Odie telah tiba di loby kantor yang sangat megah itu, ia berjalan menuju receptionis, menayakan akan lowongan itu. Dia di beri tahu agar langsung menghadap Nyonya besar di ruanganya.
Odie pun di antar seorang penjaga menuju ruangan CEO. Ia pun masuk, di dalam seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik dan anggun, sudah menantinya, sang nyonya pun mempersilahkan Odie memperkenalkan diri.
"Selamat pagi, Nyonya, perkenalkan, nama saya Alodie Claretta dan biasa di panggil Odie, alasan saya mendaftar karena sangat membutuhkan pekerjaan ini, dan tenang saja, Nyonya, saya mempunyai sertifikat ini, pengalaman kerja sebelumnya sebagai Bodyguard," jelas Odie saat memperkenalkan diri.
"Kau cukup menarik, aku kira kau pantas menjadi, Bodyguard putraku," ucap nyonya Jouller.
"Benarkah, Nyonya? Apa aku di terima?" tanya Odie semangat.
"Ya," jawab nyonya Stevany Jouller.
BERSAMBUNG.