"Emm …" Anna bergumam pelan, membuat Regan mencoba untuk menahan napas sejenak. Wanita itu benar-benar mampu membuatnya tidak karuan. Perasaan yang bercampur aduk, dengan napas yang memburu.
Regan merasa begitu gerah padahal saat itu AC mobil tengah hidup dengan suhu yang cukup membuat orang mengigil. Ia segera melepaskan dasinya dan melemparkannya sembarangan.
"Sial. Apa dia tidak bisa diam?" umpat Regan melihat Anna yang sedikit menambah gairnya bertambah, ia berusaha untuk mengontrol dirinya sendiri, karena Anna terus saja mengeliat seperti ulat bulu, membuatnya ikut-ikutan terbawa suasana.
Beberapa saat kemudian, Seon memarkirkan mobil, membuat Regan segera membopong Anna yang berada dalam pengaruh obat perangsang itu masuk.
Selama dalam perjalanan, obat perangsang yang diminum Anna mulai bereaksi hebat. Regan mencoba menahan godaan yang Anna timbulkan, tubuhnya yang terasa panas harus mendapatkan penangkalnya untuk mengurangi penderitaan Anna.
Seon mengikuti dari belakang Regan.
"Apa yang harus ku lakukan?" tanya Regan yang diam-diam melirik ke arah Anna yang tengah berada di dalam gendongannya.
Saat sampai ke lantai penthouse-nya, Regan segera membuka pintu.
"Jangan masuk," ucap Regan menghentikan langkah Seon untuk ikut masuk.
Sang asisten itu, mematung di depan pintu, bahkan Regan menguncinya dari dalam. Regan tidak ingin dia ikut masuk.
"Jadi, apa yang aku lakukan?" tanyanya sambil menatap pintu kamar Regan.
Regan bergegas masuk ke dalam kamar dan meletakan Anna di atas tempat tidur bigsize miliknya. Saat Anna berada di atas tempat tidur, ia merasa tidak karuan, bahkan bergerak tidak menentu di bawa pengaruh obat.
Melihat kondisi Anna yang berada di hadapannya, Regan sedikit kebingungan. Ia tidak tahu, apa yang harus dilakukan olehnya.
"Apa yang harus aku lakukan, apa aku harus membantunya untuk melampiaskan hasratnya?" Regan merasa sangat bingung sekali.
Sebagai pria normal, hasratnya makin membuncah, apalagi melihat wanita yang tengah berada di hadapannya. disisi lain, ia memiliki kesempatan untuk mencicipi tubuh Anna tetapi ia tidak bisa melakukannya. Ia tidak ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan, apalagi wanita di hadapannya dalam keadaan mabuk.
Anna yang melihat pria di hadapannya, duduk dan meraih tangan Regan. Wanita itu semakin liar dan sudah tidak terkendali lagi. Anna pun menarik Regan ke tempat tidur, ia sudah tidak bisa menahan diri lagi. Ia ingin melampiaskan hasratnya.
Jantung Regan berdegub lebih cepat, apalagi saat Anna mulai membuka satu persatu pakaiannya, kini tinggal pakaian dalam yang tersisa. Regan ikut terbawa hasratnya melihat tubuh indah Anna yang putih dan mulus itu.
"Apa aku harus memenuhi hasratnya, malam ini?" Regan masih ragu untuk melakukannya, padahal Anna sudah mulai kepanasan dan ingin segera menuntaskan hasratnya.
"Apa yang kau pikirkan, Regan. Kau tidak bisa melakukannya, pada wanita yang tengah mabuk. Kau masih punya harga diri memanfaatkannya," gumam Regan sambil menepuk pipinya.
Walaupun Regan sangat menginginkan tubuh Anna, tetapi ia tidak bisa melakukan hal yang tercelah. Ia mengelengkan kepala, sesekali menepuk pipi untuk menghilangkan pikiran kotor. Namun, godaan Anna makin membuat pikirannya bertambah kacau. Regan yang tengah bimbang akhirnya memutuskan untuk membantu pujaan hatinya itu menuntaskan hasratnya.
Ia pun mulai memberikan mengecup leher Anna dengan lembut, wangi tubuh Anna begitu memabukan untuknya, ia merasa sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Wangi tubuh Anna yang membuatnya candu.
