webnovel

COUNT TO TEN

Sebuah kebakaran besar di Chicago menghanguskan rumah keluarga Dougherty hingga rata dengan tanah.kebakaran itu menewaskan Caitlin burnette,putri seorang polisi.Hari berikutnya,kebakaran besar juga menewaskan Penny Hill,pensiunan pekerja layanan sosial.kedua korban sama-sama disiksa,dan dipatahkan kakinya kakinya sebelum dan bakar hidup-hidup. Satu demi satu korban lain dengan penyiksaan yang lebih parah pun mulai berjatuhan.Letnan Reed Solliday,petugas Departemen Penyelidik kebakaran,harus bekerja sama dengan Detektif Mia Mitchell dari Devisi Pembunuhan untuk mengungkap identitas si pembunuh dan misteri angka sepuluhnya.Penyelidika mereka mengarah ke sebuah kasus lama penyiksaan dan pelecehan.Mereka harus berusaha keras untuk segera menangkap si pembunuh,karena ternyata Mia lah yang menjadi sasaran si pembunuh selanjutnya.

Dwi_dnna · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
2 Chs

prolog

Springdale,Indiana

Kamis,23 November ,pukul 23:45

Lelaki itu memandang ke arah kobaran api sambil menyeringai puas.Rumah itu terbakar hebat.

Ia mengira akan mendengar suara teriakan mereka."Tolong aku,oh tuhan,tolong aku"Ia berharap bisa mendengar teriakan mereka,bukan hanya sekedar imajinasinya saja.Ia sungguh berharap mereka benar-benar merasakan rasa sakit yang luar biasa.

Mereka terjebak di dalam.Tidak ada satu pun tetangga dalam jarak satu mil yang dapat dihubungi untuk meminta pertolongan.Ia bisa saja mengeluarkan ponselnya, menghubungi polisi,dan para pemadam kebakaran.Salah satu ujung bibirnya terangkat,tapi untuk apa?pikirnya.Karna,Akhirnya mereka akan mendapatkan ganjaran yang pantas.Dan bahwa ia melakukan hal itu dengan tangannya sendiri....itu adil.

Ia tak ingat telah menyalahkan api,tapi ia tahu kalau ia pasti telah melakukannya.Tanpa melepaskan pandangannya dari rumah yang sudah dilalap api,ia mengangkat tangannya ke hidung Mengendus sarung tangan kulit yang ia kenakan.Aroma bensin tercium dari tangannya.

Ya,ia telah melakukan ini.Dan ia merasa sangat lega sudah melakukannya.

Ia tidak ingat telah berkendara ke sini.Tapi,tentu saja ia melakukan hal itu.Ia mengenali rumah itu,meskipun ia sama sekali tidak pernah tinggal di sana.Jika ia sempat tinggal disana,segalanya akan sangat berbeda.Jika ia sempat tinggal di sana,Shane akan tetap tidak tersentuh hingga saat ini.Mungkin Shane masih hidup dan kebencian yang selama ini di pendamnya dalam-dalam takkan pernah ada.

Tapi,ia tidak pernah tinggal di sana.Shane selalu sendirian,bagaikan seekor domba di tengah kawanan serigala.Dan saat ia keluar dan kembali menemui Shane, saudaranya itu bukan lagi seorang anak yang bahagia.Saat ia kembali, Shane berjalan dengan kepala tertunduk,malu dan ketakutan bercampur di matanya.

Karena mereka telah melukainya.kemarahan itu menggelegak dan muncul kembali.Di rumah ini,dimana Shane seharusnya dapat hidup aman,dirumah yang sama yang kini terbakar habis,mereka telah melukai Shane dan mengubahnya menjadi pribadi yang jauh berbeda dan tak dapat pulih kembali.

Shane telah tiada.Dan kini mereka menderita,sama seperti dirinya.Dan itu.....adil.

Kebencian dan rasa marah yang luar biasa ini akan menggelegak ke permukaan dari waktu ke waktu dan hal itu tak dapat dihindari,pikirnya.Seingatnya,hal itu telah menjadi bagian dari dirinya sejak dulu.Namun,alasan kemarahan ini...alasan inilah yang disembunyikannya dari semua orang.Termasuk dirinya sendiri.Ia telah mencoba mengingkari hal itu untuk sekian lama,menceritakan kembali kisah tersebut dengan begitu lancar.....Bahkan,ia mengalami kesulitan untuk mengingat hal yang sebenarnya.Ada beberapa guratan waktu yang bahkan tak di ingatnya.Ia memaksa dirinya sendiri untuk melupakannya.Karena semuanya terlalu perih untuk di ingat.

