webnovel

Cinta Terlarang Alexa

!!! Mohon Kebijakan Pembaca Dalam Memilih Bacaan Yang Sesuai :) Awalnya dia berpikir itu hanya sebuah rasa kagum karena pria yang begitu baik dan perhatian. Tapi dia sadar jika itu adalah perasaan cinta. Dia tahu itu salah, karena pria itu sudah memiliki istri. Tapi rasa cinta ini tidak bisa dibohongi, bukan? Semakin aku mencoba untuk menghindarinya, semakin rasa cinta ini tumbuh. Meskipun rasanya begitu menyakitkan bagi Alexa.

Sita_eh · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
5 Chs

Pandangan Pertama

Sebenarnya sulit bagi Alexa untuk bisa berkonsentrasi dalam pelajaran yang ia sukai, ketika Cathy terus saja mengomentari bagaimana kesempurnaan dari wajah Josh - dosen baru mereka saat itu.

"Dia masih sangat muda untuk menjadi seorang dosen. Menurutmu berapa umurnya, aku pikir dia belum menginjak empat puluh tahun. Apakah dia sudah punya pacar?" tanya Cathy sambil menempelkan ujung pensil pada ujung bibirnya, tampak berpikir keras untuk mencari jawaban dari pertanyaannya sendiri. .

Alexa mendengus kesal memandang ke arah temannya, "Kenapa kau tidak bisa diam sih? Kau membuatku tidak berkonsentrasi, Cath!"

"Kenapa kau tidak bisa berkonsentrasi, ah... aku tahu. Pasti karena pria tampan itu, kan," goda Cathy menunjuk ke arah depan.

Mereka berdua melirik ke arah depan, dan melihat Josh yang sedang asik memberikan penjelasan mengenai beberapa alat lukis dan sejarah perkembangannya.

"Kau gila, Cathy! Mau aku adukan sikapmu ini pada Andy?" ancam Alexa bersungguh-sungguh.

"Ish... kenapa kau harus membawa pacarku? Aku hanya mengagumi dia saja, dan aku kan hanya bertanya. Apakah dia sudah punya pacar atau belum," ucap Cathy dengan terkekeh kecil.

"Bagaimana kalau kita bertanya saja langsung kepadanya," goda Alexa dengan sengaja. Membuat Cathy melebarkan kedua matanya dengan segera.

"Kau gila! Tidak mungkin kita bertanya langsung kepadanya." Cathy tidak percaya dengan sikap Alexa. "Kau tidak akan berani melakukannya," tantangnya.

"Oh ya? Bagaimana kalau aku bilang...." Alexa mendekatkan wajahnya ke arah wajah Cathy. Senyum licik sudah ia perlihatkan dihadapan temannya, dia tahu jika Cathy hanya bermain-main saja dengan perkataannya barusan.

"Bilang apa?"

"Bagaimana kalau aku bilang ada seorang mahasiswa yang begitu tertarik dengan kehidupan pribadinya. Ehemm..." Alicia berdeham kecil, "Mr. Josh apa kau memiliki kekasih? Temanku penasaran..."

"Jangan lakukan itu, Alexa! Atau aku akan benar-benar marah kepadamu!" ancam Cathy dengan serius, ketika dia melihat satu tangan Alexa sudah mulai dinaikkan.

"Turunkan tanganmu, cepat!" ucap Cathy sambil dia menoleh ke arah Josh yang masih belum sadar dengan candaan dua gadis muda tersebut.

"Kenapa kau takut, Cathy? Aku bisa menanyakannya. Daripada nanti kau mati penasaran." Lagi-lagi Alexa berkelakar, membuat Cathy semakin panik dan berusaha untuk menurunkan tangan kanan temannya.

Tampaknya dua gadis muda itu sudah melewati batas aman mereka, hingga tatapan Josh sudah mengarah ke arah Alexa yang tanpa ia sadari sudah mengangkat tinggi tangan kanannya.

Dan terparahnya tepat ketika Josh bertanya mengenai sesuatu hal yang penting saat itu.

"Ya? Kau yang disana?" ucap Josh di tengah kesunyian ketika semua mata sudah tertuju pada Alexa.

"Alexa, sepertinya kau dalam masalah besar sekarang." Cathy ikut memperhatikan sekelilingnya, sambil ia menelan salivanya dengan tatapan yang bingung dan panik.

Tangan Alexa segera ia turunkan, dan menatap Josh yang sudah berjalan ke arah kursinya. Pria itu terus mendekat dengan satu buku yang ia apit antara lengan kirinya.

"Siapa namamu?" tanya Josh.

"Apa, aku?" tunjuk Alexa pada dirinya sendiri. "Ya, kau? Siapa lagi memangnya. Kau yang mengangkat tanganmu untuk membantuku mencatat beberapa karya seni nanti seusai pelajaran," jelas Josh dengan simpul senyum yang manis.

"Alexandria. Dan kau bisa memanggilanya Alexa, sir," ucap Cathy yang terlalu berinisiatif memperkenalkan temannya. "Dan aku, Cathy,"

"Awas kau, Cathy!" Tatapan Alexa menjadi sinis, ketika Cathy justru menatap berbinar pada Josh.