"Ka-kau yang menginginkannya, aku akan membantumu," bisik Regan pelan, napasnya sedikit memburu.
Perlakuan yang diberikan oleh Regan mampu membuat Anna terus menggeliat. Apalagi saat Regan mulai menindih tubuhnya, Regan begitu lihai dan berpengalaman dalam membuat tubuh Anna bergairah. Mendapat kecupan itu, tubuh Anna bereaksi dan menyukai sentuhan itu.
Masa lalunya yang membuatnya memiliki keahlian yang saat ini ia berikan untuk wanita di hadapannya. Jantung Regan berdetak lebih cepat dari biasanya, antara takut dan tidak peduli. Itulah yang dia rasakan ketika bibirnya mulai menyusuri tubuh Anna, aroma tubuh Anna semakin membuatnya bersemangat.
"Bagaimana jika dia tiba-tiba sadar, mampus dah. Dia pasti akan marah habis-habisan atau menuntutku karena berbuat yang tidak-tidak padanya, apa aku tetap lanjut? Berhenti?" gumamnya menghentikan aktifitasnya.
Namun, saat ia menghentikan kegiatan, Anna meminta agar yang dilakukan pria it uterus menerus dilakukan. Entah berapa banyak dosis yang diberikan oleh pria itu untuk membuat Anna seperti ini, membuat Regan sedikit emosi mengingat wajah para pria itu.
"Please!" ucap Anna lirih. Regan masih bimbang. Ia pun memilih opsi pertama, ia tetap melanjutkan aksinya, ini adalah hal langkah yang terjadi diantara mereka, Regan tak ingin melewatkannya.
"Masa bodoh deh," gumam Regan sambil meneruskan aksinya. Ia hanya berusaha untuk membuat wanita itu menuntaskan hasratnya.
Regan memperlakukan Anna dengan sangat baik, ia tidak bermain dengan kasar. Regan terus memberikan rangsangan hebat di tubuh Anna, membuat Anna merasakan kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan selain suara-suara kecil dan lembut yang dikeluarkannya. Mata yang masih terpejam, Anna menikmati sentuhan itu. Regan menatap wajah Anna yang menikmati setiap sentuhan bibirnya yang telah mendekati lingerie yang masih Anna kenakan, seketika Regan melepasnya dengan pelan lalu bibir itu mengecup isi lingerie dengan lembut dan membuatnya basah.
Sesekali lagi, suara lembut terdengar membuat gairah Regan semakin terpengaruh. Ia bisaa melihat dengan jelas jika Anna terlihat begitu menyukai tindakan Regan itu, erangan manja dan pelan terlontar dari mulut Anna, seketika Regan memperhatikan ekspresi wajah Anna ketika ia melumat isi lingerie yang sintal dan kencang itu.
Regan benar-benar bahagia, ia merasa jika dirinya saat ini mendapatkan durian runtuh. Bertemu dengan Anna secara tidak langsung dan kini ia bisa mencicipi tubuh pujaannya itu. Hal yang selama ini hanya ada di hayalan kini bisa dia rasakan secara langsung, luar biasa indah di penglihatannya, ujungnya masih berwarna merah muda, warna kulit Anna yang putih terlihat begitu mengairahkan.
"Aku benar-benar tidak boleh melewatkan ini. Wanita ini, sangat pintar menjaga tubuhnya. Baru pertama kali aku melihat tubuh yang seindah ini, bagaimana mungkin aku membiarkan dia tidak merasakan kenikmatan surga dunia yang banyak orang inginkan, aku harus membuatmu merasakannya," ucap Regan pelan.
Regan mulai nakal, setelah puas dengan bagian tubuh bagian tengah, ia perlahan turun ke wilayah perut. Anna bergerak-gerak menahan kegelian saat perutnya dikecup, mata Anna sesekali terbuka dan tertutup saar ia menikmati sentuhan itu.
Wajah Regan kini turun hingga ke pangkal paha, wangi khas yang tercium di bagian terlarang itu semakin membuat Regan penasaran dengan keindahan milik Anna. Tangannya pun mulai meraba dan memberikan sentuhan lembut di daerah sensitif milik Anna.