webnovel

teman surgawi

"wah... masyaAllah... aku nggak percaya bisa pergi dengan mulus ini hanya karena beralasan bersama kamu nul... hhhh",

"dan aku lebih nggak percaya bila ummi' bisa kasih izin bahkan abi juga ndukung banget buat aku bantuin kamu balikin ktp orang asing yang bahkan nggak tau aku orangnya kaya apa".

"e'hem... jadi kita mau ke mana ini ses??"

tanya lolly(laode munir)menghentikan perbincangan ainul dan salsa.

"ia padahal masih libur syuting kan mba..??"tanya

pak rockle yang tak percaya bahwa dirinya bertugas di kala libur.

"kita ini nggak lama-lama kan? cuma satu atau dua hari?"tanya pak rocklie kembali.

"em... sebenernya... kita bakal semingguan pak.."

lirih salsa yang membuat pak rokli dan asistenya

begitu terkejut bukan main.

"saya nggak packing banyak baju loh non?"

nanti memangnya kita di sana ke rumah siapa??

"ah... ituh... yang penting... kita sampai dulu di sana.

ok... untuk baju nanti bisa di beli jalan".

"wih... mantap.. baju baru... gaskuen lah.. klo gituh".

celetuk pak rockle

akhirnya mereka berempat benar-benar melaju dengan mobil pribadi milik salsa yaitu sebuah mini bus yang sudah di modifikasi dengan sedemikian rupa agar tetap nyaman meski untuk perjalanan jauh.

"uh... aku benar-benar nggak percaya sama yang sedang terjadi ... kita benar-benar jalan..

bahkan begitu cepatnya dari acara pengantaran kak lucky, sekarang kita dah ada di jalan".

kamu bener-bener nekat nis. lirih ainul tak henti-hentinya takjub.

"hehe pokoknya kali ini aku bakal melakukan hal yang semampunya aku lakukan nul, dan kamu harus jagain aku biar tetep dalam jalan yang benar".

"jadi apa rencananya selain kamu mau mengembalikan ktp tersebut?"

"em... entah.. aku sebenarnya berniat memata-matai saja lalu memberikan ktp",

"eng?? kok rencananya nggak jelas gituh...

eh.. kita bukan untuk bermain-main mata aja kan ?!!"

"ya allah... kok main-main... nis..,!?"

"ya aku nggak tau habisnya... yang ada di fikiranku ya seperti ituh.".(salsa)

"kalau kita amati layaknya seorang mata-mata itu nggak etis dan pasti bakalan berantakan, aneh, absurd deh.. lalu ujung-ujungnya dosa".

"jadi gimana dong.??"

ujar salsa yang kini dilema.

"a... aku punya ide",

kita sedekah aja. ujar ainul memecahkan keheningan saat berada di dalam mini bus tersebut.

"eng?? sedekah??"

"ih... inul.. kita kan mau mengamati seseorang sekaligus mengembalikan ktp',.

lagian mana bisa sedekah dengan niat memata-matai seseorang. sedekah ya sedekah aja.

lillah gitu ngggak sih nul...!?"

tanya salsa mengerutkan dahi.

"nah ini. kamu harus rubah niat mu.

kita harus lillah. dah kamu buang jauh-jauh rasa penasaranmu untuk mencari tahu tingkah laku orang yang ada di ktp itu".

"kamu kembalikan langsung saja. dan bilang kamu menginginkan dia melamarmu!?".

"selesai tanpa dosa!!,"

ujar ainul yang sangat berhati-hati tak ingin terjerumus dosa maksiat.

namun salsa tak sependapat dengan apa yang di katakan ainul.

"nul.. aku nggak bisa se spontan itu".

(salsa)

"ok aku yang akan jadi wakil kamu.

aku akan bawa ktp itu atas nama kamu dan memintanya untuk datang ke rumah mu.

selesai!??"tanya ainul memalingkan tubuh menghadap pada salsa.

"em... nggak bisa juga seperti itu".

(salsa)

"eng?? jadi buat apa kita nyamperin nis?? di kirim saja lewat pos ih... kamu mah...!!?"

ujar ainul kembali tak habis fikir atas kata kata salsa.

"karna... aku sempat berkata kasar padanya".

lirih salsa merasa sangat bersalah.

