webnovel

semampuku

"wah.... masyaAllah yah... nggak sia-sia hampir mau sebulan latihan...., lemak-lemak udah pada ngacir.

hhhhh".ujar salsa pada ainul yang sejak tadi diam saat berlari di sampingnya.

"eh... nul., kamu kenapa toh?? diem aja?

lupa ngerjain tugas? atau gimana??"

tanya salsa lagi.

"emmm nggak, sih... klo tugas-tugas kuliah mah dah kelar. cuma aku nggak habis pikir aja, sama kak lucky".

"emmm kenapa sama pak lucky?"

apa dia lagi nggak lucky? atau kenapa??"

tanya salsa sambil menyenggol sahabat qaribnya tersebut.

"nggak..., dia tuh..!. jarang banget di rumah.. ih... perasaan baru kemarin di rumah eh dah pergi lagih,. tau-tau besok mau ke jawa, ih... sebel.".

tiba-tiba ainul menghentikan ayunan kakinya dan mengelap peluh di wajah naturalnya.

"ummm jawa yah.... jawa mana??"

tanya salsa yang kini sudah berubah drastis bahkan kini seramping ainul, bahkan hanya tersisa sedikit squysi di pipinya.

"tapi seru kayanya yah klo hidup kita tuh teratur gituh hhhh hey kamuh.. kamu di tugaskan di perbatasan.... terus di jawab 'siap...' kapten...

gitu nggak sih hhh!?"ujar salsa yang masih dengan ke khasanya yang ceria,

"hhhhh apa lagih, kamu nih, ngelawak... aja bisanya,

aku aja sekarang.... masih bisa denger tangisanmu waktu ituh!'. 'hhhh sampe sekarang aja aku nggak tau orang secengeng kamu tertarik ma militer hhhhh,'ih... coba pipimu masih dengan diameter yang sama, pengen rasanya nyubit..."

ujar ainul mencubit lengan baju training panjang yang di kenakan salsa.

"ih ih sakit... " lirih salsa.

menyipitkan matanya, pada ainul.

"eh... aku juga bingung kemarin... tangisan aku kok begitu hebatnya, nular lagih, hhhh kamu juga nangis kan.. nul hhhh".

"hemmm kamu tuh tau nggak,kamu tuh jahat banget. aku tuh dah lama kangen sama kamuh'.

'padahal kan..., waktu itu juga kebetulan kak lucky pulang, seneng banget ngumpul lagih,

'eh malah nangis-nangis nggak jelas. sampe sekarang pun aku nggak habis pikir kamu bisa ngurusin badan setelah nangis-nangis nggak jelas itu".

"emmm DI' gimana kalo' kita maen ke jawa yuk...!? kayanya seru deh ... misalnya nih DI' aku komandan kamu aku kasih kamu misi gituh hhh seru kayanya yah... yuk ke jawa DI' ke jawa... mumpung aku belum ada job buat syuting!"

ujar salsa yang entah kenapa begitu sangat antusiasnya ingin pergi ke jawa.

"eh eh eh... memangnya kamu mau denger kata-kata siap komando gituh dari aku nis..!?. ney ney ney, lagian mau ke manah. jawa..?. 'aku ma kamu kan nggak ada kerabat di sana!!... ucil.."

ujar ainul melangkahkan kakinya kembali setelah meledek salsa dengan nama tuyul di salah satu stasiun tv".

"eh... enak aja... bisa-bisanya kamu bilang aku tuyul.. awas ya... kalo ketangkep..."

DI'.... tungguin... awas ya.... klo ketangkep."

ujar salsa seraya beranjak melangkahkan kaki mengejar.

...

"em... mam... besok aku mau ke laut deh kayanya.

soalnya bentar lagih kan puasa, trus kayanya lautnya juga sepi deh.

"lah... mau kelaut tapi kok kayaknya sih... nuh??

kalau mau ya mau... nggak ya nggak,.

memangnya laut mana toh??"

lirih khadijah menanggapi nuh yang meminta izinnya mengunjungi laut.

"emmm rancah babakan.,

ada temen sekolah ngajakin ke sana.

camping juga".

"em... sama temen.

hati-hati saja,. pakai masker,.

kalau bisa ajak adikmu itu sekali-sekali".

"ih... ibu... dia tuh... paling nggak bisa klo pergi sendiri, pasti ngajak azizah juga.

ntar gimana berangkatnya..."

ujar nuh mencari cara agar tak pergi bersama fatimah.

