webnovel

Destiny From The Sky

Cerita ini adalah tentang kehidupan Seorang wanita yang mencari cinta sejatinya. Ia adalah seorang pekerja Kantoran biasa yang mendambakan sebuah cinta di usianya yang sudah hampir 35 tahun. Eun Sung adalah nama wanita itu, ia memang tak pernah mengenal dunia yang indah untuk seorang wanita, yang ia tahu adalah bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya yang terasa serba kurang, belum lagi ia harus membayar hutang pada rentenir karena waktu itu ibunya sakit dan Sung tidak bisa membayar biaya rumah sakit, dan terpaksa ia meminjam uang rentenir untuk membayar semua biayanya. Pada suatu ketika ia bertemu seseorang yang membawanya pada sebuah perubahan dirinya yang dimana ia yang dahulu adalah Seorang wanita dewasa yang sangat Realistis dan Idealis menjadi seorang wanita yang lebih terbuka dan berfikiran lebih fleksible. bahkan Semua hal tentangnya adalah realitas dan lurus . Takdir seperti apakah yang akan membawa dirinya pada masa depan? Apakah doa yang selama ini ia panjatkan dapat terkabul?kebahagiaankah ?

dian_Indra · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
8 Chs

Wanita Tangguh.

"Bukankah salju turun dengan lebih tebal hari ini?"

sujin menyodorkan kopi hangat kepada Eun Sung, wanita itu tak mengatakan apapun dan hanya fokus pada layar monitor komputernya. Malam ini ia tidak bisa pulang lebih awal karena lembur akan membuatnya bertahan di Kantor untuk beberapa jam lagi. Hal itu bisa sampai membuat sung harus pulang hingga pukul sebelas malam dan ia tak pernah mengeluhsama sekali, pernah suatu ketika ia terpaksa tidur di lobby Kantor karena kesalahan penjaga keamanan yang sudah mengunci pintunya tanpa mengecek siapa yang berada di dalam. NamunTak ada kata takut untuk wanita sepertinya, ia hanya takut jika tidak menghasilkan uang, karena baginya kehidupan itu terus berjalan atau tidak ada makanan yang akan di makan esok hari. Sungguh kekawatiran yang Realistis.

"Sung, apakah kamu belum selesai? bagaimana ini, aku harus pulang lebih awal. Apakah akan baik-baik saja jika aku meninggalkanmu sendiri?"

ucap sujin merengek seraya melihat Sung yang tak berkata apapun. Namun hanya tangannya yang melambai tanpa menoleh ke arah yang bersangkutan.

"Cih, aku pikir sepertinya dia akan baik-baik saja, percuma saja aku mengkawatirkannya, terakhir kalinya ia bahkan mematahkan tulang hidung lelaki mabuk yang mengganggu saat perjalanan pulang ke Rumahnya ck.."

Ucap sujin mencibir dan Pergi meninggalkan Sung yang masih serius dengan monitornya.

***

"Sial, wanita itu pulang telat lagi, apa dia pemilik bangunan itu huh? ia bahkan menyiksa tubuhnya dan terus memforsirnya seakan tanpa uang dia akan mati. Percuma saja aku menunggunya di sini, lebih baik aku pulang. Brr.. padahal di sini dingin sekali."

ujar eun sol adik lelaki Sung yang masih Seorang siswa SMA. Rencananya ia berniat akan menunggu kakaknya di gang tak jauh dari Rumah mereka karena kawatir pada kakaknya yang tempo hari saat pulang di ganggu oleh pria mabuk, namun udara dingin dan salju yang turun mengurungkan niatnya dan kembali ke Rumah sendirian.

Eun Sung adalah wanita yang tangguh, dalam kehidupan sehari-hari sung adalah wanita yang bekerja di sebuah Perusahaan besar, ia memang banyak menghabiskan waktu hanya untuk bekerja, ia tinggal dengan adik lelakinya yaitu Eun sol, ia pun harus membiayai semua keperluan rumah tangga hingga sekolah adiknya, mereka pun masih tinggal di sebuah rumah sewa kecil seharga 5000 Won per bulan. Memang kecil dan murah namun, paling tidak mereka tidak kepanasan atau kedinginan. Ia pun harus membayar hutang-hutangnya yang belum lunas pada Rentenir. Karena untuk perawatan sang ibu yang sudah meninggal karena sakit beberapa tahun lalu.

