webnovel

Continental Tyrant

VRMMORPG adalah permainan yang sangat populer pada tahun 2143 dimana di era ini, semua orang diseluruh dunia dapat memasuki dunia baru yang berbeda dengan bumi dengan cara bermain game di sebuah VRGear, salah satu game ini berjudul Continental Era dimana didalamnya para pemain bisa hidup di dunia lain dan menjelajahi benua yang bernama Euspos. Para Pemain dapat menjelajahi dan menyelesaikan seluruh misi dan alur cerita yang ada di dalamnya, dimana para pemain setelah menyelesaikan setiap misi akan diberikan hadiah seperti title,barang dan lainnya. Akan tetapi setelah 20 tahun semenjak game ini di rilis, 2 tahun belakangan ini game ini tidak mempunyai perkembangan update patch setelah berakhirnya cerita didalam kontinen Satrun, yang mengakibatkan penurunan para player di setiap harinya hanya 100 orang yang bermain atau online didalam game itu sendiri selain dari player lama pergi memainkan game-game baru yang sejenis. Namun ada satu High-End player bernama Vanyo yang masih terus-menerus bermain untuk mengisi waktu luang di sela-sela pekerjaan yang dia miliki meskipun player yang sekelasnya telah pergi memainkan game baru. Entah itu karena waktu kosong, nostalgia atau bosan memainkan game baru yang sejenis. Disini Vanyo memutuskan untuk pergi menjelajah lautan yang ada didalam game dengan harapan menemukan sebuah benua baru yang belum terjamah oleh player manapun dan takdir apa yang akan terjadi dengan player satu ini dan kegelapan apa yang ada di kontinen Euspos yang belum terungkap oleh para player?

Vanyo · Quân đội
Không đủ số lượng người đọc
5 Chs

Chapter 5 – Monster

"Hoi! Apa yang sedang kau lakukan?"

"Nah tidak melakukan apa-apa, hanya ingin membuat sesuatu yang bisa dipakai terlebih dahulu. Kemudian pulang menuju desa. Hendrick apa kamu masih ingin menuju hutan?"

"Tidak, Alfon aku sama sepertimu. Sepertinya hari ini akan hujan oleh karena itu aku ingin langsung cepat-cepat untuk pulang"

"Yeah"

Saat itu ada dua orang pria yang sedang berjalan dari hutan tempat biasanya mencari tanaman obat atau berburu hewan liar untuk dijual, namun itu semua harus di batalkan karena melihat cuaca yang sangat tidak bersahabat.

"Oh apa kamu tahu Hendrick kalau di desa, aku mendengar rumor kalau master Vanyo telah datang setelah puluhan tahun lamanya."

"Master vanyo? Apa yang dimaksud olehmu adalah Vanyo Leorin sang legenda dari elf itu?" dengan nada terkejut seorang pria bernama hendrick itu pun bertanya untuk memastikan identitasnya dengan benar.

"Yah itu maksudku, siapa lagi yang mempunyai nama Vanyo di pulau ini. Kamu tahu sendiri kan jika pulau terpencil seperti ini yang hanya ditinggali oleh kita para warga terasingkan."

"Hei-hei, aku mengerti maksudmu Alfon tapi aku sama sekali tidak paham kenapa master Vanyo mau tinggal di tempat terpencil seperti ini. Setidaknya dia kan elf kenapa tidak tinggal di kerajaan elf saja? Kamu tahu kan kalau reputasi master Vanyo itu setara dengan raja elf saat ini."

"mana aku tahu kenapa dia mau tinggal di sini atau tidak, tapi aku mungkin sedikit mengerti kenapa master tidak mau tinggal di benua utama."

"ada apa? Kenapa aku tidak tahu" sambil mendekatkan telinganya ke wajah Alfon, hendrick yang mempunyai kepribadian yang selalu santai pun segera bertanya. Apa lagi kalau bukan gosip yang terjadi di tiap harinya yang datang dibicarakan oleh para pedagang. Setidaknya hari-harinya tetap penuh dengan berita meskipun dia orangnya sedikit pemalas.

Alfon yang melihat kelakuan temannya itu hanya melihat kemudian berkata sambil berbisik.

"Aku dengar saat para pedagang yang berlayar kesini bahwa beberapa kerajaan akan berperang."

"kau tidak bercanda kan?!"

Setelah beberapa saat mereka berjalan menelusuri jalanan yang ada sambil membicarakan kabar yang terjadi di akhir pekan ini mereka pun mendengar suara aneh dari dalam hutan.

*Ggggrrr*

Hendrick yang pertama kali mendengar suara tersebut berkata kepada Alfon.

"hei kau dengar itu? ada suara aneh dari arah hutan."

"Ya aku mendengarnya Hendrick. Tapi ini sumber suara ini seperti suara binatang besar tapi bukannya pulau ini sudah tidak mempunyai binatang yang berbahaya?"

