webnovel

Dibawah Pedang Pora

"Apa yang salah dari ku..! mengapa kau tak mau menatap mataku ..! Aku tak sejelek itu, setidaknya tatap mataku saat bicara padaku ..!" Gia berteriak karena kesalnya , laki-laki dengan seragam itu tetap dingin & tak mau menatap. Hal tersebut membuat Gia semakin penasaran alasan dibalik hal yang dia lakukan itu .Gia memutuskan mencoba mencari tau dengan cara uniknya . Pada akhirnya takdir justru menyatukan mereka dibawah piramida pedang pora

Eggya_Vaniesa · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
304 Chs

Bab 13 One Step Closer

*Dua bulan kemudian , Istana Negara

Panas matahari mulai terasa menimpa wajahku . ProsesiPraspa masih terus berlangsung pada hari ini. Aku duduk di tenda para tamu undangan bersama orang tua dari Rey. Prosesi berlangsung dengan sangat sakral hingga pada akhir acara terdengar suara kegembiraan yel-yel para taruna TNI dan Kepolisian . Hal yang menarik pada acaranya hari ini adalah bagaimana para taruna AkademiAngkatanLaut melemparkan topi mereka ke udara setelah meneriakkan yel-yel . Topi- topi itu berhamburan di udara pertanda usai sudah masa pendidikan . Memandang mereka, para taruna AkademiAngkatanLaut membuatku teringat akan Rama . Sudah sekian lama dirinya tak memberiku kabar. Sedih rasanya pertemuan terakhirku dengannya terjadi pertengkaran . Ditambah lagi kalung berliontin cincin itu tak berada ditanganku lagi

"Ayo nak , kita cari Rey " . Ajak ibu dari Rey . Aku segera berdiri dari kursi tersebut . Berjalan memecah keramaian . Keluarga dari para taruna mulai menghampiri anak, kakak , maupun adiknya bahkan tak jarang para pendamping taruna tersebut datang . Banyaknya orang yang ada di lapangan IstanaNegara tersebut. Membuatku tertinggal dari keluarga Rey . Aku berjalan sedikit melambat sembari mencari keberadaan Rey. Dengan tangan membawa buket bunga mawar aku berjalan perlahan . Pada saat aku melewati barisan berseragam putih itu , dari arah belakang ada dua tangan yang memelukku . Dia mendekapku dengan sangat erat. Dengan panik segera ku coba membalikkan badanku . "Tunggu sebentar aku kangen biar aku peluk kamu kayak gini sebentar" . kata seseorang yang memelukku .

"Apaan sih... Siapa nih ?! " . aku mencoba memberontak tetapi dekapannya terlalu kuat. Sekali lagi aku mencoba melepaskan dekapan itu. "Oke Bentar" . Terdengar suara dari orang yang tangannya masih mendekapku itu . Perlahan dekapan tangannya itu mulai meregang, aku segera membalikkan badan . Betapa terkejutnya aku melihat wajah yang ada di hadapanku itu. Dia adalah laki-laki pemberi kalung berliontin cincin itu . Rama Kencana . Seketika air mataku menetes saat menatap matanya . Aku memperhatikan dirinya dari ujung kepala hingga kaki. Kalung yang tadinya dia ambil kembali kini ada di pedangnya . Rama mengikatkan kalung itu di pedang yang dia bawa saat Praspa . Aku kembali memeluknya . "Maaf Ram , aku minta maaf .. maaf atas keraguanku " .

"Aku udah tau semuanya kok dari Rey . Rey ngehubungin aku setelah pergi kerumahmu waktu itu "

"Emm ... KakRey cerita apa aja ?" . mataku terbuka lebar dan kembali menatapnya

"Rey cerita dia bilang kalo sebenernya kamu sama Dito enggak ada hubungan apa-apa kalian berdua hanya berteman .. Dia juga cerita kalo Dito beberapa kali memintamu untuk kembali padanya dan kamu menolaknya . aku rasa kamu juga enggak ada maksud buat mempermainkan lamaranku dengan menggantungkan lamaran Dito kala itu ... mungkin saat itu kamu terlalu bingung karena masih berduka atas kepergian papamu , Gia .. maaf aku juga pernah ragu sama kamu karena aku emosi saat itu " . Kata laki-laki berseragam dihadapanku.

