webnovel

Do anything for love

Devian syaputra... seorang yang berkepribadian dingin sewaktu kecil iya tiba tiba menginginkan seorang gadis kecil sebagai hadiah ulangtahunnya dan sewaktu gadis itu dewasa devian menikahinya, Naysila seorg anak yatim piatu yang tiba tiba di adopsi oleh keluarga kaya raya, dan pada saat dia dewasa dia mau tak mau menikah dengan devian syaputra, dia tau kepribadiaan devian jadi dia tak bisa menolak pernikahan yang membuat hatinya benar benar tersiksa sebenarnya sejak dari pertama devian melihat naysila dia sudah memiliki ketertariakan padanya, tapi sampai dia dewasa pun devian tak pernah bisa memperlihatkan hal itu karna kepribadian nya itu,,

Risma_Alvhira · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
64 Chs

Terbongkar (2)

Saat devian dan alex sedang saling menukar pandangannya tiba tiba sebuah pesan masuk ke ponselnya, dengan cepat devian langsung melihatnya, dan benar ada nomor tidak di kenal mengirimnya sebuah vidio, tanpa rasa curiga devian langsung membukanya

dan isi vidio itu adalah saat naysila yang tengah makan sambil di suapi oleh adrian, durasi vidio itu sangat pendek mungkin hanya 10 detik saja, tapi kemarahan di wajah devian langsung jelas terlihat,

dan setelah itu ada panggilan suara masuk devian langsung mengangkatnya

terdengar suara seorang pria yang sedang tertawa

"halo devian syaputra, hm aku tebak kamu saat ini pasti sedang menahan amarah, huhu... aku ingin sekali melihat itu"ejek seseorang di sebrang "dan aku tebak kamu juga pasti sudah mengetahui semua tentang ku, kamu sudah tau kan aku siapa, tapi itu sudah tidak ada gunanya lagi, karena apa ? karena orang yang paling kamu cintai kini sudah bersama ku, dan oh ya.. menurut mu apa dia sangat bagus di ranjang, aku ingin mencobanya haha..."setelah itu sambungan telepon langsung terputus.

"brengsek berani sekali dia.."teriak devian murka, api amarahnya langsung berkobar seketika

dengan sekali sapuan dari tangan nya semua benda yang ada di mejanya jatuh berantakan di lantai, alex sontak terkejut dia tidak tau apa yang terjadi, ledakan amarahnya tidak cukup samapi di situ, devian bahkan langsung membanting kursi ke atas meja hingga kursi itu hancur, alex langsung meingis ketakutan bukan main, devian seperti kesetanan, dia tidak pernah melihat kemarahan devian yang seperti ini

"devian tenanglah, apa yang terjadi" bujuk alex menenangkan tapi bukanya tenang devian malah langsung mengambil jasnya

"beri tahu kris untuk menyiapkan anak buahnya "ucap devian sebelum dia meninggalkan ruang kerjanya, saat devian berjalan melewati beberapa kariawan nya mereka langsung menyapa devian dengan hormat, tapi devian tidak mempedulikan nya, fokusnya hanya pada naysila,

alex masih terdim mematung di ruang kerja devian, dia sangat terkejut, tapi tak berapa lama dia pun tetsadar dan segera menghubungi seseorang.

....

dan di tempat adrian naysila tampak baru saja habis mandi, rambutnya di balut handuk yang sengaja di lilitkanya di kepala, naysila tampak mencari sesuatu tapi tidak menemukan nya, dia pun langsung berjalan keluar kamar, saat naysila sampai di ruang tanu samar samar dia mendengar sesorang berbicara di dapur, naysila awalnya hanya ingin mengecek apa itu adrian atau orang lain tapi saat dia mendengar pembicaraanya naysila tercengang, dia sangat terkejet

"haha.. akan aku pastikan kehancuran devian akan segera tiba, " satu kalimat itu langsung menusuk hatinya, naysila tidak tau harus breaksi apa, dia bingung sekaligus sakit, jadi selama ini adrian...

mengingat hal itu naysila baru menyadari kalau konplik yang terjadi antara dirinya dan devian itu di sebabkan oleh kehadiran adrian, jadi selama ini devian benar,

"kamu tenang saja sekarang naysila sedang bersama ku, apa yang bisa di lakukan devian, kita lihat saja akhir tragis dari devian syaputra"adrian berbicara dengan seseorang di balik telepon dia tidak terlalu memperhatikan sekitarnya, jadi akibatnya dia berbicara semaunya dan pembicaraan nya mengenai rencana rencana yang akan dia lakukan pada devian, tiba tiba

prang... naysila menyenggol sebuah pajangan di sampingnya, baik naysila maupun adrian mereka berdua sama sama terkejut

"naysila"seru adrian terkejut, dan naysila sendiri hanya menunduk dengan sedih, adrian langsung berjalan mendekati naysila

"nay aku bisa jelasin, jangan salah pahan dulu " bujuk adrian yang jaraknya semakin dekat dengan naysila, tapi naysila malah berjalan mundur menjauhi adrian, melihat hal itu adrian sedikit panik

"nay.."

