webnovel

Papih alin kangen

"Lin papih mau kesini, mungkin sore nyampe sini." Ucap abang seraya memasuki ruangan gua.

"Makasih bang."

"Mau gua teleponin temen temen lu ga?." Tanya abang

"Mauuu bang." Jawab gua antusias.

"Mupeng lu, yaudah bentar." Jawab abang seraya menelepon.

Abang sebenernya baik banget cuma ya kadang ngeselin. Namanya juga adik kakak pasti lah kaya gitu.

"Alin alhamdulilah udah sadar." Teriak mimin dari balik pintu. Dan ada mamat sama ica juga.

"Alin gimana keadaannya sekarang." Tanya ica lembut.

"Alhamdulillah ya gini." Jawab gua lemes.

"Alin gua baru liat lu kaya gini, waktu itu paling cuma pingsan gara-gara lu di hukum, tapi sekarang sampe kaya gini, maafin aku ya seyeng." Bacot mamat.

"Mat anjir inget aja lu haha." Tawa gua yang terasa getir.

"Eh bang ni ica katanya mau PDKT." Ceplos gua

"Ahaha alin mulutnya minta di gunting ya." Sindir ica.

"Eh?." Kaget abang

"Ah iya kebetulan ada yang mau di bicarain ca bisa keluar sebentar?." Pinta abang ke ica.

"Euugh.. iya bang."

"Anjay ica lampu ijo inimah." Ceplos mamat.

"Yoi mat." Tanggap mimin.

Mereka berdua akhirnya keluar dari kamar gua dan menuju ke taman yang berada di rumah sakit.

"Umm.. ca abis alin sembuh, ica bisa jalan ga?"

"Eh? Eughh.. bi-bisa bang."

"O-oke nanti di jemput. Kirim alamat ica aja ya, eh tapi bang rei belum punya line ica."

"Oiya nih bang." Seraya memberikan handpone ica ke bang rei.

"Oke nih udah di add ya ca."

"Iya bang."

"Eh bentar ca ada yang telepon.

"Ya pih udah dimana?."

"Ohyaudah bentar rei jemput."

"Ca bang rei mau ke depan rumah sakit dulu mau ikut?."

"Mau bang yuk."

Setelah ke depan dan menemukan papih bang rei dan ica langsung ke ruangan gua.

Sebenernya gua udah lumayan baikan tapi abang masih belum kasih kabar ke mamih.

"Papiiiiih." Teriak gua antusias. Dan memeluk papih.

"Anaknya papih udah gede." Ucap papih seraya mengelus puncak kepala gua.

Gua hanya tersenyum cerah melihat papih. Ada ketenangan di mata papih yang dulu sempet hilang.

"Alinn kamu gapap-"

"Hei apa-apaan ini."

Teriak mama seraya berlari mendekati gua.

Papih yang dengar dan liat mamih melepaskan pelukannya dari tubuh gua.

"Kamu yang apa-apaan dateng dateng bikin rusuh." Kesal papih

"Aku mamihnya, ngapain disini kirain udah lupa sama anak." Balas mamih

"Ibu macam apa yang ga bisa jagain anaknya sampai masuk rumah sakit gini." Jawab papih geram.

"Bukan urusan kamu." Ucap mamih.

"Udah ya mih, pih, bukan ini yang alin pengen liat." Lerai gua

"Alin yang mau papih dateng kesini mih. Dan mamih kok bisa tau alin disini."

"Ya tadi mamih nanya ke satpam rumah, abisnya abang jarang di rumah."

Akhirnya gua ceritain semuanya dari mulai kronologi sebelum gua bisa ada disini.

Tapi dengan satu syarat mamih harus tenang dan gua ceritanya juga dengan tenang.

Pukul 21:35

Masih di rumah sakit dan hanya dengan gavin.

"Vin masih ga boleh makan ya?." Tanya gua ke gavin yang lagi baca buku.

Gavin langsung tutup bukunya.

"Belum lin, sekitar 1 minggu lagi perut lu belum kering." Ucap gavin lembut.

Emang alig alin mah. Gabisa ga makan wkwk. Dasar cacingan.

"Ga tidur lu vin." Tanya gua

"Belum ngantuk." Jawab dia

"Yaudah gua tidur ya. Awas di jendela ada yang nongol wkwk."

"Dih jokes lu."

Abis itu gavin langsung pindah ke sofa di sebelah gua. Yah cemen ni laki wkw.

"Vin.." lirih gua.

"Kirain udah tidur." Jawab gavin

"Belum, main tebak-tebakan kuy."

"Hm."

"Tebak impian gua apa hayo."

"Easy, lu mau rumah warna hijau di padang sabana."

"Eh, ko tau!."

"Umm tau lah."

"Eh serius kok lu tau, gua belum pernah kasih tau siapa-siapa soalnya."

"Ga penting."

"Penting lah."

"Giliran gua ya." Ucap gavin.

"Eh bentar dulu jawab dulu."

"Ra-ha-si-a."

"Ah gaseru, yaudah lanjut."

"Coba tebak ya, siapa yang sering ngelamun di taman yang ada di belakang rumah panti asuhan."

"Itu guaa, penguntit lu dasar."

Malam itu kami tertawa lepas tanpa beban. Dan juga gua ga merasakan sakit yang ada di tubuh gua.

Walaupun tadi siang ada beberapa kejadian yang tidak diinginkan.

Tapi alin seneng akhirnya bisa ketemu papih yang udah lama banget ga ketemu.

Dan mamih yang udah agak membaik penyakit jantungnya. Alin sayang mamih.

"Vin sekali lagi makasih ya udah nemenin sekaligus ngerawat gua." Ucap gua.

"Sama sama, ini juga karena lu lin." Jawab gavin dengan senyumannya.

Ganteng banget sih my suami ahaha. Jadi pengen cubit ginjalnya. Eh pipinya maksudnya wkw.

Gua belum pegang hp dari awal gua masuk ke rumah sakit. Jadi pengen stalkerin mantan wkwk.

Buka line ah sapa tau banyak chat dari OA wkwk.

Eh ini ada pengumuman kalo gavin ulang tahun kemarin. Pas gua liat komentarnya. Ajib kaya asrama putri:).

Untung gapinQ setia sama alin jadi dia ga balesin komen-komennya. Lagian ya gapin punya sosial media ga pernah ngepost foto jir. Padahal polowers banyak.

"Vin, lu ulang tahun ya kemaren. Abis gua sembuh jajanin ya, ya, ya. Oke makasih." Ucap gua antusias.

"Hm.." jawab gavin dengan senyumannya.

Dasar alin lemah baru disenyumin aja udah melting ni hati.

Selamat bergulir ke part selanjutnya. Tunggu ya!