Dengan sedikit sesegukan aku mencoba menjelaskan pada Rama . "hmm emm .. aku udah nolak lamaran Dito , dua bulan yang lalu Ram "

Rama tersenyum menatapku . Tangan kanannya mulai mengelus kepalaku lembut. Setelah itu hal yang tak terduga Rama lakukan. Dia mulai melepas pelukannya dari tubuhku. Rama mulai berlutut dengan satu kaki . Dia mulai melepas ikatan kalung berliontin cincin tersebut dari pedangnya . Kemudian laki-laki itu melepas cincin dari kalungnya . "GiaVanessa , disini .. di Istana Negara ini , disaksikan oleh kedua orang tuaku beserta seluruh taruna dan para tamu .. mau kah kamu menikah denganku nanti ? "

Melihat hal tersebut membuat tangisku semakin deras . "Iya aku mau Ram " . Jawabku tanpa ragu. Rama segera lepas untaian cincin dari kalung tersebut dan memasangkan di jari manisku . Dia kembali berdiri dan memelukku . Matanya terlihat berkaca-kaca . "MakasihGia " . kata laki-laki itu sembari mengecup keningku . Sementara itu banyak pasang mata yang melihat kami serta bersorak gembira untuk kami berdua.

***

*Surabaya , Seminggu setelah kelulusan Rama

Hari ini merupakan hari senin pagi setelah liburan panjang . Meskipun bagi sebagian orang senin pagi adalah hari yang menakutkan berbeda dengan diriku. Hari ini aku terbangun dengan senyum yang lebar. Melihat jari manisku yang kini sudah berhias cincin . Tak henti-hentinya aku memandangi cincin itu. Sembari sesekali terbayang bagaimana Rama kala itu berlutut dihadapanku.

Aku bangkit dari tempat tidur dan segera berjalan ke kamar mandi. Hari ini aku harus masuk kuliah . Kebetulan salah satu dosen yang nyeremin mau ngisi di jam pagi . lebih gilanya lagi sepanjang semester sebelumnya dia jarang banget ngisi di kelas . Biasanya dia cuma kasih materi lewat email. Hari ini entah badai apa yang menyerang pikirannya dia minta jam kuliah pagi . Jam delapan pagi tepat.

Pak Suryo nama dosen itu. Salah satu dosen yang terkenal tanpa belas kasihan . Tak jarang mahasiswa yang diajarnya mengeluh soal susah mendapat nilai bagus dari mata kuliah yang diampu dirinya. Dia juga di kenal tak mengenal toleransi dan konon katanya kelas yang pernah diajar dengan bapak tersebut harus tepat waktu . Jika dia sudah berada di dalam kelas dan ada mahasiswa yang terlambat walaupun hanya 5 menit maka habislah riwayatnya . Pak Suryo akan dengan tegas menolak mahasiswa tersebut masuk keruangan . Ditambah apabila 3 kali mahasiswa tersebut melakukan hal yang sama maka jangan harap dapat lulus di mata kuliahnya.

Setelah aku selesai mandi . Aku melirik jam yang ada di dinding . Jam tersebut menunjukkan pukul 07.45. "Alamak kacau ini !!" . teriakku . Aku segera bergegas mempersiapkan diri untuk berangkat kekampus .

Butuh waktu tempuh yang lumayan lama untuk sampai kekampus . Tepat pukul 07.55 aku keluar dari rumah menuju kampus . Bisa dibayangkan bagaimana perasaanku kala itu . Perjalanan dari rumah ke kampus kira-kira 45 menit hingga 1 jam lamanya . Pikiran harus mengulang mata kuliah pak Suryo terbayang dalam pikiran . Aku tak ingin mengulang mata kuliahnya di semester depan bahkan aku tak berharap bertemu mata kuliah yang diampu dirinya di semester berikutnya.

Sepanjang perjalanan ponselku terus berdering . Aku melihat notifikasi disana tertulis nama Ita. Sudah pasti Ita mencariku . Beberapa panggilan tak terjawab terlihat disana. Aku sengaja tidak mengangkatnya karena sedang menyetir. "Maafin aku ya Ta , aku enggak mau makin panik ". Gumamku pelan

*Kampus Airlangga, Pukul 08.30

Aku tepat berdiri didepan pintu kelas. Terlihat pintu tersebut sudah tertutup rapat . Pak Suryo pasti sudah berada didalam . Aku menarik nafas beberapa kali . Memikirkan kalimat yang harus aku utarakan pada pak Suryo nantinya .

Kuberanikan diri mengetuk pintu "Tok.. tok .. Tok " . tiga kali kuketuk pintu kayu itu . Sekali lagi aku menarik nafas dalam . Kubuka pintu tersebut perlahan "Permisi pak ".

"Ya?" . Jawab pak Suryo

"Maaf pak , saya terlambat tadi saya kena macet pak "

"Kamu telat udah setengah jam ngapain masuk !! Sana tunggu diluar sampai jam saya selesai!!"

"Tapi pak "

"Gak ada tapi tapian cepet keluar , sekali lagi jam saya kamu terlambat jam saya , saya catat nama kamu ! Gak bakal lulus mata kuliah saya!"