"Betul, aku juga tidak tahu kalau ada binatang besar selama aku tinggal disini.."

Sebelum Alfon membalas perkataannya Hendrick pun melanjutkan perkataannya.

"Lebih baik kita segera bergegas ke desa dan memberitahukan kepada master Argon tentang ini.."

"Aku setuju denganmu setidaknya suara aneh dari dalam hutan ini.. aku takutkan jika ada yang aneh didalamnya."

*Gggrrrrr*

Dengan begitu Hendrick dan Alfon segera bergegas lari kearah desa dengan cepat untuk memberitahukan kejadian kepada Argon.

**********

Beberapa menit kemudian setelah Argon diberitahu oleh para warga yang sedang berkerja di pinggiran hutan di tengah pulau tersebut, dengan cepat dia pun segera mencari Vanyo yang saat itu sedang melihat perkembangan Kincir air yang sedang dibuat oleh warga di pinggiran sungai dekat desa.

"Master Vanyo, maaf mengganggu waktu anda tapi saya mempunyai informasi."

Setelah dia bertemu dengan masternya, Argon langsung memanggilnya dan melihat banyak orang yang ada di area sekitar masternya kemudian dia putuskan untuk mengganti tempat pembicaraannya.

"?"

Melihat kelakuan helpernya tersebut Vanyo pun mengetahui bahwa ada sesuatu yang tidak beres dan wajahnya dia sedikit mengerut memikirkan apa yang tengah terjadi. Namun sebelum dia melanjutkan pembicaraan, Vanyo mengerti tatapan dari Argon tersebut dan kemudian berpamitan kepada yang lain.

"Baiklah semua, Saya sangat senang dengan kinerja kalian saat ini dan saya menantikan alat ini cepat selesai di beberapa minggu kemudian."

"Baik master, saya akan mengerahkan 100% tenaga saya untuk menyelesaikan alat ini jangan khawatir."

Dale yang saat itu berkerja sebagai pembuat kincir air tersebut menyanggupinya, melihat Argon yang datang dia mengetahui bahwa raksasa tersebut membutuhkan Vanyo untuk berbicara di suatu tempat oleh karena itu dia hanyalah menyapa Argon dan melanjutkan perkerjaannya dengan anak buahnya saat ini. Dwarf itu sangat yakin jika alat ini akan cepat selesai dan bisa dipastikan bahwa kincir air ini bisa digunakan sekitar satu atau dua minggu.

Setelah melihat perkembangan yang sedang dibuat oleh half-dwarf tersebut, Vanyo dengan langkah ringan berjalan melalui pinggiran sungai di ikuti oleh Argon yang saat itu sedang ada di belakangnya dan berkata.

"Jadi apa yang kamu ingin bicarakan?"

Master elves itu pun berbicara dengan mata tajamnya sedang melihat pemandangan di sekitar sungai dan sawah.

"Master saya mendengar jika ada warga yang mendengar suara monster dari arah hutan."

Mendengar hal tersebut Vanyo pun segera berhenti dan bicara kearah pelayannya.

"Apa kamu sudah memastikan bahwa mereka tidak berbohong?"

"Ya master, aku juga sudah memastikan bahwa warga tidak berbohong saya juga telah memastikannya dengan masuk ke hutan sendiri, namun saya tidak mempunyai petunjuk apapun di dalamnya karena saya tidak mendengar suara aneh disana."

Melihat apa yang dijelaskan oleh Argon saat ini, Vanyo pun berpikir kembali saat masih didalam game.

Di tempat ini sama sekali tidak ada monster ataupun boss selain hewan buas yang hidup secara liar, setidaknya didalam game sendiri tempat ini merupakan salah satu tempat dimana para player melakukan pvp dimana mereka bisa bertarung sepuasnya tanpa mendapatkan pinalti dari system.

Oleh karena itu pulau ini sangat bisa terbilang cukup sepi tanpa ada penghuni pertama kali pulau buas terbuka untuk umum, dahulu sebelum update game para player tidak bisa membeli sebuah area dimanapun untuk membangun rumah tinggal sendiri dimana setiap player hanya bisa membeli sebuah kamar di beberapa hotel yang sudah disediakan oleh game developer.

Namun setelah update dari game dan developer menjelaskan bahwa area manapun bisa dibeli dengan harga yang tergantung kerajaan masing-masing dengan kelebihan dimana setiap area, para player bisa membangun apapun dengan bebas termasuk dengan membangun sebuah arena untuk pvp. Dengan begitu pulau buas ini yang dulunya ramai karena area pvp untuk player menjadi sepi seketika dan tidak berpenghuni.

