Hari ini, hari minggu di musin gugur, Kim Sun Ah dan Park Wo Han mengucapkan janji suci pernikahan mereka di sebuah gereja kecil dekat rumah. Tak banyak tamu yang datang. Hanya pihak keluarga dan beberapa teman dekat yang datang untuk menghadiri pemberkataan. Kakek datang dari Incheon dengan ditemani adik bibi Kang, sementara satu-satunya saudara paman Kang tidak bisa menghadiri pemberkataan dan berjanji akan datang di resepsi pernikahan yang diselenggarakan setelahnya. Orang tua Park Wo Han beserta beberapa kerabatnya juga hadir.
Semua orang tampak ikut berbahagia dengan perayaan cinta antara dua manusia ini. Pernikahan adalah sebuah lembaran baru kehidupan manusia. Dunianya menjanjikan banyak hal, baik suka maupun duka. Tak terhitung berapa pasang orang yang memutuskan bercerai setelah janji setia sehidup semati itu diucapkan.Tentunya Kang Sun Ah dan Park Wo Han tidak menginginkan hal yang serupa terjadi.
Hyung Won memutuskan untuk datang dan menjadi pendamping pria bagi Park Wo Han. Tanpa disangka, Na Ra justru menyuruhnya untuk pergi dan meminta maaf karena dirinya, Hyung Won harus bertengkar dengan kakaknya.
Saat ini orang tua Na Ra sedang mengadakan perjalanan bisnis ke Eropa. Dia tinggal sendiri di rumah dengan pembantunya. Setelah menginap dua hari di rumah sakit, ia memutuskan untuk pulang. Menurutnya rumah sakit tidak menyembuhkan namun justru akan semakin menambah penderitaannya.
Malam sebelumnya Hyung Won sudah menjemput Na Ra dan mengantarkannya pulang. Dengan balutan setelan tuksedo hitam yang elegan, Hyung Won maju melangkah mengiringi langkah kaki Wo Han. Ia tak tampak terlihat santai seperti biasanya. Ia tampak gagah dan tampan dengan baju itu. Hye Seon yang harus menghabiskan waktu sekitar tiga puluh menit untuk mengepaskan baju dan sepatu yang dibelikan Sun Ah agak kerepotan ketika ia harus dirias. Dengan susah payah ia mencoba untuk tenang agar tidak menghancurkan riasan yang sudah dikerjakan oleh sang make up artist. Hasilnya sangat mengagumkan. Kecantikan alaminya yang selama ini tertutup oleh gaya sederhanya memancar keluar. Hampir tak ada orang yang mengenalinya sebagai Lee Hye Seon. Ia terlihat ..sangat cantik. Hyung Won yang baru kali pertama ini melihat Hye Seon berdandan terkagum dalam hati mengakui bahwa gadis itu memang cantik.
Prosesi pemberkatan berjalan dengan sangat lancar. Walau agak sedikit sentimentil ketika paman mengantar Sun Ah ke altar. Di depan pendeta ia berkaca-kaca menyaksikan putrinya akan segera hidup bersama orang lain. Selain itu, semua berjalan dengan sempurna. Park Wo Han dan Kang Sun Ah dengan mantap mengucapkan janji pernikahan mereka.
Setelah acara pemberkatan di gereja selesai, semua rombongan langsung menuju ke gedung resepsi pernikahan yang sudah disiapkan oleh event organizer yang jauh-jauh hari sudah mempersiapkan segalanya untuk pernikahan Sun Ah.
Sun Ah menggunakan tema "Traditional Korean Wedding" untuk pernikahannya. Semua tamu yang datang diharapkan memakai baju tradisional korea, hanbok. Hye Seon teringat masa kelulusan SMAnya di mana tema yang sama juga digunakan waktu itu. Ia pun semangat sekali memakai baju hanbok yang ibunya bawakan ketika pergi ke Seoul dulu.
Pasangan pengantin baru ini nampak sangat serasi dan elegan sekali. Hanbok sutra yang dikenakan Sun Ah adalah hanbok untuk pernikahan yang ia pesan dari designer kenalannya yang bekerja di salah satu majalah fashion terkemuka di Seoul. Chima [1]merah maron dipadu dengan chigori sutra krem bertabur kerlap kerlip ornamen di sepanjang kerahnya membuat Sun Ah paling menonjol di antara para tamu. Sesuai yang diharapkan, kebanyakan para tamu undangan memakai hanbok, namun ada juga yang memakai baju setelan biasa. Termasuk Hyung Won yang tetap memakai setelan jas pada acara resepsi.
"Lee Hye Seon !!"
Yu Mi datang bersamaan dengan So Hwan. Ternyata diam-diam Sun Ah mengirimkan undangan ke So Hwan. Ia tersenyum sumringah menyambut mereka berdua.