"eng?? kok??bisa??

kenapa kamu sampai berbicara seperti itu??"

ainul menjadi begitu penasaran.

"ceritanya panjang..."

lirih salsa, yang akhirnya menceritakan kejadian yang membuat dirinya berkata kasar pada nuh kala ia beranggapan dirinya akan di celakai oleh nuh.

mini bus itu melaju di jalan raya yang tergolong sepi karna pandemi yang sudah mewabah.

bahkan asisten salsa harus berusaha keras untuk mendapatkan izin keluar dari kawasan ibu kota.

pasalnya asisten salsa lah yang mempunyai kerabat di jawa tengah.

"em... seperti itu..,"

ujar ainul setelah tau bahwa salsa terlalu cepat menyimpulkan sesuatu dari sudut pandang dirinya sendiri, hingga terjadilah kesalah pahaman malam itu.

"hmmm bagus".

(ainul)

"eng?? kok bagus?? ih kalau bagus aku nggak bakalan ngelibatin kamu nul.. orang tua.. bahkan kakak kamu juga terancam dengan perbuatanku malam itu. coba saja kalau malam itu...

"malam itu apa??"

ujar ainul memotong kata-kata salsa,

"malam itu kamu diam saja dan ikut bersamanya tanpa orang lain?"

"tidaklah diantara dua orang sejoli yang berdua-duaan ada setan di situ nis..

memang sih.. kamu bicara kasar. tapi kamu disaat itu juga tau kamu ada dalam posisi salah dan merasa tidak aman. meski berkata kasar juga nggak bisa di benarkan".

"jadi gimana donk nul...??"

ujar salsa panik

"ya yang pasti kamu harus minta maaf, dan menurutku.. itulah yang harusnya kamu lakukan lebih dulu".

"eng..."

(salsa)

"yah..., akan lebih aneh lagi kalau kamu meminta ia datang melamar sedangkan kamu waktu itu sempat berkata kasar kan?"..

"ia.. hemm.."

keadaan pun kembali hening, hanya terdengar samar-samar di kursi depan dan kursi sopir bodyguard dan asisten salsa berbincang.

"hemmm anak jaman sekarang ujian bahkan sekolah harus pakai handphone dan kuota, jadi bingung,

kadang di bilang handphonan ya sekolah, sekolah ya handphonan hhh" celetuk pak roklie.

"yah mau nggak mau sih. soalnya zaman pandemi jadi susah", ujar asisten salsa menyauti. di kursi depan,

"o ia nul... maksud kamu dengan sedekah gimana tadi?? eng??"

tanya salsa memecah keheningan setelah permasalahanya menemui kebuntuan.

"ya sedekah aja. momentumnya kan ramadhan, dimana banyak orang-orang kesusahan menghadapi pandemi".

"aku kira itu bakal bikin perjalanan kita nggak sia-sia belaka".,

"toh kamu juga nggak begitu yakin dengan apa yang akan kamu lakukan??" celetuk ainul yang merasa dirinya akan terjerumus pada ke sia-siaan dengan menolong salsa, alih-alih ingin mendapat pahala menolong teman malah sepertinya ia mempermulus keadaan untuk salsa terjerumus di lubang dosa.

"aku sangat yakin kak... aku bisa melakukan ini... tapi...'

'jika saja aku bukan seorang muslimah",

"tiba-tiba ainul mendengar kata-kata salsa seolah matanya terbakar dengan api yang sangat panas.

hingga menitihkan air mata".

"kamu nggak seharusnya bilang seperti itu nis..."

"bila kamu menjadi seorang muslimah bukanlah hal yang menjadi beban untuk permasalahnmu, bahkan jika hanya untuk memastikan seseorang itu pantas untuk mu. jika kamu punya kesalahan sudah sepatutnya untukmu meminta maaf, dan kalau kamu takut karena tak berjodoh dengan dia sampai-sampai kamu melampaui batas seorang muslimah... itu juga salah., bahkan meski kamu seorang muslimah paling shalihah".

lirih ainul dengan air mata yang mengalir deras.

dan salsa yang mendengar kata-kata ainul kembali terkoyak-koyak hatinya kala mendengar hal yang ia lakukan tidak bisa di benarkan meski bagi seorang muslimah paling shalihah yang ia sadari bukanlah dirinya.