Vanyo yang melihat hal ini kemudian memutuskan untuk membeli seluruh area pulau menjadikan dia seperti juragan tanah di pulau ini, dimana dengan reputasi yang cukup begitu tinggi membuat kerajaan Heigen memperbolehkan dirinya membeli seluruh area pulau. Meskipun hal tersebut membutuhkan koin gulden yang bisa terbilang cukup banyak namun dia sama sekali tidak menyesal.

Dengan begitu Vanyo membangun sebuah area dimana rumah yang seperti mansion ada di sebuah tebing terletak di timur pulau dimana langsung berhadapan dengan benua utama Euspos. Sedangkan bagian barat yang merupakan padang rumput yang bisa dibuat pvp area dan utara dan selatan yang merupakan hutan yang terhubung langsung sehingga memisahkan barat dan timur membuat para penduduk yang tinggal disini termasuk player enggan untuk melihat-lihat karena tidak ada monster ataupun boss yang ada.

Namun melihat informasi yang baru didapatkannya dari Argon, Vanyo sedikit khawatir di dalam hatinya.

"Argon, panggil Ral dan segera mengecek sebelah barat hutan sedangkan aku akan mengecek didalam hutan sendiri. Aku tidak yakin apa yang terjadi saat ini tapi setidaknya kita harus bersiaga melihat sesuatu yang ganjil dan jika ada sesuatu yang kalian temui segera hubungi aku secepatnya.

Setelah itu kita akan kumpul di ruang pertemuan setidaknya untuk memastikan bahwa warga disini tidak mengetahui kabar yang ada dan bertukar informasi."

"Baik tuan."

Setelah memerintahkan Argon, tubuh vanyo pun berubah menjadi bayangan dan menghilang dari pandangan Argon yang saat itu sedang memberi hormat. Setelah melihat masternya pergi seperti hal tersebut merupakan hal biasa dan bukan pertama kali yang dilakukan oleh masternya, Argon pun berjalan kearah mansion untuk mencari Ral dan memastikan dia mendapatkan kabar.

Beberapa saat setelah pertemuan dengan helpernya Argon, Vanyo yang sekarang ini sedang berada di pinggir hutan dimana Alfon dan Hendrick laporkan saat kejadian berhenti menggunakan skillnya.

"[Blink] masih sangatlah berguna untuk digunakan, namun ini cukup menguras manaku dengan cepat jika digunakan terus menerus. Terlebih lagi aku sama sekali buta dengan perkembangan dunia saat ini sehingga aku harus berhati-hati jika pulau ini sudah di susupi oleh monster atau belum."

[Nickname: Vanyo

Ras: Elven

Gender: Male

Title: Head of Leorin Clan, Elven Patron, Dragon Killer, Demon Hunter, Marksman, Savior of Continent, Elemental Friend.

Level: 70

HP: 9.325/9.325

MP: 8.147/10.642 ]

Melihat statusnya mana yang muncul Vanyo pun segera berjalan kearah hutan dengan senjatanya yang dia ambil dari [Space Bag] yang merupakan sebuah skill yang diajarkan di dalam game untuk pemula sebagai Inventori menggunakan sihir yang cukup minimal.

[Mk.Mk.Mk.Mk1]

[Type: Unique Growth Rate]

Disana dia memakai sebuah pedang yang dibuat oleh temannya di dalam game yang terbawa bersama dengan dirinya, meskipun namanya terlihat sedikit aneh tapi pedang ini bisa dibilang salah satu pedang terbaik pada masanya dimana tipe senjata ini mampu berkembang dengan sendirinya.

"Ahh, nostalgia sekali melihat pedang ini. Kuharap si keparat itu senang aku menggunakannya kembali."

Vanyo bergumam saat melihat pedang yang dia ambil, meskipun dia memanggilnya dengan sebutan keparat temannya tersebut merupakan salah satu teman baik didalam game sebelum dia memutuskan berhenti bermain.

"Tunggu. Hutan ini sedikit aneh. Aku yakin jika area ini tidak mempunyai miasma sebelumnya di dalam game."

Melihat kejanggalan yang terjadi Vanyo pun memasuki hutan tersebut dan berjalan dengan berhati-hati.

*Gggrrrrr*

"[Eagle Eye lvl.9]"

[Kemampuan yang dapat melihat objek dari kejauhan seperti elang dan meningkatkan akurasi serta kritikal hit player]

Setelah beberapa saat berjalan elf tersebut mendengar sebuah suara gerangan di telinganya dan dirinya langsung melihat kearah sumber suara tersebut dengan langsung. dengan begitu dia berjalan ke arah sumber dengan hati-hati dan menggunakan skillnya dimana dirinya bisa melihat area disekitarnya dengan jarak yang cukup jauh.

Ditengah hutan itu pun dia melihat sebuah keanehan. Dimana adanya sebuah bangunan seperti pintu masuk yang besar di tengahnya namun setelah melihatnya sekali dengan fokus dia pun mengingat.

"Astaga. Kenapa ada dungeon disini?"