"Hai, Kenapa kau tidak memakai hanbok ?" tanya Hye Seon ketika melihat gaun sepanjang lutut yang membungkus badan Yu Mi. Keduanya langsung tersenyum begitu Hye Seon memperhatikan baju yang mereka pakai.
"Apakah kami tidak diterima di sini?"
"Oh,," Hye Seon tampak malu, sadar ia terlalu mengurusi apa yang mereka pakai. Lagian, siapa pun yang datang kepesta pernikahan tidak diharuskan memakai hanbok. Mereka juga boleh memakai baju yang mereka suka.
"Aku tidak tahu kalau eonni mengundang So Hwan oppa?"
"Seminggu yang lalu kami bertemu di toko buku. Ia memberikan undangan pernikahannya. Dia juga menyuruhku untuk mengajak pasanganku tapi karena tidak ada ya...untung Yu Mi berbaik hati menemaniku."
Yu Mi yang berdiri tepat di depan So Hwan tersenyum malu. Tentu saja ia tak bisa menolak permintaan seorang Kim So Hwan.
"Aku harus menemui pengantinya dulu..Ayo Yu Mi," Yu Mi mengekor saja di belakang So Hwan. So Hwan terlihat sangat manly. Sikapnya yang gentle dan pandai memperlakukan orang kadang-kadang bisa menimbulkan kesalahpahaman.
Pada awalnya Hye Seon juga mengira kalau So Hwan memperlakukan dia dengan cara yang berbeda tapi setelah melihat keakrabannya dengan Yu Mi, Hye Seon menarik kesimpulan bahwa laki-laki itu memang gampang sekali dekat dengan siapa pun.
"Sudahlah, apa yang aku pikirkan sekarang?'' Hye Seon menggerutu sendiri. Tamu yang datang semakin banyak. Karena Sun Ah sudah mempekerjakan pelayan, ia tidak harus banyak membantu. Dari pojok ruangan, mata bundarnya dengan cermat memperhatikan siapa saja yang datang. Wajah wajah asing yang Hye Seon sama sekali tidak kenal berlalu lalang bergantian memasuki ruang resepsi ini. Hyung Won menemani kakeknya minum. Mereka terlihat akrab sekali. Sesekali ada gelak tawa yang terdengar cukup keras dari tempat Hyung Won berada.
Setelah mengucapkan selamat dan sedikit berbincang dengan Sun Ah, So Hwan kembali menemui Hye Seon. Kali ini, Yu Mi sudah menghilang dari sisinya. Entah ke mana perginya gadis itu.
"Kau tak merasa asing di sini?"
Tanya So Hwan sambil menyodorkan segelas cocktail pada Hye Seon. Mencium ada bau alkohol, Hye Seon dengan sopan menolaknya. Ia terangkan pada So Hwan bahwa ia tak tahan dengan alkohol.
"Baiklah kalau begitu, jadi kau tak pernah minum so ju?"
"Jarang. Aku sering pusing setelah minum alkohol."
"Hmm..baiklah. Sebaiknya aku menyimpannya."
So Hwan mengembalikan gelas Hye Seon ke tempatnya. Ia tak bisa berbuat banyak jika Hye Seon sudah percaya dengan apa yang ia lakukan. Bahkan untuk mencoba seteguk saja, ia tak akan mau.
Dari tempatnya berdiri Kang Sun Ah meminta semua tamu yan hadir untuk menikmati segala yang disiapkan di situ. Ketika pas waktunya dansa bersama pasangan pengantin baru, Hye Seon dengan menahan malu terpaksa menari bersama So Hwan dengan hanbok besar yang ia pakai. So Hwan begitu menikmati setiap gerakan yang ia buat bersama Hye Seon. Setiap langkah kecil yang Hye Seon buat dengan hanboknya menarik perhatian So Hwan.
Tanpa disadari keduanya, Hyung Won memperhatikan apa yang terjadi antara Hye Seon dan So Hwan. Ia hanya memperhatikan dari tempatnya duduk. Sudah satu botol so ju ia habiskan dan walau tidak terlihat mabuk, jelas sekali Hyung Won sedang tidak enak badan. Matanya kosong. Ia banyak memikirkan hal aneh akhir-akhir ini. Antara ia dan Na Ra, juga perasaannya yang mulai tak biasa terhadap Hye Seon.
Haruskah ia berkata sejujurnya pada Na Ra bahwa ia tak menyayanginya lagi? Ah..Na Ra pasti akan patah hati mendengar kejujuran darinya.Tapi...secepat kilat pikiran itu berganti akan ketakutannya melepas gadis itu. Sudah delapan tahun ia bersamanya. Seandainya ia melepaskannya, maka ia tak jauh berbeda dengan para lelaki hidung belang yang sering ia cerca di TV dan itu bukanlah sifatnya. Hyung Won menarik nafas dalam dalam. Ia meneguk lagi segelas so ju dengan susah payah. Ia berharap..semoga minuman keras ini bisa melarutkan segala kegundahannya.
[1] Rok bawahan baju tradisional korea