webnovel

Daftar Operasi TF Amethyst

Seorang pria tua, seorang pemuda dan seorang anak perempuan, ketiganya berdiri di atas padang rumput nan luas, di bawah langit yang bersih dari awan. Sang anak perempuan memandang keadaan di sekelilingnya dengan mata berbinar. Sebelumnya ia harus melewati padang salju dan lorong kecil yang gelap, jadi wajar kalau benaknya kini dipenuhi pertanyaan. “Grandpa, tempat apa ini?” Sang pria tua berlutut di hadapan cucunya sebelum dengan lembut ia menjawab. “Penduduk lokal menyebut tempat ini Benua Amstell.” “. . . Benua Amstell?” Sang anak perempuan memiringkan kepala mungilnya sementara kakeknya melanjutkan. “Delapan tahun yang lalu Grandma menemukan tempat ini secara tidak sengaja, sayangnya di tempat ini pula Grandma meninggal. Jadi, maukah kau membantu Grandpa menjaga tempat peristirahatan terakhir Grandma ini?” Sang anak perempuan mengangguk mantap sebelum menjawab. “Tentu saja, Claire akan menjaga tempat ini dengan sekuat tenaga.” Sang pria tua lalu menoleh ke arah pemuda di sampingnya sebelum berkata. “O’Neil, kau tahu aku dan Samantha memperlakukanmu seperti anak kami sendiri, dan kami tahu kau memutuskan masuk militer karena tidak mau bersaing dengan Robert dalam mengelola korporasi yang akan kami tinggalkan, meski bakatmu dalam berbisnis jauh lebih baik.” “. . .” “Tapi setidaknya berjanjilah kau akan membantu Claire menjaga tempat ini, karena begitu keberadaan Nouel diketahui, seluruh dunia akan memperebutkan tempat ini.” “Anggap sudah terlaksana.” Jawab Sang Pemuda dengan kasual, namun Sang Pria Tua seketika tersenyum karena ia tahu anak angkatnya tersebut tidak pernah mengingkari kata-kata yang ia ucapkan. *****

Tropic_Panda · Quân đội
Không đủ số lượng người đọc
79 Chs

3.1 - Wawancara Pekerjaan

Apartemen No. 2304, Royal Crown Tower, pusat kota San Fransisco.

Pukul 1920, 6 November 2023

Claire J. Webber, pada usianya yang ke-20 gadis berdarah Amerika-Perancis tersebut berhasil menjadi Titan dalam perekonomian global. Di kedua tangannya Claire menggenggam 46% perekonomian Amerika dan 56% perekonomian Perancis, dan satu hal yang mengejutkan adalah, tidak banyak orang yang mengetahuinya.

Sambil duduk bersila di atas sofa Claire menikmati setumpuk wafel. Sebuah kebiasaan yang tidak biasa untuk gadis dengan tubuh layaknya foto model.

Namun dalam banyak hal Claire bukanlah gadis biasa. Misalnya saja dalam berpakaian. Tiga jenis pakaian yang selalu ia kenakan adalah jas, blouse dan rok h-line untuk urusan resmi. Track-suit lengan panjang saat ada di rumah, dan pakaian kasual berupa sepatu basket, celana jeans, kaos dan jaket saat di luar rumah. Claire sama sekali tidak memiliki gaun atau pakaian feminim lainnya.

Sambil mengunyah satu potongan besar wafel, Claire memandang pria tua dengan pakaian kasual yang duduk di hadapannya.

Pria tua tersebut adalah veteran US. Army. Ia mengakhiri karir militernya enam bulan lalu dengan posisi terakhir Jenderal bintang empat sekaligus kepala sebuah lembaga pendidikan yang disponsori US. Socom. 

"Paman O'Neil, kau yakin kau hanya butuh 12.000 combatan?"

"Ya, 12.000 combatan sudah lebih dari memadai."

Claire menatap dalam-dalam paman angkat yang juga ia anggap sebagai pengganti figur ayah sebelum berkata.

"Sekedar mengingatkan, ada lebih dari 250 juta penduduk yang berpotensi menjadi musuh."

Jenderal O'Neil meletakkan cangkir teh di tangannya ke meja sebelum berkata dengan kasual.

"Kita tidak datang untuk menaklukan, tapi untuk menjaga peninggalan kakek dan nenekmu sambil membangun kekuatan dan pengaruh yang dibutuhkan untuk melakukannya. Jadi berhentilah berasumsi kita akan memulai perang dengan seluruh Benua Amstell. Karena kita hanya akan membaginya menjadi tiga. Pihak yang bersedia bekerja sama, pihak yang bermusuhan dan pihak yang netral." 

