webnovel

28. Duo miss Korea

"Kim aku boleh minta peluk?"

Satu kalimat yang ahirnya memecah keheningan di ruang tamu, dengan air muka terlewat sedih Aera bertanya pada Hyungtae. Apapun akan Hyungtae beri untuk Aera, Hyungtae tidak pernah membatasi apa yang Aera inginkan atau apa yang ingin Aera lakukan. Tapi sekarang? permintaan macam apa itu? Aera meminta Hyungtae untuk memeluknya? apakah dunia sedang bercanda dengannya, pikir Hyungtae.

Tidak pernah terlintas sekalipun kalimat itu akan terlontar dari mulut Aera, hanya dengan satu kalimat tersebut jantung Hyungtae terasa ingin meloncat keluar dan segera berpindah kedalam tubuh Aera mengajak jantung Aera berdetak bersama agar tidak menggila sendirian. Tanpa pikir lama Hyungtae pun menganggukkan kepalanya pelan di tengah suasana yang kikuk. Tidak mungkin, Hyungtae tidak pernah terlihat sepolos ini. Siapapun tolong kembalikan Hyungtae si narsis dan si arogan yang dulu.

Lalu perlahan tangannya mendekap tubuh Aera agar bersandar dalam pelukannya. Pikiran Hyungtae melayang kemana-mana sekarang, banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul secara bergantian di kepalanya. Dan pada akhirnya ia meyakini satu jawaban dari seluruh jawaban-jawaban rumit yang menyerangnya. Keadaan Aera terlalu rapuh untuk berdiri sendirian, ia ahirnya menyadari alasan Aera selalu menyembunyikan cerita tentang keluarganya. Ketika Hyungtae bertanya mengenai itu pasti Aera akan segera mengalihkan topik ke percakapan lainnya.

Ternyata Aera tidak pernah merasakan apa yang dinamakan keharmonisan keluarga dan juga rasa kasih sayang dari orang tuanya. Bahkan ia dipaksa hidup sebatang kara sampai saat ini. Hyungtae ikut merasakan betapa hancurnya Aera di setiap harinya, ketika Aera tak sengaja melihat seorang ibu mengantarkan anaknya pergi ke sekolah dengan menggandeng tangan mungil nya lalu mengecup peluk penuh ketulusan. Aera merindukan masa-masa itu, masa dimana ia bak seorang putri di negeri dongeng yang selalu di elu-elu kan banyak orang terutama dari pihak keluarganya.

Dan kemudian kisah itu benar-benar menjadi seperti dongeng. Cerita bahagia seorang putri yang disayangi banyak orang tak mungkin lagi Aera alami, bahkan untuk mendambakan satu pelukan dari sang ibu pun ia tak berani, karena tau apa yang ia dambakan hanya akan berahir menjadi angan. Keluarganya terlalu acuh padanya, terlampau acuh hingga Aera tak mampu menggapai keluarga itu lagi.

Setidaknya ia ingin memperbaiki hubungan dengan kedua orang tuanya, lalu bagaimana cara Aera memperbaiki hubungannya dengan sang ayah, jika Aera saja sudah tak bisa menemuinya lagi. Sepertinya ia memang sudah tidak diizinkan untuk merasakan barang sedikit pun rasa sayang dari ayahnya.

••

Lentingan bunyi lonceng angin terdengar sedikit nyaring namun juga merdu secara bersamaan, keduanya imbang masuk ke telinga para pengunjung kafe saat seorang gadis baru saja memasuki pintu masuk. Mengitarkan pandangannya ke sekeliling kafe demi mencari seseorang yang telah memiliki janji akan bertemu dengannya disana.

Seorang pria mengangkat tangan sebelah kanannya, memberi tau bahwa ia berada di meja paling pojok dekat jendela. Dengan begitu dirinya langsung menghampiri pribadi berkulit sedikit tan itu dengan tali tas bermerek yang menggantung di pundaknya. Pakaiannya yang simple namun mewah memberi kesan classy, menarik perhatian para pengunjung lainnya. Ada beberapa pria yang dimarahi kekasihnya sebab terpergok tengah menatapnya.

Kursi kafe bergaya minimalis diseret sedikit mundur untuk mempersilahkan gadis cantik itu mendudukinya, menyambut dengan senyum sapaan paling ramah atas kedatangannya seolah mereka memiliki hubungan yang cukup dekat. Tapi sepertinya hanya pihak pria yang menganggap mereka dekat, raut muka gadis itu tidak terlihat senang bertemu dengannya. Ekspresinya dingin sorot matanya pun terlihat malas meladeni pria di depannya.