"Alexa? Nama yang cantik, dan terimakasih untuk bantuanmu. Usai pelajaran ini kau dan aku akan banyak memiliki urusan," kata Josh dengan sopan.

Tidak lama Josh kembali ke depan ruangan kelas, melanjutkan sisa pelajaran yang tertunda. Sedangkan Alexa tampak meratapi dan menyesal dengan tingkah konyol yang ia lakukan, untuk menggoda Cathy.

Hingga akhirnya pelajaran usai dan semua mahasiswa mulai meninggalkan ruang besar itu.

Alexa dan Cathy tampak merapikan bukunya, meskipun berkali-kali Cathy mendengar umpatan kekesalan dari temannya.

"Kau tidak perlu sekesal itu, Alexa. Lihat saja pria itu, setidaknya dia memiliki wajah yang tampan. Berlama-lamaan dengannya pasti akan menyenangkan," goda Cathy dan melihat ke arah Josh yang sedang merapikan barang bawaannya.

Sesekali Josh menyapa para mahasiswa yang berpas-pasan dan akan keluar. Alexa ikut memandang ke arah Josh, dan tanpa sengaja dua pasang mata itu bertemu.

Dengan segera Alexa memalingkan wajahnya, rasanya dia masih canggung dengan keadaan saat itu.

"Itu Andy!" tunjuk Cathy tiba-tiba ke arah pintu keluar yang terbuka. Dia melambaikan tangannya dengan bersemangat, begitu juga dengan kekasih Cathy yang memberikan sinyal agar Cathy cepat keluar dari dalam kelas.

"Aku dan Andy akan pergi hari ini, kami akan menonton. Uhmm... kau tidak marah bukan, Alexa?" tanya Cathy merasa tidak enak hati.

"Aku marah, karena kau yang membuatku menjadi terjebak dengan pria asing. Padahal jumat malam ini aku ingin sekali mengajak kau untuk menginap dirumahku," jawab Alexa ketus.

"Oh... maafkan aku. Aku tidak bisa, aku dan Andy akan berlibur bersama dengan keluarganya untuk akhir pekan. Maafkan aku, Alexa." Cathy tiba-tiba memberikan pelukan erat.

"Sudahlah, tidak apa-apa. Lagipula lebih baik jika aku berada di kampus, ketimbang dirumah sendirian, bukan? Dan kau? Nikmati saja waktu liburmu." Senyuman Alexa tampak tulus.

Membuat Cathy segera mengecup pipi temannya, "Kau memang terbaik, Alexa. Kabari aku jika pria tampan itu tiba-tiba berbahaya," ucap Cathy berpamitan.

Alexa tentu saja tidak bisa menahan temannya lebih lama, dia baru saja menuruni undakan tangga kecil ketika ada tangan yang meraih lengannya.

"Alexa, tunggu!" Ternyata Ethan yang sedang memegangi tangan Alexa.

"Ethan? Mau apa kau, dan lepaskan tanganku!" perintah Alexa kesal, dan dia mencoba menghentakkan tangannya sendiri agar bisa terbebas.

Cengkraman tangan Ethan terlalu kuat, membuat usaha Alexa menjadi sia-sia. Jangankan mengendur, cengkraman tangan Ethan justru semakin kuat memegangi lengan Alexa.

"Kenapa kau terus menghindariku, Alexa. Apa karena malam itu?" tanya Ethan mendesak.

"Hah? Kau masih bertanya kenapa aku bersikap seperti ini? Aku bukan mainanmu, Ethan. Dan mengenai malam itu, bukan lagi menjadi urusanku, jadi... lepaskan tanganku sekarang juga!" Alexa mulai kesal dan memasang wajah galaknya.

"Tidak, sebelum aku bisa berbicara denganmu dan memberikan penjelasan!" ucap Ethan sama keras kepalanya.

"Apa ada masalah?" Sebuah suara milik dari seorang pria, membuat keduanya segera menoleh ke arah bawah mereka.

Di tangga terakhir ada Josh yang memandang heran pada sikap Alexa dan Ethan, dia sempat melihat ke arah tangan Ethan yang masih saja memegangi lengan Alexa.

"Apa dia melukaimu, Alexa?" tanya Josh dan sudah memasang wajah serius.

"Tidak ada, sir! Kami hanya mengobrol saja," jawab Alexa dan anehnya Ethan sudah mengedurkan cengkraman tangannya.

Alexa mengambil kesempatan tersebut dan dia segera menuruni anak tangga dengan cepat. Memasang senyuman untuk Josh yang masih menatap bergantian, antara Alexa dan Ethan yahg masih berdiri pada tempatnya.

"Aku sudah siap, sir. Apakah kita bisa segera memulai tugasnya?" tanya Alexa menampikan wajah yang seolah dia tidak memiliki masalah.

"Baiklah, aku pikir kita bisa langsung menuju lantai empat," ucap Josh menjelaskan.