"Iya pak, Maaf pak " . Ucapku sambil menutup pintu kembali

Setelah mendapat sedikit olahraga jantung menghadapi dosen bringas seperti pak Suryo . Aku segera meninggalkan kelas . Beruntung perasaanku pagi ini sangat gembira . Hari ini aku berencana memberitahu Ita tentang kejadian paspra seminggu yang lalu. Aku ingin menjelaskan semuanya dan meminta maaf telah menolak lamaran Dito yang tak lain merupakan sepupu dari Ita . Aku segera berjalan menuju kantin dan akan menunggu Ita disana. Tak lupa aku mengiriminya pesan untuk menemuiku setelah jam kuliahnya selesai .

***

Aku duduk di bangku ujung dikantin . Kondisi dikantin tidak terlalu ramai . "Ting .. Ting ..Ting" . Banyak notifikasi masuk ke ponselku . Aku melihat notifikasi tersebut dari grub Wa . Rasa penasaranku muncul setelah membaca chat dari kolom notifikasi. Tanpa ragu-ragu aku langsung membuka ruang obrolan tersebut . disana tertulis beberapa tanggapan atas video yang dikirimkan salah satu orang. Karena aku semakin penasaran aku mulai membuka video tersebut.

Terlihat gambar kecelakaan pesawat dibagian awal video tersebut. Aku coba menekan tombol play divideo tersebut. Video tersebut berdurasi sekitar 20 menit. Video tersebut memperlihatkan proses evakuasi para penumpang dan awak kabin . Terlihat dibagian ekor pesawat masih mengeluarkan asap yang lumayan tebal . Dijelaskan divideo itu bahwa pesawat tersebut jatuh karena kerusakan mesin . Diduga pilot melakukan pendaratan darurat didaerah perbukitan . "Dorr... Hayoo lagi ngapain ?" .Ucap Ita mengagetkanku. Ita segera duduk dibangku yang berada disebelahku .

"Kok cepet Ta , emang pak Suryo udah selesai baru jam 9 lebih dikit nih ?" . Tanyaku heran

"Udahlah kayak gak tau pak Suryo aja , Dia kan dosen yang alergi dikelas lama-lama haha... bosen juga tau kalo dia ngajar lama bikin ngantuk " . Ucap Ita

"Iya deh , kamu dah lihat belum ada kecelakaan pesawat loh , nih di grub ada yang ngirim video evakuasinya , terus yang selamat cuma beberapa orang aja " .

"Eh serius Gia ? Belum nih mana lihat ? . Ucap Ita . Aku segera memperlihatkan video diponselku kepada Ita . Kami berdua menonton kelanjutan video tersebut.

"Gilaa... Gila ngeri banget , tapi kenapa komennya pada bilang kalo sayang banget pilotnya meninggal padahal masih muda dan ganteng ? Gila kali nih orang-orang bukannya fokus di kejadiannya malah fokus ke yang lain , dasar manusia !" . Ucap Ita yang geram membaca beberap komen .

"Iya iya ". Jawabku . "kring...kring " . Ponsel Ita berbunyi . "Eh Gia , bentar ya aku angkat telfon dulu dari mama nih " . Ucap Ita sembari berdiri dari kursi dan berjalan menjauh.

"Oke " . Aku kembali menonton video itu kembali. Selang tak lama terdengar suara Ita . "Innalillahi wa innalillahi rojiun " . Raut wajah Ita memucat . Tangan kirinya menutup mulutnya . Terlihat Ita sangat kaget mendengar berita tersebut. Dia segera menutup panggilan diponselnya itu .

Ita kembali duduk di sebelahku . Dia tampak beberapa kali menarik nafasnya . "Gia ..." Ucapnya . "Iya Ta ada apa ?" . Jawabku sambil memandangi wajah gadis itu . "Gia , yang kuat ya ... kecelakaan di video yang kita lihat ini kejadian tadi jam setengah depalan pagi ini penerbangan dari Jakarta menuju Ternate " .

"Iya Ta , terus kenapa ?" . Aku semakin penasaran

" Kamu tau kalo kecelakaan itu , maskapai penerbangannya Elang air ?" . Tanya Ita

"Tau Ta"

"Gia yang kuat ya ... Pilot dari pesawat yang kecelakaan itu Capt . Dito Nasution , Gia "

Mendengar pernyataan dari Ita tersebut. Membuat mataku seketika meneteskan air mata dan Kedua tanganku langsung menutup kedua mulutku . "Ya Allah " . Ucapku pelan

"Gia , Dito udah ninggalin kita untuk selamanya " . Sambung Ita

Aku menurunkan kedua tanganku . "Innalillahi wa innalillahi rojiun " . Aku dan Ita saling memandang , dan kemudian Ita memelukku .

Dapat mengenalmu merupakan sebuah takdir yang sudah digariskan . Tetapi tak pernah ku menyangka jika pertemuan kita begitu singkat Dit, Selamat Jalan Dito Nasution . Terima kasih atas segalanya dan Maaf jika pertemuan terkhir kita begitu memilukan.

Gia Vanessa