"tidak adi jangan dekati aku, aku benci kamu, aku kira kamu orang baik, aku sangat tulus ingin menjadi teman mu tapi apa kamu hanya memanfaatkan aku untuk menjebak kak vian , kamu jahat adi kamu jahat" air mata naysila langsung tumpah seketika,

"nay aku bisa jelasin, tenanglah"bujuk adrian, tapi naysila menolak untuk mendengarnya, hatinya sakit, dia ingin segera pulang dan bertemu devian, jadi saat adrian sedang berusaha membujuknya naysila malah berlari kearah pintu, melihat hal itu adrian langsung mencegahnya, dia langsung menghalagi jalan naysila tepat di depan pintu

"adi menyingkirlah, aku ingin pulang"raung naysila penuh emosi

"tidak nay kamu harus tetap di sini bersamaku, aku tidak akan membiarkan kamu kembali pada pria bajingan itu, mulai dari sekarang kamu hanya miliku nay"

"kamu sudah gila, pergi jangan halangi jalan ku"terik naysila, dia begitu marah dan kecewa pada adrian

"tidak" tegas adrian " jangan bermimpi untuk kembali pada devian, jika aku tidak bisa memilikimu maka devian pun tidak bisa"terlihat senyum jahat di wajah adrian, naysila terkejut, dia tidak pernah tau sisi adrian yang seperti itu, sekarang dia bisa melihat dengan jelas kepribadian asli adrian

"jangan membuatku lebih membenci mu, adi kau orang yang sangt licik"geram naysila, mendengar itu adrian hanya menyeriangi,

"memang kenapa jika aku licik" adrian berjalan semakin dekat dengan naysila lalu satu tanganya langsung mencengkram rahanang naysila, " sebenarnya aku tidak ingin membuatmu sulit, tapi kau sangat keras kepala, jika kami memilih aku, akan ku pastikan kamu akan hidup dengan bahagi"

dengan kasar naysila langsung memalingkan wajahnya, hingha cengkraman adrian telepas dari wajahnya

"cuih... sampai mati pun aku tidak akan sudi hidup bersama mu" seketika adrian langsung marah dengan keras dia menampar pipi naysila bahkan sampi naysila terjatuh, darh segar mengalir dari sudut bibirnya, jelas naysila merasakan perih, adrian langsung berjongkok di depan naysila,

"aku memang licik, tapi setidaknya aku tidka seperti pria yang kau puja itu, apa kau ingat dengan cerita kakaku, ya dia devian syaputra dialah yang telah menyebabkan kondisi kakaku sampai seperti itu," api amarah berkobar di mata adrian, naysila sendiri bahkan tidak berani menatapnya " dan akan ku pastikan hari ini juga devian tidak akan pernah bisa bernapas di dunia ini lagi, mari bertaruh saat nanati dia melihatmu dia pasti akan mengorbankan nyawanya demi kamu naysila" setelah berbicara adrian langsung tertawa, tawanya itu sangat menyeramkan di telinga naysila

"apa sebenarnya yang ingin kamu lakukan" tanya naysila sinis,

"sebuah pengorbanan dan pembuaktian cinta"

...

Devian mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sorot matanya sangat tajam, dia menatap lurus kedepan sampai handphonenya berbunyi bari dia mengalihkan fokusnya,

"halo" jawab devian dengan dingin

"halo.. tuan devian yang terhormat" jawab adrian di sebrang telepon, seketika wajah devian langsung menegang, berusaha menahan amarhnya,

"apa yang kau mau, dan di mana naysila" terdengar nada yang dingin dan mengamcam dari kata kata devian, jika orang lain yang mendengarnya mereka mungkin akan ketakutan, tapi di sebrang adrian malah tertawa puas,

"senang sekali mendengar nada bicara devian yang begiti marah namun bagiku itu terdengar seperti seseorang sedang putus asa, teanglah naysila sedang bersama ku, apa kau ingin mendengar suaranya" di tempatnya adrian tengan berdiri di sebuah gudang yang sudah terbengkalai, dan tepat di sisinya naysila yang sedang duduk lemah di sebuah kursi dengan ikatan di seluruh tubuhnya, tamapk lakban hitam menutup mulutnya, wajah naysila sudah di penuhi air mata, matanya merah karena menangis dan menahan amarah, sambil tersenyum adrian mengulurkan satu tanganya, dan dengan kasar dia langsung menarik lakban yang menutupi mulutnya, suara teriakan naysila langsung terdengar jelas,

"Aaa.."

Devian yang mendengar itu langsung mengerem mobilnya seketika, terdengar decitan ban yang beradu dengan aspal jalan, wjahnya langsung memerah karena amarah

"jangan berani kau memyentuh naysila brengsek " bentak devian, adrian yang mendengar itu malah tertawa, dan naysila sendiri dia masih meringis keskaitan.

"tenang saja selama kau menurutiku akan ku pastikan naysila baik baik saja, jika kau ingin segera menemuinya temuai aku di gudang bekas pabrik di pinggiran kota, dan ingat datanglah sendirian atau kau tidak akan pernah melihat naysila untuk selama lamanya" adrian berjalan mengelilingi naysila, lalu berjongkok di samping naysila

"baik aku akan segera kesana, ingat jangan pernah kau menyentuh naysila, sedikit pun atau kau akan memyesalinya" terdengar suara devian dari telepon ynag adrian pegang naysila jelas bisa mendengar itu karena adrian menghidupkan pengetas suara di handphone nya, mendengar persetujuan devian naysial terbelalak seletika bagaimana pun dia sudah tua kalau ini semua hanya jebakan, di tidak bisa membiarkan devian terjebak

"kak vian aku mohon jangan kesini, ini semua jebakan" teriak naysila sambil memagis. adrian langsungenjauhkan handphonenya, kemudian berdiri dan di tempatnya devian tampak tersenyum karena bisa mendengar suara naysial,

setelah mematikan sambungan teleponya devian langsung bergegas pergi.

Naysila masih menagis dia menyalahkan kebodohanya karena tidak pernah mendengarkan devian, andai dia mempercayai deviam mungkin hal ini tidak akan terjadi dan tidak akan membuat hal sulit untuk devina, dia begitu bodoh karena tertipu topeng wajah adrian.