Sung bahkan tidak sempat memikirkan kehidupan pribadinya, ia hanya melakukan segalanya dengan jalan yang lurus, sebenarnya kehidupan sehari-harinya sangatlah membosankan, ia tak pernah kemanapun , termasuk jika ada suatu yang menghebohkan seperti menonton konser atau apapun, baginya hal itu semua hanya membuang waktu. Karena dunianya adalah uang, selagi hutangnya lunas ia akan menabung dan pergi berlibur ke luar negeri. Dan mencari kesenangan lain seperti berkencan atau bahkan menikah? menikah adalah kata yang masih tabu baginya setidaknya ia mempunyai seorang kekasih di sisinya yang dapat memeluknya di saat hatinya membutuhkannya, namun selama ini hanya minuman soju inilah yang setia bersamanya jika menjelang malam dan menghangatkannya dari penderitaan maupun udara dingin yang menusuk tubuhnya.

Wanita berkacamata dan berambut pendek berwarna kecoklatan itu melihat ke arah langit seraya membenarkan letak syalnya.

"Apakah semua akan berakhir dengan baik? aku sangat lelah akan tetapi aku tak ingin menyerah, karena masih ada seorang yang harus aku lindungi. Omma, apakah ini akan membaik?"

terlihat kepulan nafas dingin ikut mengiringi ocehannya. Ia masih memandang langit tak berbintang dan penuh dengan salju yang turun lebat kali ini. Sung melanjutkan langkahnya dengan menghembuskan nafas beratnya. Ia akan lewat gang temaram di dekat kontrakannya. Gang itu tak begitu jauh dari Rumahnya namun ada saja orang mabuk yang kadang berada di sana, bersyukur malam ini tak ada siapapun di sana. Eun Sung masuk ke dalam rumah dan mendapati adiknya belum tidur dan sedang membuatkan ramen untuknya.

"Kenapa belum tidur? apa kamu Pria dewasa huh?"

ucap Sung mengomel.

"Apa kamu akan melihat aku mengurusmu selama sisa hidup ku huh? carilah seorang suami, lagi pula kamu sudah terlihat tua, aigo lihat keriput di wajahmu semakin meluas saja."

Sung yang emosional lalu menimpuk kepala sol dengan sendoknya.

"Lihatlah, apa kamu adalah orang tuaku? Cih, tunggu saat kamu dewasa kamu akan mengerti. Pergilah tidur dan lakukan saja tugasmu sebagai seorang murid, dasar anak bayi "

ujar Sung seraya menyeruput ramennya karena rasa lapar yang begitu hebat.

"Hufft,,"

"Kenyangnya, bocah tengik itu tau apa soal kata menikah, menggelikan sekali."

gerutu Sung seraya membersihkan kaca matanya dari sisa uap panas mie yang ia makan. Ia berbaring di bawah meja kecil tempatnya makan, ia melihat langit ruangan kecil itu, terbesit tanya di hatinya tentang memperbarui hidupnya yang rumit, Namun lagi-lagi ia harus kecewa karena semua tidak semudah yang ia bayangkan. Ia bangkit dan mengambil sisa Soju yang tinggal separuh di atas mejanya, lalu meminumnya sloki demi sloki.

"Omma, aku tak mau mengeluh lagi. Maafkan anakmu ini yang selalu membuatmu sedih, bahkan di sisa umurmu aku tidak bisa memberikan ke inginanmu. Aku memang anak yang tidak berguna."

Seperti malam-malam sebelumnya Sung selalu menghabiskan setengah jam dengan termenung sembari meminum sojunya seteguk atau dua teguk. lalu tidur setelah itu .

Tidak ada malam yang ia lalui tanpa ritual minum sojunya, ia selalu saja meminumnya untuk menghilangkan beban di hatinya. Apalagi masa depannya terlihat tidaklah seterang drama di layar televisi. Kisah cinta yang di damba pun tak kunjung datang. ia bahkan tak sempat merawat tubuhnya sendiri. Bagaimana ia bisa me dapatkan seorang Pria yang benar mencintainya. Terakhir kali ia menampar salah seorang Pria saat ia mengikuti kencan buta pada sebuah aplikasi online. Pria itu beeusaha merayunya dan berbuat tak senonoh dengan berusaha meraba pahanya, tanpa ragu ia membuat hidung Pria itu berdarah dan melaporkan aksi pelecehan seksual yang Pria itu lakukan pada pihak polisi. Ia bahkan mendapatkan sumpah serapah dari pria itu dengan mengatakan ia tidak akan laku dan menjadi seorang perawan seumur hidupnya.

Dari sanalah terkadang dia seakan percaya jika sumpah lelaki itu dianggapnya sebuah kutukan untuknya. Karena sejak saat itu benar saja ia tak memiliki seorang Pria pun yang mau menjadi kekasihnya. Karenanya ia merasa jika cinta itu sudah tak akan menjamahnya. Baginya dunia itu hanya uang dan masa depan yang cerah. Dan cinta adalah urusan nomer dua yang tidak merupakan hitungan mengingat usianya yang sudah tidak lagi remaja.

***