Kebahagiaan yang hadir sekarang membuat Edison merasa hangat, hatinya yang kesepian itu sekarang terasa hangat.
Ucapan Dokter tadi tampak terus membuat Edison berubah begitu saja. Ada perasaan yang sangat tak bisa di utarakan di dirinya.
Setelah dari Dokter mereka pun pulang ke rumah. Tanpa henti Edison terus mengelus perut Selena di perjalanan.
Setelah hamil Selena tidak melakukan aktivitas apapun, Edison menyuruh semua orang fokus melayani wanitanya itu. Bahkan Edison melarang Selena walau hanya untuk naik turun tangga.
Selena sedikit terpikirkan Mia, ia bahkan sudah jarang melihat gadis itu berkeliaran di rumah itu.
Keesokan harinya Selena tidak ingin pergi ke kantor, ia mengeluh kakinya lelah. Dan tanpa pikir panjang seperti biasa Edison menuruti nya.
Saat siang hari tidak da siapapun termasuk Edison yang sudah berangkat kerja. Selena turun ke lantai satu dan mengetuk kamar Sarah.
Betapa terkejutnya Selena begitu melihat Mia terlihat sangat kurus dan tidak terurus. "Apakah kamu belum makan?" tanya nya
Mia menggeleng, ia hanya membuka kan pintu kamarnya. Pertanda Selena boleh masuk.
"Kenapa kamu seperti ini, apa ini karena aku dan Edison ?" tanya Selena.
"Aku merindukan Devan dan merasa bersalah padanya!" jawab Mia.
"Ah, aku juga merindukan Devan! Aku juga merindukan Ayahku."
"Pulanglah ke rumah, temui ayahmu!"
Selena mendengar kata-kata tulus Mia lebih dari sebelumnya, namun Karina bisa menebak banyak uang ingin Mia katakan namun ia tak bisa.
"Apa kamu mencintai Devan lebih dari mencintai Edison ?" tanya Selena.
"Tentu saja, tapi bodohnya aku kembali kesini dengan sejuta fakta yang tak bisa ku ubah begitu saja!"
Jawaban Mia membuat Selena berpikir banyak sekali.
Selena kembali ke kamarnya karena mual yang ia derita, Edison juga terus meminta nyonya Nana mengabarkan tentang Selena padanya. Edison juga menyuruh beberapa pegawai untuk tidak jauh dari kamarnya agar Selena mudah jika memerlukan sesuatu.
Tampak semua kebutuhan pu di siapkan dengan teliti sekali.
Sepulangnya dari kantor Edison amat sangat murung, ia melihat ke arah Karina yang juga menatapnya begitu ia membuka pintu kamar.
Gadis itu membuka kan kedua tangannya, ia langsung mendekat dan menghambur ke pelukannya.
"Kenapa? wajahmu tidak seperti biasanya!"
"Aku kesal karena harus berbisnis keluar negeri!"
"Kenapa kesal bukankah itu sudah menjadi rutinitas dan kewajiban mu?" ucap Edison.
"Ya, tapi aku tidak ingin meninggalkan kamu yang sedang hamil." Edison tidak ingin Selena kelelahan jika ikut bersamanya.
"Aku akan menunggumu disini, kami akan baik-baik saja sayang!"
Dengan meyakinkan Edison Selena mengelus pipi kekasihnya itu, dan mencium nya.
Edison juga mengelus perut Selena dan melakukan hal yang sama.
"Edison , apakah semua baik-baik saja?" masih ada keraguan di wajah lelaki itu karena itulah Selena menanyakan nya.
"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak disisi ku, aku sangat senang sekarang sungguh!"
Mendengar penuturan Edison , Selena tersenyum bahagia.
"Aku juga merindukan mu seharian ini bagaimana denganmu?"
"Tentu saja, haruskah kita bermesraan hari ini?''
Tawaran yang di balut pertanyaan ini benar-benar mengandung arti yang membuat keduanya malu-malu.
"Em!" Selena menahan dagunya membuat Edison semakin penasaran.
"Tentu saja sayang!" lanjut Selena.
Di tempat itu Edison bahkan langsung membuka semua pakaian nya, tanpa aba-aba mereka berdua sudah terlena di balik selimut. Edison lebih lembut sekarang karena ada bayi di dalam diri Selena. Namun tak mengurangi rasa sayangnya malah membuatnya semakin menggebu-gebu.
Kandungan Selena semakin membesar ia bahkan sering merasakan sakit punggung berlebihan.
Pada suatu malam Edison dan Mia bertemu di taman, mereka membahas tentang Selena.