"hem hem emhem.... bau baunya ada yang mau pergi tanpa adik semhata wayangnya nih..."

tiba-tiba fatimah membawa nampan dan piring setelah seharian mengoreksi pelajaran.

"hhhh emange mau kamu fatimah??

dah di rumah aja...

gak lama juga, semalem aja."

ujar nuh terkekeh.

"ih... mau donk... tar beli ikan bakar-bakar deh..." seru sama azizah juga sekalian. hhhh

"what .. ini tuh.. reunian temen sekolah imah...

klo sama azizah juga tar apa kata temen mas....!!!"

"wah... adeknya cantik-cantik tapi kakanya jomblo"

ujar fatimah seraya tersenyum.

dah ah... lagian , temen mas juga kebanyakan dah pada nikah, emang satu angkatan berangkat semua??"

tanya fatimah.

"eng enggak juga sih.

ya dah ok deh.. terserah kamu,..' pokoknya aku nggak mau lama-lama, nunggu ya imah, besok abis jam dua siang pokoknya dah siap berangkat".

"siap...!!' siapa takut... baru jam dua...

heleh-heleh, serahkan sama fatimah".

...

"assalamualaikum ummi... ummi'!!!?..."

wah kosong?? lagi pada di mana yah..?"

"dibelakang nak... ummi' sama abi di belakang...

lirih suara ummi' maisarah dari arah belakang rumah".

"emmm kayanya lagi mangkasin bunga di belakang deh nis..."

lirih ainul.

"ya udah ayuk..!!".

kita latihan lagih,.biar tambah afdhal...".

tambah ramping deh..," ujar salsa sangat bersemangat.

"em..." (ainul)

"wah... tumben yah dah dingin nih ruangan".

lirih ainul.

"eng... wah dah balik yah...?"

tiba-tiba lucky yang sadar adiknya ingin memakai tempat gym, meletakan dumble berukuran 20 kg.

"eh... tumben.., pagi ginih di rumah kak?? biasanya tugas, denger-denger pindah tempat tugas tah...?"

tanya ainul.

"emmm ia , di jateng..,"

ia nanti malem terbang. ba'da isya.

"gimana kabar bu' zahra pak??" tiba-tiba salsa menanyakan tunangan lucky setelah mendengar hal tersebut.

"em... dia sudah tau, tapi kemungkinan ia pulang setelah lebaran".

ujar lucky. yang sebenarnya belum tau pasti. karna sudah selama itu sejak saat terakhir bertemu kala bertolak dari tanjung pinang,bahkan saat di telfon belum ada kepastian pulang.

"kamu jangan khawatirkan saya maupun zahra..'

karna hubungan kami bukanlah yang mampu di pudarkan oleh jarak dan waktu".

"oooo cinta militer..!! mantap..".

ujar salsa seraya tersenyum.

"ia... kamu nggak mau kan kalau saya harus menikahi kamu dan meninggalkan zahra!?".

"makanya minta cowok kamu datang, kalau mau kasih nomor telephonenya pada saya biar saya ajak bicara dan bertemu".

sontak kata-kata itu membuat wajah salsa begitu memerah karena malu.

sedang ainul yang mendenger kata-kata kakanya malah menjadi geram dan mencubit kakanya tersebut. dan menyuruhnya keluar.

"ih.... dassar... nggak tau malu... bisa-bisanya ngomong gitu dah dah dah... keluar...!"

tempat ini di ambil alih perempuan..!"

"aduh... ainul, ainul... aduh.... sakit sakit...

aduh....!"

ujar lucky merengek kesakitan.

sedangkan salsa masih tak bisa menghilangkan rasa malu, merah di wajahnya masih terlihat bahkan setelah lucky keluar dari ruangan gym.

"wah... bisa-bisanya dia ya..., uh...

coba aku bisa tendangan kaya kamu nis... wah....

wah wah wah...

bahkan sesaat sebelum pergi dia kaya gini...!"

ujar ainul sangat geram dan menggerakkan tubuh bak atlet taekwondo yang sedang bertarung.

"eh nggak papa udah, lagian udah pergi kan..."

ujar salsa menenangkan ainul.

"huuuueh astaghfirullah..... eh eh wait-wait... by the way... jangan bilang kamu nangis karena kamu harus nikahin kakak akuh....!?"

ujar ainul yang saat ini memegang pundak salsa.