Namun,ia ingat sekarang.Setiap orang yang mengangkat tangan untuk melukai mereka.Setiap orang yang seharusnya melindungi mereka,tapi tidak melakukannya.Setiap orang yang memalingkan pandangannya dari kenyataan yang mereka alami.

Semuanya karena anak itu.Anak yang mengingatkannya pada Shane.Anak yang datang meminta pertolongan padanya.sebuah perlindungan.Malam ini,anak itu menatapnya dengan penuh ketakutan dan rasa malu.Kenangan ini membawanya pada ingatan bertahun-tahun yang lalu.Kembali kemasa yang penuh kebencian.Saat ia masih....tak berdaya,menyedihkan,tak berguna.

Ia menyipitkan matanya saat lidah api mulai menjilat dinding rumah kayu yang mendesis,bak kayu kering di perapian.Kini,ia bukan pribadi yang lemah dan menyedihkan seperti dulu.Sekarang,ia melakukan apa yang ia inginkan tanpa memperdulikan akibatnya.

Akal sehatnya mulai merangkak di sekitar kobaran kemarahannya,seperti yang biasanya terjadi.

Kadang,sayangnya ,ia melupakan semua konsekuensi dari perbuatannya.Terlebih saat kemarahan mengambil alih dirinya seperti yang terjadi malam ini.Malam ini bukanlah yang pertama kali ia berdiri sambil mengamati sesuatu yang telah ia lakukan,hampir tak dapat mengingat kalau ia telah melakukannya Diawali dengan kobaran api yang pertama....

Ia menelan ludah,kebakaran pertama telah berlangsung cukup lama.Tapi,ia telah melakukan banyak hal lain.Hal-hal yang perlu dilakukan.Tindakan yang akan mengantarkan ke balik jeruji jika ia tertangkap.Penjara yang sebenarnya kali ini,bukan hanya penjara anak yang sudah cukup mengerikan,namun masih bisa diatasi jika seseorang cukup cerdas untuk mengakalinya.

Malam ini ia telah membunuh seseorang.Dan ia tidak menyesalinya,tidak sedikit pun.Namun,ia beruntung.Rumah ini cukup jauh dari para tetangga dan mata yang mengamati.Bagaimana jika itu adalah lingkungan perumahan biasa di tengah kota?Bagaimana jika ada yang melihatnya?setiap saat ia melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang sama pada dirinya.

Suatu hari nanti,kemarahan yang bergejolak dalam dirinya akan memberinya banyak masalah dari yang mampu ia kendalikan.Kemarahan itu mengendalikan dirinya Membuatnya mudah tersinggung.Ia menggemeretakkan giginya.Ia tidak akan pernah lagi membiarkan dirinya menjadi pribadi yang mudah tersinggung.

*****

Tiba-tiba, jawabannya nampak begitu jelas.Kemarahan itu harus dilenyapkan.

Jadi,sumber kemarahan itu harus di lenyap kan.Artinya,semua orang yang telah melukai mereka,orang yang memalingkan wajahnya dan tidak peduli harus di lenyap kan.Ia berdiri disini,mengamati lidah api berdesis,dan satu per satu kenangan kenangan tentang orang-orang itu muncul kembali.Ia dapat melihat wajah-wajah mereka.Mendengar nama-nama mereka di dalam pikirannya.Merasakan kebencian yang amat sangat.

Ia mendongakkan kepalanya saat atap rumah itu mulai roboh,memercikkan kembang api mungil keatas langit seperti jutaan nyala neon-neon mungil yang indah.Ia telah berhasil membuat sebuah pertunjukan kembang api yang luar biasa.

Sangat sulit untuk membuat pertunjukkan semacam itu.Namun, tentu saja ia mampu.Ia tidak pernah melakukan sesuatu setengah-setengah.Apa pu itu,ia akan melakukannya sebaik mungkin.Untuk Shane,dan untuk dirinya sendiri.Lalu, akhirnya ia dapat menutup buku dari kisah hidupnya yang satu ini dan melangkah ke masa depan.

Semburan nyala api yang terakhir mungkin cukup untuk membangunkan para petugas dari departemen pemadam kebakaran lokal.Sebaiknya ia mulai bergegas pergi saat keadaan memungkinkan.Ia masuk kedalam mobilnya dan berputar kembali ke dalam kota,seulas senyum terukir di bibirnya.Awal dari sebuah rencana telah terbentuk dengan rapi di dalam pikirannya.

Semua ini akan menjadi sebuah pertunjukkan yang mengagumkan.Dan saat tirai yang terakhir jatuh terurai,Shane akhirnya akan dapat beristirahat dalam damai."Dan akhirnya aku akan bebas"batinnya.