Claire melahap potongan terakhir wafel di tangannya sebelum berkata.

"Baiklah, tapi aku masih belum mengerti kenapa Paman menolak konsep TF Victory yang disusun tim pilihanku." 

"Sudah kukatakan konsep TF Victory tidak sesuai dengan doktrin yang kuinginkan."

Kata-kata Jenderal O'Neil membuat Claire memanyunkan bibirnya, namun hal tersebut justru membuat Jenderal O'Neil tersenyum riang.

"Cari Lucan 'Vex' McGuire, minta ia menyusun Task Force sesuai doktrin yang kubuat lalu bandingkan hasilnya dengan TF Victory. Kujamin kau akan mengerti."

Sambil masih memanyunkan bibirnya Claire mengangguk tiga kali.

- - - - -

Chinese Restaurant kelas menengah di Chinatown, San Francisco.

Pukul 0830, 27 November 2023

Dengan langkah ringan Vex mengikuti pelayan masuk ke ruang VIP di lantai 2, di dalamnya sudah menunggu seorang wanita muda di awal 20-an dengan pakaian pekerja kantoran standar.

Rambut pirang kecoklatan yang dibiarkan terurai, mata biru dengan tatapan yang lembut, postur yang tegap dan ideal dengan wajah menawan, dan yang terpenting adalah senyum yang ramah. Namun sekali tatap Vex segera sadar kalau wanita muda dan menawan di hadapannya bukanlah wanita biasa.

Tidak lama setelah pelayan keluar ruangan, sang wanita muda memberi tanda pada Vex untuk duduk sambil berkata.

"Tuan Vex, perkenalkan nama saya Claire, CEO dari Amethyst Security Group. Mungkin Anda belum pernah mendengarnya karena kami adalah pemain baru."

Vex segera duduk sementara Claire melanjutkan.

"Baru-baru ini kami mendapat kontrak untuk memberikan asistensi militer kepada sebuah negara, dan kami berharap Anda bersedia membantu menyusun Task Force yang kami butuhkan."

Vex mengangguk kecil sebelum berkata.

"Bolehkah saya mengkonfirmasi satu hal?"

Claire tersenyum sebelum menjawab pendek.

"Silahkan." 

"Orang yang menjemput saya mengatakan kalau perusahaan export-import mantan istri saya sedang berada dalam masalah, dan jika saya menanggapi permintaan Anda dengan serius maka Amethyst Security Group akan menjamin perusahaan mantan istri saya keluar dari krisis."

"Ya, dan saya bersedia membuat surat perjanjian yang dilegalisasi oleh penasehat hukum Anda."

Vex menggeleng perlahan sebelum berkata.

"Tidak perlu, saya hanya butuh mendengar kata-kata Anda secara langsung agar memiliki pembenaran untuk menagih jika suatu saat nanti Anda ingkar."

"Saya dengar Anda suka menagih janji orang yang ingkar dengan menempatkan sebutir .338 Lapua Magnum ke jantung mereka."

"Tidak tanpa memberi peringatan terlebih dahulu."

"Terima kasih untuk peringatannya. Sekarang kita bisa sedikit mengobrol agar dapat lebih memahami satu sama lain."

Claire tersenyum kecil sebelum melanjutkan.

"Apakah Anda mengenal Jenderal O'Neil?"

"Saya ada di Skuadron B saat beliau memimpin Army Delta."

"Bisakah Anda memberi sedikit gambaran mengenai beliau?"

"Lulusan terbaik West Point, menghabiskan karirnya hingga Letkol. di Divisi Linud ke-82, lalu menjadi komandan Delta, disusul komandan JSOC, US. Socom, sebelum kembali ke Divisi Linud ke-82. Setelah itu beliau banyak mengajar di seminar yang disponsori US Socom."

". . ."

"Kebanyakkan orang menggambarkan beliau sebagai military asketik, yang hidup sederhana layaknya Biarawan Fransiskan tapi memiliki cara berpikir yang tajam layaknya Jesuit. Sebuah kontradiksi yang entah bagaimana bisa menyatu dengan baik dalam diri beliau."

". . ."

"Saat kami berlatih di House of Horror, biasanya kami akan menemukan beliau duduk di sofa bersama tim lain, memicingkan mata sementara serpihan pintu yang baru saja kami ledakkan memenuhi wajahnya. Setelah itu beliau dan tim yang baru saja masuk akan berperan sebagai sandera sementara tim yang sebelumnya menjadi sandera akan mengeksekusi serbuan tanpa diberitahu dimana kami memindahkan lokasi bad-guy."

"Kapan Anda terakhir kali bertemu beliau?"

"Tujuh tahun lalu saat saya ditendang keluar dari Delta, setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi."