"sebenernya... kamu sedikit benar hhhh"

lirih salsa malu-malu.

"ya allah... kok bisa.??"

"hhhh karena kamu dah tau, aku ceritain aja sekalian, tapi abis latihan ya..!"

pokoknya aku harus jauh berbeda sama diriku sebelumnya dulu.

"aduh.... beb... kamu mau sekurus apa lagi...!?'

ini itu udah paling bagus dah nggak over....

nggak kegemukan nggak ke kurusan squisynya juga dah kempes..."

"ih... jahat. berarti kemaren-kemaren berlebihan donk badan akuh!?".

ujar salsa tak percaya dengan kata-kata ainul yang memujinya setelah diet.

"hehehe soalnya aku gumush'.

kan kalo kamu nyebelin tinggal tarik tuh pipi. nah sekarang?? masyaAllah hhh nggak tega mau nyibit..

dah jamilatun (cantik)banget...."

ujar ainul seraya tersenyum.

"hemmmmm bisa-bisanya...."

lirih salsa dengan tatapan sinis menanggapi kata kata ainul.

"hhhh dah ah... serem.... kamu kalo mau marah sama samsak aja ... aku mau ambil minum hhhh aku tinggal dulu ok...'

kamu tendangin aja tuh samsaknya... ya...

o ia kamu mau aku ambilin apa??"

tanya ainul menyudahi perbincangan mereka tentang diet mendiet.

"em.....air anget aja nul".

ujar salsa tersenyum,

salsa pun menggerakan tubuhnya untuk melemaskan persendian, sebelum melakukan latihan.

hingga kurang lebih setengah jam salsa dan ainul melakukan latihan hingga mereka benar benar-beristirahat dari kebiasaan baru yang sudah hampir sebulan tersebut.

"uh... masyaAllah yah.. capek banget...

hhhhh".lirih ainul meraih botol yang berisi air hangat.

"ia... huh... luar biasa...,"

ujar salsa menanggapi ainul.

dan meminum pada botol yang sama setelah ainul.

"jadi... !?"

tanya ainul pada salsa.

setelah salsa terdiam beberapa lama ia pun menyadari bahwa ainul ingin mendengar ceritanya hingga membuat ia menangis hebat dulu.

"emmm....!?? ia ,.., '. 'jadi ketika pertama kali pulang, ayah kan latihan di rumah kamu kan nul!?" (ainul menganggug)

"nah dari situ lah beberapa hari selanjutnya beliau bercerita dengan aku sama mamah pas makan malem.

yah yang intinya beliau ingin kalau aku sama pak lucky berjodoh".

"em.... kasian kamuh.... pantesan... kamu nangis sampe segitunya, ternyata karena mau di jodohin sama kakak?". ujar ainul merasa kasihan dengan salsa.

"emmm ia, sebenarnya bukan itu saja sih..."

ada penyebab lain..

salsa pun menceritakan kekhawatiran ibunya yang masih sangat tinggi jika harus mempercayakan dirinya pada seorang muslim meskipun itu seorang lucky, yang notabenenya seorang TNI.

bahkan bila saja dirinya mau, bersanding dengan lucky. namun ia menyadari bahwa lucky maupun dirinya tak saling mencintai, bahkan lucky sudah memiliki tambatan hati.

"jadi dengan kata lain , kamu tak ingin membuat ayah maupun ibumu khawatir maupun kecewa yah ?'..

'rumit juga. karena kak lucky sudah punya tambatan sejak semasa di pondok. hmmmm".ujar ainul yang menyadari permasalahan yang menimpa sahabatnya begitu pelik.

"ia..."

lirih salsa murung.

"hemmm...."

ainul yang tak punya solusi hanya terdiam,

dan menyeka air mata salsa yang lagi-lagi mengalir.

"ehkm... debunya kok masuk mata ya...?"

lirih salsa yang menyrmbunyikan kesedihanya.

dengan mengatakan debu bahkan di tempat yang sangat bersih dan terawat.

"inul... em... memangnya sesusah ini kah jadi seorang muslimah ya nul??

astaghfirullah..."

lirih salsa yang kini berusaha menahan suaranya yang mulai ter engah-engah.

"eggak bisakah kita menentukan pendamping hidup kita tanpa berbenturan dengan orang tua, sahabat, bahkan orang asing sekalipun?".

