webnovel

CINTA YANG BERBEDA

Kisah cinta monyet seorang gadis SMA pada sang kakak kelas. keduanya berpisah karena ayah sang gadis yg merupakan seorang polisi berpindah tugas. Namun, siapa sangka, sang gadis tetap setia mencintai sang senior walau tanpa kabar. hingga suatu pagi datang sepucuk surat dari Rizky yang merupakan cinta pertama gadis itu, membuat segalanya berubah. sejak datangnya surat itu, Ruby merasa hidupnya lebih berwarna. dia menemukan kembali semangat hidupnya yang sempat redup. hingga, tiga tahun berada di luar kota, sang ayah kembali di tugaskan di tempat asal. Jelas Ruby senang. ia tidak berkata apa-apa pada Rizky saat menulis surat balasan itu. karena ia berfikir ini kejutan. namun, siapa sangka, justru ialah yg dibikin terkejut dg berita bhawa rizky sudah meninggal sejak tiga tahun silam. bersamaan dg surat pertama datang. karena rasa cintanya yg dalam, Ruby sering melakukan menggembara sukma seperti yg diajarkan Rizky. jalan2 bersama dgn meninggalkan tubuhnya di rumah. namun, itu tidak berjalan lama. sang kakak yang tahu akan hal itu melaporkan pada ortu mereka. sehingga rajahpun dipasang agar roh yang diluar tak bisa masuk, dan begitupun sebaliknya yang sudah di dalam tak bisa keluar. tapi, karna besarnya rasa cinta Ruby pada Rizki, ia rela mati, dan hidup di Kebadian bersama rizky. berfikir itu lebih baik dan akan menjadi mudah. rupanya, tidak. itu hanya ada dalam pikirannya saja. dunia hantu, lebih licik dan kejam daripada manusia. dia difitnah oleh hantu wanita yang juga tertarik sama Rizky sejak lama sekali, sehingga mengakibatkan Ruby dan Rizky diusir dari alam keabadian, Ruby melakukan reinkarnasi, sementara Rizky tetap dalam wujud hantunya.

All1110 · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
382 Chs

TERLIBAT

Setiba dirumah, aku langsung merebahkan badanku di kasur kamarku, sungguh hari yang melelahkan,  di pikirannku hanya ingin tidur saja.

Bahka ketika kakaku Liana masuk kamarku, dan mengajaku untuk makan bersama aku juga tak menggubrisnya.

"Hello nona!" katanya yang membuatku terperanjat dan bangkit dari posisi tiduranku.

"Hah! Kakak apaan sih manggil Ruby aja kenapa?" kataku sewot setelah menyadari kebodohanku. Itu adalah panggilan yang selalu kak Rizky pakai untuk menanggilku.

"Hemmm... Aku tau lo arti nona," ledeknya, lalu tertawa cengengesan sambil berlari, dan akupun mengejarnya keluar sampai ke meja makan.

"Liana, Ruby! Kalian ini jangan lari-larilah. Kalian ini sudah sama-sama dewasa. Jangan seperti anak kecil," kata mamaku yang menyiapkan makanan.

"Ayo! Kalian bantu mama sebelum papa kalian datang," perintahnya.

Mamaku adalah pegawai koprasi, papaku adalah seorang polisi, dan Liana kakaku, dia kuliah di fakultas kedokteran, baru masuk tahun ini.

Tak lama kemudian setelah semua siap, papaku datang, dan kamipun makan malam bersama.

Tiba-tiba aku teringat oleh kata-kata hantu wanita itu, aku jadi kepikiran di buatnya.

"Tolong? Dia minta tolong? Minta tolong apa ya? Dan kenapa harus minta tolong padaku?"

"Ruby, makan jangan nglamun saja!" kata mamaku tiba-tiba yang membuatku kaget.

"Maaf ma... Maaf..." kataku lalu buru-buru memakan nasi di piringku.

"Ruby itu kasmaran ma!  Sama cowok yang latihan vocal di sini kemarin-kemarin itu," goda kakaku.

"Wuuaaahh, sotoy!" kataku Sewot.

"Wajarlah. Adikmu kan uda mulai dewasa Li. Dan mama lihat Rizky itu anaknya baik. Tapi ingat kamu ga boleh pacaran dulu, kamu harus fokus belajar," kata mamaku mengingatkan.

"Bagaimana tadi acara Dies natalis kamu Ruby?" tanya papaku.

"Wah meriah banget pah. Dan itu kak Rizky, aduh sumpah dia keren banget, saat kolab sama Ruby, apalagi saat ngeband dia vocalis lo pah," kataku tak terkontrol dan hanya membicarakan soal kak Rizky saja.

"Ehem... Emang tuch kan Ma. Emang Papa tadi nanya apa, dan dia jawab apa? Kelihatan banget kan?" goda kakaku lagi.

'Dasar sial! Kamu ini kenapa sih Ruby?' makiku dalam hati.

"Aaaah sudah ah aku kecapekan, tadi aku gowes sepeda 5km lo..." kataku lalu berlalu meninggalkan mereka dan masuk kamar.

Sesampai di kamar aku kembali ingat-ingat acara di sekolahan tadi, dan yang muncul dalam ingatanku hanyalah kak Rizky saja.

Aku teringat awal dia menyusun barisan sepeda santai, ketika dia mengambilkan aku tumpeng dan menyuapiku, ketika dia mengajaku dari gerombolan teman-teman, dan terakhir ketika kami asik berdua dan Arif mengajaku ke kelasnya.

Dia nampak tidak suka jika aku asik dengan teman pria lain.

"Hah! Kenapa ya mereka berdua itu? Kok kesannya... Ah tidak! Aku tidak akan yakin sebelum kak Rizky mengatakannya, dan Arif. Diakan cuma minta bersahabat," kataku dalam hati.

Ku lihat jam masih pukul 19.30 tapi karna efek lelah mata ini sudah tak kuat lagi. Akupun tertidur lelap sampai pagi.

**

Suara alaram yang berisik membangunkanku, sudah jadi tabiat buruku jika aku masih mengantuk, ku raih alarm itu dengan mata terpejam dan melempakannya begitu saja sampai mati tak bersuara.

Entah kebetulan atau apa, begitu aku melempar jam weker di sebelahku tadi, kudengar suara teriakan dari pintu yang baru terbuka.

Segera aku terbangun dan berusaha membuka mataku yang terasa sangat lengket ini.

"Ruby! Kamu itu kebiasaan, sudah habis jam weker berapa saja kamu, bunyi alaram itu untuk dimatikan, lalu jangan tidur lagi bukan di lempar" kata mamaku.

"Waduh! masih ngantuk, aku Ma," ucapku sambil memeluk bantal.

"Ini sudah jam sekolah. Apakah masih kurang, tidurmu semalam?" ucap wanita itu sambil menarik selimut dan juga bantalku. dia terus mengomel sampai aku benar-benar bangun dan mau mandi. lalu, sarapan pun masih juga dilanjut dengan omelannya. Dih, perut rasanya kek ga kenyang aja.