webnovel

Uun wanah

Dia, teman yang bukan hanya sekedar teman. Kita bertemu tanpa sengaja, tanpa tanda ataupun gejala. Kita menyatu ditempat yang sama, tapi kita besar ditempat yang berbeda. Waktu itu adalah pertama kali hari besarku karena berasil meraih kemenangan yang tidak pernah aku bayangkan. Hari itu juga dia mendapatkan gelar yang sama denganku tetapi beda, itu bukan pertama kali untuk dia tapi sudah bersekian kalinya dia mendapatkan hal itu. Disitu kita berpelukan, berjabat tangan, mengambil gambar bersama. Aku sangat bangga memilikinya, mengenalnya, bahkan bisa menjadi temannya. Uun wanah, nama yang akan teringat jelas jika kita mengenalnya. Dia sopan,lembut,manis,periang kadang juga dia relah bertinggah gila untuk menghiburku, untuk mendapatkan tawa renyahku. Aku selalu melihat matanya, dimana disana tersipan sopan yang senduh, duka yang tidak semua orang tau, lembut sutra yang tidak berbau, manis layak nya gula yang kalah dengan pahitnya kenyataan hidup. Dia tertutup tapi bukan berarti menutup, di keras tapi bukan berarti dia batu. Banyak hal yang dia simpan akibat runtuhnya rasa kepercayaan, yang telah compang camping dikoyahkan. Ini dariku untukmu, aku tidak pandai mengolah kata sepertimu, tidak pandai merangkai kata seindah tulisanmu, yang aku tahu aku menyayangimu layaknya kakak perempuan ku. Aku tahu hidupmu berat, kamu pun tahu seperti apa kehidupan ku, kamu adalah warna baru dalam hidupku. Aku tahu hidupmu berat, kalau lelah, bilang ya. Pegang tanganku dengan erat, nanti kita saling menguatkan sama-sama.