"emmm em em.... eh.. annisa nur salsabila...

kamu nggak boleh gini... ada hal-hal yang gak seharusnya kamu paksakan dalam hidup, sekalipun itu jodoh. karena mungkin kamu menyukai satu hal yang itu kurang baik buat kamuh... dan bisa jadi apa yang kamu nggak suka... itu lebih baik buat kamu".(ainul).

"tapi nul... bahkan saat aku berpikir akan menjadi seorang muslimah dan menerima apa yang sudah di tetapkan untukku.. terbentur dengan semua orang yang mempunyai ikatan dan janji-janji dengan tambatan hatinya yang lain".

ujar salsa yang makin merasakan dilema permasalahan dalam hidupnya.

"istighfar nis... istighfar..., muslimah yang baik bukan yang menangis akan masalah dunia, karena jodoh sudah di gariskan. di gariskan sejalan dengan usaha kita membenahi diri'.

'kamu itu istimewa nis... kamu akan di peroleh oleh orang yang baik, yang tau jelas jalan memperoleh seorang muslimah'.

'seorang muslimah tau jelas cara yang suci untuknya di persunting".

lirih ainul menasehati salsa dengan begitu lembutnya.

"tapi... apa nggak bisa kita mempersunting atau apalah ituh.... jika kita tahu orang yang kita sukai adalah orang baik... inul... nggak bisakah kita mengawali... at.atau... atau... mmmmm"

ujar salsa yang tak mampu melanjutkan kata-kata.

"em.... kamu lupa yah sama kisah seorang saudagar kaya yang bernama khadijah??'

'kita memang nggak bisa mempersunting".

'tapi', berusaha dengan cara yang benar itu sudah di contohkan oleh beliau.. istri rasulullah".

kembali menyeka air mata salsa untuk kesekian kalinya.

salsa yang teringat kisah sayyidah khadijah pun kembali memperoleh semangat dalam dirinya.

"jadi ada kemungkinan kita untuk itu... inul...

??"tanya salsa yang memutar arah duduknya berhadapan dengan ainul.

"ada... tapi... pastikan dulu... niatmu itu bukan nafsu duniawi yang hanya akan membuat kamu terjerumus dalam dosa. pastikan dirimu pada jalan yang di benarkan. yang terutama seseorang yang kamu ingin ia mempersuntingmu juga orang yang pantas membuat kamu mendahului seperti ini".

salsa kembali terbayang ke engganan sesosok nuh yang kala itu terjebak bersamanya dalam karantina untuk berbuat lebih jauh, bahkan untuk bersentuhan tangan saja nuh sangat tidak nyaman.

"tapi... di saat itu ia mempunyai seorang tambatan hati..."

"bisa jadi... ia sudah terikat janji padanya"

atau...

"sudah melakukan hal-hal yang lebih jauh dari pada itu....?" gumam salsa bertanya-tanya.

"ainul... aku mau tanya... !!!"

ujar salsa yang sejak dari tadi terdiam.

"eng..?". 'tanya lah... aku nggak pasang tarif kok...

hhhh" ujar ainul bergurau menggoda salsa.

"ih... beneran...!!!!. aku seriusan...!!!."

ujar salsa menggenggam kedua tangan ainul.

"ia ia, gimana-gimana...??"

ujar ainul kembali mendebgarkan cerita salsa.

"aku sebenarnya menyukai seseorang..., memang bila di bandingkan dengan rasulullah jauh tidak ada apa-apanya, tapi menurutku dia baik dan... sopan.

emmmm aku pun... penasaran dengan orang itu...

ya alangkah lebih baiknya... kalau kita memastikan DI'"... huem....?"

"memangnya sejauh apa niat kamu nis..? aku sih mau mau aja kalau untuk memastikan kamu untuk menikah". 'denger ya...' "untuk menikah"..

ujar ainul menarik kedua tanganya yang sejak tadi di genggam salsa dan menatapnya tajam.

"em... menikah yah..." "em... ia..., "kita pastikan dulu apakah dia sebaik itu DI'. gimana?"

"em... ok. aku ikut...

sepertinya sosok ini mungkin lebih ganteng dari kakak. jadi... komplek mana??"

tanya ainul datar,

"em... jawa tengah".

singkat salsa, membuat ainul terperangah.

"subhanallah... jawa....!!? kenapa nggak korea aja sekalian? ujar ainul, yang di susul senyuman salsa yang malu.