webnovel

satu dari beberapa hal

"kak kakak sedang apa?"

"eng??"(andhini)

"kakak nggak makan?"

lirih azizah di malam itu.., di malam setelah beberapa hari yang lalu ia dan fatimah melancarkan aksi mereka agar kedua hati yang begitu dekat untuk menjadi satu.

"mmm... ia ntar kakak nyusul, kamu duluan aja..,"

"ooo ok" (azizah)

"eh... nanti kakak mau ngomong deh sama kamu,"

"ooo ia monggo" lirih azizah yang bingung mendadak kakaknya menjadi sedikit kaku, bahkan berbicara dengan dirinya.

.....

(hari ini adalah hari yang paling berantakan. meski ku coba untuk merapihkan setiap partikel penyusunnya tetap saja berantakan. aku menyukainya tapi bukan sebatas itu, ....

karna aku akan menunggu sembari mencicil hadiah untuk ayah dan ibu. hh)

'itu dulu hari ini. nikmatilah masa sekolahmu andhin' lirih andhini seraya menutup buku deary kesayanganya dan menaruhnya di rak.

...

"mba... mas nuh gimana keadaanya?" celetuk fatimah dan azizah hampir bersamaan.

"hehe subhanallah..., azizah..., fatimah... memangnya mba shalat di shaf laki-laki?

kan azizah dari masjid juga kan?

mba ya ngak tau."

lirih andhini yang sempat mengingat hal yang membuatnya menegaskan perasaan yang ia miliki pada azizah. kala ia terpaksa bersama nuh sore itu, satu sore yang menurutnya pun telah menjadi sebuah tanda untuk nuh.

"tidakkah ini terlalu cepat?

entah aku menentukan pilihanku pada nuh

maupun menjawab tawaran mengabdi lillah di pondok". hemmm.

ya allah..., ihdinassirathal mustaqim..., lirih andhini.

sore itu keluarga andhini bersama salsa dan ainul bersiap-siap menyajikan menu berbuka bersama sekeluarga, meski di awal ibu andhini meminta agar salsa dan ainul tidak ikut membantu dan menunggu sahaja.

akhirnya setelah lantunan adzan maghrib berkumandang, mereka pun menyantap kurma dan minum sedikit dari hidangan berbuka, lalu menyegerakan melaksanakan shalat maghrib berjamaah di rumah.

wah... coba fatimah di sini pasti seneng banget dia liat es campur.

celetuk azizah sesaat sebelum kembali menyantap hidangan berbuka.

hehe ia beginilah mba-mba, adanya berbuka di kampung, yang lahap ya.. tambah... tambah...

hhhh ini enak banget kok tante!!?

lirih salsa yang terkadang terfikirkan berbuka bersama dengan ayah atau ibunya.

"nah... kalau begitu, jangan sungkan ya... kalau kerasa laper jangan di pendem sendiri, nanti pulang dari sini jadi kurus, hhhh ambil saja,

ujar ayah andhini dengan ramahnya menawari salsa dan ainul.

setelah ini shalat isya dan lanjut taraweh,

tambah beliau lagi,

"eng... kan karantina pak...!!?"

ujar azizah, yang mengingatkan ayahnya bahwa kegiatan beragama pun terdampak dari pandemi virus dari cina.

"hhhh bapak yang imamin di rumah.

shalat taraweh pokoknya.,

kayak nggak ada imam shaja hhhh",

..

"nul... haruskah kita sudahi saja semua ini? kita serahkan semuanya pada keluarga andhini untuk pelaksanaan pesantren kilat".

lirih salsa.

"aku bahkan tak setara dengan kamu ataupun andhini nul..." lirih salsa. yang suaranya menjadi parau karena air mata yang kembali mengalir,

"em... sal.., aku ngerti kok, ia besok kita pikirkan lagi, kita hubungin pak rokli lantas pulang".

"aku pun sepertinya tak sepenuhnya benar mengiakan ajakanmu kemarin". (kalau sahaja kita nggak berangkat. keadaanya nggak bakalan kayak gini)

*inh....nul.... hhh"

"ia ia, dah kamu nggak mau kan ngerepotin orang lain lagi...??"

"dah dah dah, besok kita pulang dan kamu bebas nangis semaumu, tapi jangan disini".

akhirnya salsa tidur dalam dekapan ainul hingga waktu menjelang sahur. dan berniat mengakhiri semua dengan sahur terakhir di rumah andhini.

sahur.... sahur.... sahur....

sahur.... sahur.... sahur...

sahur.... sahur.... sahur...

kak... kak nur... kak ainul...

kak... sahur... (lirih azizah membangunkan salsa dan ainul dengan beberapa kali mengetuk pintu kamar mereka.

ehm... ia ini masang hijab, lirih ainul yang setelah tersadar di panggil beberapa kali.

"ok... akhiri semuanya dan jangan berlama-lama kini aku pun jadi khawatir dengan hatiku".

"nis... nis... yuk... bangun dah sahur.,"(ainul)

eng??...(salsa)

"sahur... sahur...!!" lirih ainul membisiki salsa yang masih mengigau.

"huhhhh" masyAllah, airnya seger banget..., lirih salsa setelah melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi. pagi itu semua anggota keluarga menyantap hidangan sahur. dan melaksanakan shalat subuh, bedanya kali ini mereka berangkat ke masjid. untuk sekaligus melanjutkan program kegiatan belajar mengajar,.

"em... sejujurnya aku penasaran suara adzan dari kemaren...." lirih salsa.

