webnovel

Cinta Tanpa Batas

namanya sheza syahreza,wanita cantik yang bekerja di usia muda.Karirnya tampak bagus di awal,buruk diperjalanan hingga ia menemukan banyak hal.Cinta,petualangan bahkan keputusasaan. Baginya apalah arti sebuah cinta, jika tak niat memperjuangkan,ia lelah, telah banyak bahkan sangat banyak lika liku cinta yang menjebaknya dalam situasi rumit. Berawal atasan yang menyambut mimpinya,teman sejawat dengan perasaannya,hingga ditinggalkan dan dapat Atasan baru yang menyanjungnya. Ia bahkan harus terima pendamping hidup yang ditunjuk keluarganya, hingga ia terpaksa menikah tanpa perasaan, berakhir patah hati sang Atasan barunya. simak ceritanya ya....

Riska_Iryanii · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
139 Chs

Penyesalan Rere

Semenjak kejadian itu eza merasa irawan sedikit berubah,meskipun sikap nya masih seperti biasa tapi ia merasa tidak ada kehangatan dalam setiap perlakuan irawan.Eza sedikit merasa bersalah,tapi ia tidak bisa berbuat banyak.Seperti pagi ini,irawan pergi tanpa sepengetahuan eza,pagi pagi ia sudah tidak ada dirumah.Eza terduduk sendiri menikmati sarapannya,rasanya sedikit berbeda,ia tidak bernafsu makan,ia lebih ingin memakan buah buahan.

'Aku merasa ada yang aneh pada diriku,seperti ada yg lain..' eza membatin sendiri,ia sudah menghabiskan beberapa buah buahan yang ada dilemari pendingin.

"eza...eza..." suara wanita parubaya menyentil telinganya,ia seperti akrab dengan suara itu.

"mama..." bisiknya pelan.Ia berjalan terburu keruang tv,ia menemukan kakak dan mama nya sudah berada disana.

"kak Andi,mama...kok dateng enggak bilang bilang...?"

"Mama yang pengen banget ketemu kamu..."Andi tersenyum menatap wajah haru sang adik.

"kamu kurusan,apa irawan tidak memperhatikan makanmu..."

"dia sudah kurusan semenjak masalah irawan ma,mama yang tidak tau...tapi,sepertinya ia lebih kurus sekarang..."

"aku tidak apa ma,aku baik baik aja,hanya akhir akhir ini aku tidak nafsu makan..."tiba tiba rere mendekat kearah putrinya,ia dapat melihat gurat kecemasan diwajah putrinya.

"maafkan mama,.." eza menoleh kearah wanita disampingnya,mereka duduk santai diruang tv,bergantian ia menatap wajah kakaknya yang tersenyum aneh.

"maaf untuk apa ma ?"

"mama sudah salah menjodohkanmu,seharusnya kamu hidup Bahagia dengan lelaki pilihanmu,bukan dengan irawan..."

"semua sudah terlambat ma,"

"mama menyesal memberikan kamu pada keluarga mereka,mama tidak tahu jika watak orang tua irawan begitu,mama merasa bersalah padamu Nak,kamu pasti menderita,mama tutup mata dan telinga,...mama merasa orang tua yang tidak baik untukmu..."

"ma,...tidak apa,aku baik baik sekarang,mama tidak perlu sampai seperti ini." eza memeluk sang mama yang menangis terseduh,ia pun tak kuasa menahan airmatanya.

"sedari dulu mama lebih mengutamakan kakak kamu,karena sedari kecil semua waktu tersita hanya Untuk merawatmu yang sakit sakitan,semua keluarga hanya memperhatikanmu,mama hanya merasa kakak kamu butuh perhatian lebih dari pada kamu karna kamu sudah diperhatikan keluarga mama yang lain.mama minta maaf jika selama ini mama terkesan pilih kasih,Andi sudah menceritakan segalanya,jika kamu ingin memberi hadiah untuk mama...."

"tapi semuanya gagal ma,aku tidak bisa mewujudkannya,karna tabunganku sudah terkuras...."

"tidak apa sayang,mama merasa tersentil,sikap kamu menyadarkan mama jika kamu penting bagi mama,kamu putriku,putri tersayangku,kamu kebanggaan kakakmu,....maaf untuk semua keputusan yang membebankan hatimu sekarang..."

"aku sudah memafkan ma,aku sudah menerima,inilah jalanku...aku tidak punya pilihan,bahwa ini semua sudah takdirku..."

Andi mendekati keduanya,momen ini yang paling ia tunggu dimana adiknya merasa sang mama peduli padanya tidak mengabaikannya,baginya kebahagiaan sang adik segalanya.

"kemana suami kamu..."

"dia sudah pergi tadi pagi kak,"

"bekerja ? bukankah ini hari libur ?"

"dia lebih sering bekerja diwaktu libur sekarang kak,.."

"kamu baik baik aja kan,kenapa kakak melihat kamu sedikit pucat.."

"aku baik kak,mungkin hanya sedikit kelelahan..."

"jangan terlalu memaksakan diri.."

eza mengangguk pelan,ia sudah senang saat keluarganya mau mengunjunginya disaat perasaannya sedang cemas sekarang.Dan ia merasa bergembira saat ia tahu mereka akan menginap dirumah yang lama mereka tempati bertiga sebelum eza menikah dengan irawan,rumah jerihpayah sang kakak yang dihadiahkan padanya.

Pagi ini eza sudah bersiap akan pergi bekerja,suaminya tak pulang dari semalam ia sudah menelpon namun tidak diangkat.

"irawan tidak pulang semalam?" Andi menyusul adiknya dimeja makan,tampak sang mama menyiapkan sarapan untuk mereka,eza menoleh kearah kakaknya.

"tidak kak.."

"dia sering seperti ini..."

"tidak,baru beberapa hari ini dia bersikap aneh..."

"kalian bertengkar za..."

"tidak ma,kami baik baik saja mungkin dia sedang sibuk,atau ingin menginap dirumah mama ana..."

"setidaknya beri kabar ke kamu,heran...deh..." Rere tampak berwajah kesal dengan sikap menantunya,selama ini ia diam tidak begitu menggubris irawan,karna ia jarang bertemu irawan apalagi setelah irawan dipenjara,ia hanya menanyakan kabar eza pada andi,jika putrinya itu baik baik saja,tapi jika ia pikirkan putrinya tidak baik.

"terima kasih untuk sarapannya ma..."

"makanlah yang banyak,kamu terlihat kurusan sekali,"

"aku sedang tidak nafsu makan ma.." Andi menoleh kearah adiknya,ya wajahnya memang tampak pucat,.

"Nanti mama akan kepasar membelikan beberapa makanan serta buah buahan..." eza tersenyum dan mengangguk pelan,ia merasa hatinya bahagia dengan perhatian mamanya itu sudah cukup.Setelah sarapan andi mengantarkannya bekerja,karna eza merasa badannya sedikit tidak enak untuk membawa motor sendirian.