Claire termenung untuk beberapa lama sebelum melanjutkan.

"Untuk unit selevel brigade yang akan beroperasi di sebuah hutan hujan kategori triple-canopy selama 10-12 bulan, menurut Anda senapan serbu apa yang paling ideal?"

Secara spontan Vex menjawab.

"Senapan serbu yang diadopsi oleh angkatan bersenjata terdekat."

"Jika senapan serbu yang diadopsi oleh angkatan bersenjata terdekat adalah M4A1, apakah Anda tetap akan memilihnya meski Anda memiliki anggaran memadai untuk membeli HK416?"

Vex mengangguk kecil sebelum menjelaskan.

"Keluarga M4/M16 sudah mengalami berbagai penyempurnaan dan juga sudah teruji dengan baik. Di Angkatan Bersenjata Israel bahkan ada resistensi dari personel lapangan ketika M4/M16 akan digantikan dengan Tavor. Markas Besar AD Israel bahkan kemudian memutuskan beberapa unit diijinkan untuk mempertahankan M4/M16 mereka. 

". . ."

"Dalam operasi militer skala besar, taktik, senjata, pelatihan, perlengkapan dan berbagai hal lainnya dapat memenangkan pertempuran. Tapi pada akhirnya logistik-lah yang memenangkan perang. Dengan jalur logistik yang solid M4/M16 akan memenuhi kebutuhan dengan harga yang lebih murah, sekitar sepertiga dari HK416."

". . ."

"Secara legal cukup sulit untuk memperoleh suku cadang senjata dalam jumlah besar. Anda tidak bisa membelinya setiap saat seperti saat anda membeli suku cadang mobil, ada prosedur yang agak rumit yang harus dilalui, belum lagi proses pengirimannya. Belanja di pasar gelap juga tidak sesederhana yang Anda pikirkan, jadi akan sangat bijak untuk memilih senapan serbu dari pihak yang memilikinya dalam jumlah besar di dekat area operasi."

Vex memberi Claire kesempatan untuk membuat catatan kecil sebelum melanjutkan.

"Dalam sebuah operasi militer, tidak jarang suku cadang yang dibutuhkan untuk sebuah operasi baru tiba ketika operasi tersebut sudah selesai dijalankan. Ironisnya hal tersebut juga terjadi pada angkatan bersenjata US of A yang berhak mengklaim memiliki jalur logistik tersolid di dunia."

Claire mengangguk-ngangguk untuk sesaat sebelum mengajukan pertanyaan selanjutnya.

"Bagaimana jika di dekat area operasi tidak ada angkatan bersenjata yang bisa dijadikan dasar pemilihan senapan serbu?"

"Dalam kondisi tersebut saya akan memilih varian AK yang sudah menggunakan plastik polymer untuk menekan bobot. Mungkin dari negara-negara Eropa Timur atau surplus AK-101 dari Rusia, dan belilah satu setengah kali dari jumlah personel yang akan dilibatkan, baik sebagai cadangan atau bahan kanibal. Hal tersebut jauh lebih murah dibandingkan membeli suku cadang secara besar-besaran yang akan memakan tempat dan perhatian ekstra dalam penyimpanan."

"Tuan Vex, bisakah saya simpulkan kalau Anda menganggap M4/M16 jauh lebih baik dari HK416?"

"Tentu saja tidak, HK416 adalah salah satu senapan serbu terbaik yang pernah dibuat, dan memiliki banyak keunggulan dibanding M4/M16. Namun tidak peduli seberapa tinggi kualitas HK416, dalam operasi jangka panjang senapan serbu tersebut tetap butuh suku cadang. Jadi sebelum menentukan pilihan pastikan Anda memiliki jalur logistik yang solid untuk pilihan Anda."

Claire tersenyum kecil sebelum menyodorkan sebuah dokumen.

"Ini adalah doktrin untuk Task Force yang kami inginkan, lengkap dengan kondisi medan, potensi yang harus dihadapi dan berbagai intel lainnya."

Vex menghela nafas dalam-dalam sebelum berkata.

"Saya sudah cukup lama tidak mengikuti perkembangan industri senjata, jadi saya ragu bisa memberi hasil sesuai perkembangan terbaru."

Claire tersenyum sebelum berkata.

"Jangan khawatir, saya sudah menyediakan ruang kerja lengkap dengan informasi dan staf yang Anda butuhkan. Anda juga bisa mengakses hasil kerja tim sebelumnya, dan meski hasil kerja Anda tidak terpilih Anda tetap akan memperoleh kompensasi yang layak, diluar janji saya untuk membantu perusahaan mantan istri Anda."

Vex menghela nafas dalam-dalam sebelum mengangguk kecil.

*****