"bagus'. lirih ainul menegaskan dan sebenarnya juga bertanya-tanya dalam benaknya, namun sungkan mengungkapkan rasa penasaranya tersebut.

"itu... suara mas nurrahman. mas-mas yang kemaren bikin mba nur lari... itu loh..". celetuk azizah seraya mendahului andhini salsa dan ainul.

"ih... cepet banget?? mau kemana??"

biasa dia pasti nyari fatimah. biasanya jam segini ia juga dalam perjalanan. bersama nuh dan orang tuanya, lirih andhini.

"hemmm

begitu...," lirih salsa.

"hhhh persahabatan adik ipar". tambah salsa.

"sebenarnya semuanya tergantung pada diri kita, mba anisa"

"eng??" (salsa)

"ia, tergantung pada diri kita kapan akan menyatakan setidaknya satu dari beberapa hal yang harus kita kemukakan, karena kadang waktu tak berhenti dan semakin melaju".

lirih andhini yang sempat membuat langkah mereka bertiga terhenti.

"mmmm aku nggak paham, maksudnya??" lirih salsa

"em.... waktunya tak cukup lagih, harus bergegas, shalat qabliah subuh". lirih andhini seraya bergegas setelah mengelus pundak salsa dan rersenyum.

"hemmm satu dari beberapa hal ya, mungkin menyegerakan niat baik, termasuk cinta?"

(masyaAllah hhh )lirih ainul menerka arah pembicaraan andhini.

"hemmm nurrahman gumam ainul saat melintasi kaca demi kaca yang langsung bisa melihat sosok muadzin dari arah belakang".

"satu hal yang harus di ungkapkan ya". (gumam salsa)

"eh... kok rapih-rapih?? mau kemana mbak?"

ujar azizah terkejut setelah menemukan salsa dan ainul merapikan barang-barang ke dalam koper, padahal dirinya berniat mengajak mereka jalan pagi.

"em... kakak ada urusan mendadak azizah,

urgent hhhh", lirih ainul merasa tidak enak karena mereka hendak pulang lebih awal.

"em... kkkok jad.. i(gini)!?" (tap tap tap) azizah pun beranjak tanpa sempat menyelesaikan perkataanya.

"aku seneng banget lihat kamu, kamu sangat beruntung punya kakak sepintar dan se shalihah andhini".(salsa)

setelah beberapa lama mereka merapikan pakaian tibalah saatnya mereka melangkahkan kaki, dan berniat berpamitan dengan ayah dan ibu andhini, karena mereka telah memutuskan untuk pulang lebih awal,

salsa sempat sedikit menyesal, kalau saja ia tahu semuanya dari awal bahwa dirinya tidak lebih dari seorang asing yang hadir di antara dua persahabatan adik ipar dari andhini dan nuh, kini semua hal yang ia ingat makin membuatnya tak karuan,karna di sisi lain ia pun mengagumi sosok andhini,belum lagi salah paham antara dia dan nuh di masa lalu.

pagi itu rumah tersebut kosong tak ada orang, membuat salsa dan ainul bingung berpamitan dengan siapa.

"harusnya aku bersyukur bahwa nuh akan bahagia bersanding dengan andhini. hemmmm aku bahkan belum sempat meminta maaf hhhh, mungkin aku mimpi di siang bolong menginginkan nuh untuk bersamaku."lirih salsa

"em.... kamu yakin ingin meninggalkan nuh?"

tiba-tiba suara andhini dari pintu masuk.

eng??

"ih... mba... mba nur itu suka sama mas nurrahman.

bukan mas nuh...". (azizah terkejut ketika kata-kata kakanya jauh dari penjelasan yang ia katakan bahwa nur yang tak lain anisa nur salsabila menyukai nurrahman sosok yang begitu mencuri perhatian pemudi desa.

"maaf, aku tadi malam tak sengaja mendengarkan perihal yang membuat mba anisa menangis,

tadi malam aku ingin mengantarkan selimut tapi...

"eng..., nggak apa-apa mba andhini, aku juga nggak bisa terus-terusan di sini. kami pun sudah memutuskan,

em.. kami mungkin nggak bisa membereskan semuanya, setidaknya aku harus membereskan salah satu dari hal terbesar yang menyebabkan semua ini".

ini...

eng?(andhini)

"ini adalah barang milik seseorang di masa lalu yang tak pantas ku miliki.

aku harap mba bisa menyampaikan permintaan ma'afku padanya".

emmmm?(andhini)

"kami pamit mba... " ujar salsa menarik koper bawaanya terlihat pak roklie dan pak laode di depan rumah sudah menunggu dengan mobil pribadi milik salsa,

"setidaknya aku lega bila kalian menyatu mba andhini, aku akan kembali menunggu sesuatu yang telah di siapkan oleh tuhan untukku". gumam salsa.

"loh.... kok?? mau kemana mba salsa mba ainul?? pagi-pagi seperti ini.. buk...hbukkanya mau seminggu di sini??"

"em... maafkan saya pak, terima kasih banyak atas kesediaan bapak sekeluarga menerima kami di sini, tapi saya ada kepentingan mendesak jadi harus pulang", lirih salsa.

"ooo... mmm , waduh, saya belum menyiapkan apa-apa buat oleh-oleh, wah... gimana ya... lirih ayah andhini.

"mmmm nggak apa-apa pak, terima kasih banyak atas semuanya".

"ini ktp nuh"… lirih andhini. setelah membuka bingkisan tersebut.

.....