"Kenapa kamu berbuat jauh pada adik Devan! tak cukup kah kamu melukai keluarganya?" ucap Mia menggebu.
"Aku mencintainya!"
"Sejak kapan kamu mencintai seseorang, kamu hanya menindas semua orang. Yang kamu miliki itu hanyalah nafsu dan kekuasaan!"
Mia menangis ia tak kuasa begitu teringat masa-masa dulu saat bersama Devan
Tiba-tiba Edison bersimpuh di depan Mia. "Maafkan aku, aku tidak bisa jujur pada Selena! dia sedang mengandung anak pertama ku."
"Apa kamu begitu ingin mendapat darah daging dari darah seseorang yang keluarganya kamu bunuh?"
"Aku mencintainya sungguh, tolong Mia mengertilah kali ini aku belum pernah merasakan seperti ini sebelumnya, kehamilan Karina benar-benar sesuatu yang aku syukuri bukan karena kecelakaan!"
"Kamu lebih buruk dari yang aku bayangkan Edison."
Mia berlalu begitu saja, ia kembali masuk ke kamarnya sementara Edison mengusap raut wajahnya yang sangat kebingungan.
Keesokan harinya Selena bangun dari tempat tidur, melirik Edison di sampingnya yang sudah terbangun dan menatapnya. "Kenapa melihat ku seperti itu?" tanya Selena.
"Apakah itu salah?''
Edison menggeleng membalas pertanyaan Edison.
"Edison Aku ingin pulang bertemu Ayah! Tetapi aku ingin kita sudah menikah agar m cm aku bisa menjelaskan baik-baik padanya. Tidak mungkin aku akan bilang kita belum menikah setelah ia melihat aku mengandung." Selena, mengelus perutnya yang membesar.
"Pulang?" tanya Edison.
"Aku sudah sangat lama disini aku merindukan nya."
"Baiklah, kita akan menikah dalam dua hari, setelah itu ayo kita pergi ke rumah Ayahmu bersama."
Edison memegang tangan Selena meyakinkan, gadis itu dengan senang hati mendengarnya.
Berita pernikahan pun sudah terdengar dimana-mana. Walau Selena tak mengundang ayahnya karena kendala sesuatu, Edison juga berniat mengundang keluarga inti dan para pegawai saja yang ia percaya.
Kesibukan mulai terlihat di taman mansion mewah milik Edison, jasa dekorasi terbaik ia sewa untuk melangsungkan pernikahan. Selena melihat dari kaca kamar betapa indahnya lampu-lampu dan bunga yang menghiasi area itu.
Edison juga sudah cuti bekerja untuk berada di area rumah. Bahkan ia juga menyewa makeup artist terkenal untuk menyulap Selena menjadi bidadari esok hari.
Mia semakin di buat ombang-ambing. Rasa ingin menculik Selena pun terlintas, namun ia tahu siapa yang di hadapinya. Edison, manusia itu terkenal lebih kejam dari kelihatannya, dan memang sangat kejam karena ia mengalaminya sendiri.
"Edison, apakah kamu tidak masalah?" tanya Selena.
"Tentang apa?"
"Kita akan menikah saat aku hamil besar?"
"Mengapa? lagi pula aku mencintaimu dan kita akan menikah di mansion pribadi ku, tidak akan ada wartawan bahkan aku membuat peraturan semua tamu di karang membawa ponsel."
"Aku hanya takut berita ini terdengar pada Ayahku!"
"Tenang saja, aku hanya mengundang beberapa orang saja yang penting!"
Selena mengangguk. Nyonya Nana juga datang bergantian dengan pegawai lain untuk menanyakan keperluan Selena . Namun gadis itu malah memeluknya, ia sangat sedih karena tidak akan ada keluarganya yang datang.
"Nona, tenang saja! kami juga berasal dari desa yang sama. kamu bisa menganggap ku sebagai keluarga mu!"
Selena memeluk nyonya Nana dengan erat sampai ia menangis.
Dua mobil box besar datang bersamaan. Ternyata mereka membawa gaun pernikahan untuk dikenakan Selena Begitu di turunkan gaun itu panjang, besar dan berat. Edison juga memesan gaun untuk para pegawainya agar bisa memegangi gaun Karina besok agar gadis itu tidak keberatan.
Gaun berwarna putih tulang, berdampingan dengan sebuah toksedo hitam yang mengkilap dengan sebuah pita di lehernya membuat semua orang menatap betapa indah dan pastilah mahal sepasang baju pernikahan itu.
Edison benar-benar memberikan yang terbaik di pernikahan nya.
Bahkan kali ini ia benar-benar ada di semua laman berita terkenal dunia.