"Hai, apa kabar?" ucap pria tan itu membuka percakapan. Lee Suho, itulah nama pria yang dari tadi berusaha bersikap ramah pada gadis di depannya. "Baik, ada apa kau mengajak ku bertemu, kau tidak tau aku sibuk ya?" balas gadis itu ketus. Entah mereka pernah memiliki masalah apa hingga membuatnya tak menyambut sikap baik Suho.

Jung mina merupakan gadis cantik dan kaya yang menjadi bulan-bulanan para pria diluaran sana. Dan tahun ini menjadi tahun patah hati bagi mereka semua, sebab mina telah memutuskan untuk menikah dengan kekasihnya yang telah menjalin hubungan dengannya selama tiga tahun terakhir. Benar, dia sahabat Aera.

Sahabatnya yang tak kalah cantik dari Aera, mereka berdua bak duo Miss Korea saat sedang bersama. Tak sedikit pria yang telah menyatakan persaannya pada mereka berdua, meskipun hampir semua tertolak dan beberapa ada yang tidak mendapat respon sama sekali.

Banyak gadis yang iri karena keduanya terlalu banyak mendapatkan perhatian dari para pria di sekolahnya, bahkan saat diluar sekolah pun tak sedikit yang meminta nomor telfon pada mereka berdua. Sehingga membuat gadis-gadis itu mulai membenci mereka, yang sayangnya tidak semua berani menyampaikan kebenciannya pada Aera dan mina.

Sebab keduanya bukanlah gadis lemah yang terima saat mendapat bullyan. Terutama Aera yang tak segan untuk menampar balik saat ada yang berusaha menampar nya, bahkan mengancam untuk memukul jika terus saja mengganggu dirinya dan juga sahabatnya. Tau sendiri bukan Aera bukan tipe gadis lemah yang terima saat Hyungtae bersikap seenaknya padanya. Bahkan berhasil melunakkan kegarangan nya yang di takuti banyak orang.

Memang Aera tidak seberani preman kampung yang selalu membuat onar dimana pun, buktinya ia takut saat ada seseorang yang masuk ke kamarnya dulu, yang ternyata orang itu adalah Hyungtae. Mungkin saat itu ia merasa Hyungtae merupakan orang yang sangat kaya sehingga banyak penjahat datang kerumah besarnya dan membawa beberapa senjata tajam untuk merampok atau bahkan mengancam nyawanya.

Jujur jika sudah berurusan dengan penjahat bersenjata, mental bajanya perlahan akan berubah menjadi remahan rempeyek. Jadi kekuatannya hanya sebatas untuk membela diri dari kalangan yang sebanding atau yang berada dibawahnya. Berbeda dengan Mina, ia lebih memanfaatkan mulut tajam nya untuk membalas orang-orang yang berani mengganggu mereka.

Sorot mata dan kalimat yang keluar dari mulutnya terasa lebih tajam dari silet, pisau, atau pedang keramat sekalipun. Membuat siapapun ngeri saat beradu argumen dengannya, Satu-satunya lawan yang imbang hanyalah Aera.

Hubungan sahabat yang sangat dekat bak lubang hidung kanan dan lubang hidung kiri pun sudah bisa dipastikan pernah memiliki konflik entah masalah kecil maupun besar. Sehingga menimbulkan pertikaian dan adu mulut. Sama halnya dengan Aera dan mina, dulu mereka pernah tidak sependapat mengenai Aera yang tidak akan melanjutkan belajarnya ke jenjang perkuliahan.

Aera merupakan sosok asing yang menumpang hidup dikeluarga choi, ia dipaksa untuk tidak kuliah dan keluar dari rumah mereka ketika sudah lulus SMA. Dan Aera tau betul posisinya yang membuat dirinya tidak bisa menolak maupun membuat penawaran yang menguntungkan orang tuanya agar ia tetap bisa tinggal disana dan bisa melanjutkan belajarnya di bangku kuliah.

Sedangkan mina, ia mendukung Aera yang akan keluar dari rumah dan berniat untuk meminjamkan apartemen milik sang ayah. Namun menolak mentah-mentah perihal Aera yang tidak akan kuliah, ia sudah menawarkan diri untuk membantu biaya kuliah Aera hingga lulus atau jika Aera menolak ia hanya akan membantu sampai Aera mendapatkan pekerjaan yang layak selagi kuliah.