webnovel

Bab 3 Istirahat

Nut dan adiknya Fuchisa, berhenti di sebuah aliran sungai yang berada di area persawahan untuk menyegarkan diri setelah berlari melewati hutan.

Nut mengambil air dengan telapak tangannya dan berkata, "Cuci muka, dan minum dulu biar segar."

Fuchisa yang wajahnya terlihat ragu-ragu untuk meminum air, hanya duduk diam di pinggir sungai sambil memainkan rambut panjang yang bewarna coklat abu.

Nut yang merasa khawatir dengan adiknya, mencoba membujuk Fuchisa untuk minum air walau cuma seteguk. Fuchisa tetap berkata "tidak" sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan mungilnya.

"Terserah! Kalau itu maumu. Hari mulai senja, ayo lanjutkan perjalanan." Nut berdiri, dan berjalan mendahului adiknya.

"Kakak!!! Sapi!!! Sapi!!!," Fuchisa berteriak sambil menunjuk sebuah pedati yang di tarik sapi, yang sepertinya akan menuju sebuah desa.

Fuchisa berlari menghampiri pedati, untuk menumpang.

"Paman!!! Berhenti!!! Berhenti!!!" Teriak Fuchisa sambil melambaikan tangan.

Pedati yang berselisih jarak 10 meter dari si adik, mulai melambat, dan berhenti di dekatnya.

Paman Pedati yang kira-kira berusia 35 tahunan, menyanyakan alasan mereka menghentikannya. Nut yang berada di belakang adiknya, meminta ijin kepada paman itu untuk menumpang.

"Tidak usah khawatir Paman, kami bukan orang jahat. Kami juga akan memberi Paman upah kok," kata Fuchisa untuk meyakinkan Paman pedati yang terlihat ragu-ragu.

Nut mencubit pelan tangan adiknya,dan bertanya tentang uang tersebut.

"Tenang saja kakak." Fuchisa menggoyang bagian baju sebagai tanda tempat menyimpan uang.

"Baiklah, kalian boleh ikut, dan hati-hati jangan rusak barang-barang di belakang!!" Ijin paman itu

***

"Hm ... , Pecel sama telur rebus ini enak banget."

"Makan yang banyak, biar cepat tinggi."

"Tentu saja aku akan tumbuh besar, lagi pula umurku masih 7 tahun," kata Fuchisa sambil menjilati jari-jarinya.

Nut, dan Fuchisa sekarang berada di Desa Blimbing. Sesaat memasuki Desa, mereka turun dari pedati dengan tergesa-gesa untuk mampir di warung makan dekat pintu masuk desa, guna menghilangkan rasa lapar mereka.

"Kak, nanti malam kita tidur di mana?"

"Di warung Mbok Darmi. Tadi aku udah ijin," kata Nuts sambil menyenderkan tubuhnya di pohon.