"Kenapa harus marah sih, Mas?"
"Dia terlalu kurang ajar, kamu tahu sekarang kita hanya memiliki Mama." jawab Anggara
Ami memukul dada Anggara dengan buku miliknya, sudah berapa kali ia katakan ketika bicara dengan Erik tidak perlu bernada tinggi. "Erik hanya ingin didengar Mas, kalian diam saja. Hanya itu." Ami tidak bisa menahan emosinya tak bisa membantu saat Erik malah mendapatkan kemarahan dari Anggara. Ami hanya bisa mencubit, menginjak kaki Anggara supaya diam.
"Erik harusnya tahu posisi Mama yang sudah memiliki keluarga baru, di Jerman Mama bukan sebagai ibu rumah tangga saja, ada Dara, Daddy. Dia harus mengurus restoran asia milik Daddy, pahami itu Mi."
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com