Hari semakin larut, angin semkin kencang membuat gorden kamarku berkibar-kibar. Aku berjalan menuju jendela yang masih terbuka dan segera menutupnya dan kembali duduk ditepi ranjangku sambil melanjutkan baca webnovel. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Tok tok tok..
"kak.. udah tidur belom?" tanya sesil, adikku yang masih berusia 8 tahun dari balik pintu.
" kenapa dek? masuk aja." kataku sembari tetap menatap layar hp.
Krieeet... pintu kamar terbuka. Sesil dengan tubuhnya yg kecil berjalan menuju ranjangku dan duduk di smpingku.
"kak, kakak yang tadi itu pacar kakak?" tanya Sesil penasaran.
"bukan." jawabku cuek.
"oh..." jawabnya singkat "terus kakak tadi siapa?" tanyanya tiba-tiba. "kok kakak pulang bareng kakak itu?" tanyanya lagi.
"dek, kamu masih kecil kok tanyanya pacar pacaran sih... sana ah tidur. udh malam nih...sana ah..." kataku sambil mengusir Sesil keluar kamar.
"tapi kak..." kata Sesil sambil menahan pintu kamar yang akan kututup.
"gak ada tapi tapian.. sana tidur." kataku sambil menutup pintu paksa.
beberapa saat kemudian terdengar nada dering dari hpku. aku segera melihat kearah layar hp dan tidak ada nama yang tercantum di panggilanku, tanpa basa basi langsng aku angkat panggilan tersebut.
"halo?" kataku menyapa.
"halo Alya.. udah tidur belum?" tanya seseorang dari sebrang telfon.
"maaf ini siapa ya?" tanyaku lagi dengan nada yang sopan..
tiba-tiba hening sesaat tidak ada sahutan dari sebrang telfon. 'ini siapa sih? ditanya kok malah diem. apa mending gue tutup ya ini telfon.' pikirku dalam hati.
"ini yang tadi jalan bareng kamu, yang ngobrol di cafe bareng kamu, yang antar kamu pulang. inget gak?" kata orang itu.
"oh my..... Andreas... Ya Tuhan.. sory bro... aku gak kepikiran kalo ini kamu." kataku sambil meminta maaf. " tapi sebentar deh, kok kamu tahu nomer aku dari siapa ya?" tanyaku lagi.
"dari calon adik ipar. hehe" katanya sambil tertawa.
"apa?" kataku
"hahaha... maaf. cuma becanda Al..." katanya membenarkan "ya sudah, sana tidur.. sudah malam. besok kita ketemu lagi ya. dah.. met malem..." katanya sambil menutup telpon.
"tunggu... yang kasih kamu nomer aku itu Sesil?" tanyaku segera.
"iya, Sesil. dia lucu ya... omongannya banyak gak berhenti-berhenti kayak kereta. hahaha" jawabnya sambil tertawa.
"emang dia bilang apa ja Ndre? dia gak ngomong aneh aneh kan?" tanyaku lagi.
"engga kok. dia cuma tanyain aku mulu, aku itu siapanya kamu." jawabnya.
"terus kamu bilang apa? emang kalo kamu nanggepin omongannya ya dia bakal ngomong terus gak berhenti Ndre.. hehehe" jelasku sambil tertawa.
"maunya aku jawab apa hayo?" tanyanya menggodaku.
"apa sih... ya temen lah. apa lagi?" jawabku tegas.
"gitu ya... tapi kalo aku gak mau temen gimana?" tanyanya lagi. "udah deh, Alya tidur aja ya.. sudah malam. dah..." Andreas segera menutup telpon.
'what the? apa sih maksud si Andreas? kenapa tiba-tiba suka ngomong gak jelas? kayak tadi di cafe juga aneh banget.' pikirku dalam hati.
****
saat di cafe tadi sebelum pulang.
"aku sih pengen nyusul Lia. tapi pacar yang aku ceritain tadi belum tau mau atau engga aku ajak nikah." kata Andreas.
"oh, pacar kamu waktu SD itu? eh btw dia anak sekolah kita gak sih? aku kenal engga? kenapa kamu gak sebut nama aja sih?" tanyaku sambil menghabiskan smooties cokelatku.
"kamu tau kok siapa. kamu bahkan tau banget seperti apa orangnya." jelasnya.
"are you seriously? who is she?" tanyaku kepo.
"dia.. cewek yang suka makan makanan yang manis." kata Andreas sambil menatap aku. tiba-tiba jantungku berdebar kencang dan tak bisa berkata apa apa.
tiba-tiba hatiku berkecamuk. bingung rasanya sama perasaan yang aku rasakan saat inj. saat pertemuan awalku tadi dengan Andreas di depan toko boneka, kejadian di cafe, sampai dia antar aku pulang dan menelfonku hanya untuk mengucapkan selamat malam. tiba-tiba hatiku berdegup kencang. kenapa? apa maksudnya?