"maafin aku KAK..."

ujar salsa yang hatinya begitu sakit... dan pilu.

mendapati kebenaran yang di katakan oleh ainul.

ia pun memeluk ainul dengan eratnya.

"makasih banget... dah negur aku... hhhh'eh

maaf aku dah berbuat tak selayaknya seorang muslimah. maafin aku KAK... maa' afhhhh"

lirih salsa yang tangisnya kini begitu menjadi bahkan membuat dirinya tak bisa berkata dengan jelas.

"dah..".

"ikhlaskan apapun yang akan terjadi... ok..!?"

"pokoknya kamu ikhlaskan orang itu, lalu meminta maaf", dan selesaikan masalah ini.

"allah tau kok yang terbaik buat kamu.

jadi kamu nggak usah melewati batas-batasan kamu ok".lirih ainul yang memeluk salsa.

"ia KAK..."

(salsa)

akhirnya mereka pun tertidur hingga dini hari dan terbangun saat mini bus tersebut memasuki pom bensin dan beristirahat sejenak.

"mba anisa , mba ainul., kita dah nyampe kawasan purwokerto, jadi bentar lagi sampai.

nah.. sekarang kita istirahat sebentar ya.., saya soalnya ngantuk banget takutnya kenapa-napa di jalan".

"eng?? dah nyampe??"

"eh ia pak, istirahat dulu aja.., kita nggak lagi buru-buru kok", ujar ainul yang tersadar lebih dulu,

"jam berapa sih ini, eng...?? jam setengah dua pagi... uh..."

ya udah deh...,

anisa.. nis.. bangun...

kita dah nyampe inih... ujar ainul yang masih mengantuk".

"eng..!?". 'bentaran lagi...'"

lirih salsa yang berbalut selimut.

...

"uh.... ya allah.. dinginya masyaAllah", "seger..."

ujar ainul sesaat setelah keluar dari toilet.

dan berniat menuju toko 24 jam.

sedang asisten salsa menjaga pak roklie yang sedang tidur di dalam bus,

"eh... ainul... kok aku di tinggalin sih.. serem tau'.!!.. mana sepi lagih.

ujar salsa dengan hijab yang tak lagi rapih, bahkan beberapa helai rambutnya menjulur kekening....

"eh eh eh... sini sini...!'

'ini itu sebelum kemana mana di rapiin dulu...

nih nih, ini nggak boleh keliatan...

scret.... gak boleh di umbar. ok...

nah... kan cantik".

"dah ah... aku mau beli snack ma minum dulu".

lirih ainul dengan di iringi langkah salsa yang sempoyongan.

"selamat pagi, selamat datang di toko 24 jam.."

sapa petugas penjaga toko,

"eh... mba... mba harus mengenakan masker...!"

tiba-tiba ainul yang mendengar kata-kata petugas tersebut teringat bahwa anisa yang berjalan di belakangnya tak mengenakan masker.

"eh... mas... ia.. tadi masker adek saya ketinggalan

masnya jual masker nggak??"

tanya ainul.

"ia ini mba... "

ujar petugas itu menyodorkan sehelai masker. pada ainul.

sedang salsa yang mendadak menjadi tegang karena dirinya tertangkap basah tak mengenakan masker merasa tertolong karena ada ainul...

"masyaAllah.. makasih banyak ya allah dah bikinin manusia berbentuk kakakku yang satu ini...."lirih salsa.

"ish... lain kali lebih hati-hati ok..!!'

'ini udah jauh dari rumah... kamu nggak bisa terus terusan ceroboh, nanti yang ada kita dapet masalah besar. tau'...!"

"siap kapten.. laksanakan.!!." ujar salsa bak seorang perajurit.

"wafer coklat atau vanila...?"

(ainul)

ish... yang pedes pedes aja... sama roti...

(salsa)

ya ya ok...

(ainul)

"eh... bikin gemuk nggak ya... bakal gemukan nggak nanti.?? "aku pokoknya harus dengan bentuk seperti ini sampai ke tempat".

ujar salsa yang khawatir bahwa dirinya akan mudah di kenali oleh nuh bila kembali ke bentuk dirinya yang semula karena menyantap roti.

"ini tuh... butuh sepuluh buat bikin kamu kaya sebulan yang lalu".

"nggak usah khawatir".

"ok... pokoknya aku ikut apa kata kakak aja..."

ujar salsa yang sudah kembali di hinggapi rasa kantuk.

setelah mendapatkan semua keperluan untuk mengganjal perut. mereka berdua kembali ke dalam bus,

"em... nanti kalau sudah sampai..., mungkin kita donaturin pesantren kilat aja gitu kali ya nul??" tanya salsa meminta pendapat.

"bagus ituh, awal puasa kan lusa yah hhhh boleh ituh..."

ujar ainul menanggapi saran salsa.

"ok fix kita adain pesantren kilat di awal ramadhan selama seminggu, lalu... aku akan minta maaf pada nuh".ujar salsa begitu optimis.

ainul yang hanya tersenyum mendengar nama orang asing yang membuat salsa bisa berbuat sejauh ini.

setelah mereka berempat beristirahat di pom bensin, dan melanjutkan perjalanan di pagi harinya setelah melakukan shalat subuh. mereka sampai di daerah sekitar cilacap, sampang.

"jadi ses... ni mau kemana?? kita sudah sampai",

ujar laode munir,

"emmm masih pagi banget ya.!!?".. ujar salsa yang sebenarnya bingung menentukan arah perjalanan.

"emmm gini aja pak lol kita kunjungin tempat bagus dulu aja deh... gimana??"

ujar salsa tersenyum,dan menoleh ke ainul.

ainul hanya mengangkat kedua alis dan pundaknya

tanda ikut saja.

"ok... kalau gitu kita lanjut saja sampai ke pantai teluk penyu!!", ujar pak laode dengan antusiasnya.

"ok... !!"

ujar pak rocklie yang menjadi lebih bersemangat.

memacu kendaraan yang mereka naiki.

"hallo....

heh... kemana saja... kamu tidak memberi kabar??

kini aku di pindah tugaskan di jawa tengah...!!"

"eng... pindah lagi??"

wah.. hhhh

(zahra yang tak percaya tak tau harus berkata apa)

"jadi kamu kapan pulang...??"

tanya lucky geram.

"eng?? aku nggak tau... ehh masih di harapkan pulang nih aku kayanya...!?? hhhhh.

jadi gimana berhasil dengan pengganti ku??'

aku sudah yakin kamu pasti gagal. dan lebih beruntung jika bersanding denganku".

"hhhh, ia bila sahaja, aku tertarik dengan kepamoran seorang artis, aku sudah menikahinya di belakangmu".

"eng?? heh..!!' mana bisa seorang artis menikahi kamu?? kamu nggak lagi ngigo kan??

hhhh wah seharusnya aku bisa pulang lebih cepat.

ada yang harus di benahi di pikiran kamu". ujar zahra yang tak percaya dengan kata kata lucky.

"heh... ingat namaku...' 'lucky dunia akhirat..,"

mungkin pangkatmu bisa lebih tinggi tapi keberuntungan tak bisa di pelajari.

bisa saja , kalau aku kemarin tak memikirkan dirimu setiap detik di hariku...

aku sudah menikahi anisa...,!!!"

"eh... ??

anisa??

kok?? kok bisa?? nggak,.. kamu masih belum bangun,

hhh nggak mungkin anisa mau?? sudah ku bilang kamu lebih beruntung bersamaku... dengan tubuh bak robot. kaya gitu aku pikir dia akan lebih takut di banding bahagia, hhhh.

sudah lah... stay with me... till the and.. ok...!!"

"hah ya suddah kalau tidak percaya.

aku sudah memberimu tanda peringatan.

kamu pastikan saja tak menyesal bila hari raya ini tak pulang".

ujar lucky menggertak zahra kembali.

"eh... soldier.... kamu harus... nikah dengan aku titik...

camkan ituh..!!!".

ujar zahra dan menutup sambungan telphone.

dan cepat mengetikan sebuah pesan singkat pada lucky.

"aku akan pulang.. kamu pastikan pindah rumah bila menikah bukan dengan ku".

"atau "TAMAT".

"hhhh kamu pikir jiwa komandoku bergetar?".

"pulang lah saja dulu...!!"

'kan ku ceritakan banyak

keberuntungan, disini. setidaknya kau bisa pergi dengan cincin di jari".