webnovel

CINTA PUTRI

Seorang Wanita muda yang harus berjuang dalam menjalani sebuah kehidupan yang keras dan pahit. orangtuanya telah meninggal kini dia tinggal bersama tantenya yang terbilang cukup kasar terhadap nya. kesedihan menjadi makanan sehari-hari saat dia berada di rumah. mampukah dia bangkit dan menjalani sebuah kehidupan yang bahagia.

yume99 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
8 Chs

Bab 7 Boss Senna

Kedatangan Denis dan Boim membuat Nina terkejut mereka ingin tahu keberadaan dan keadaan sahabat mereka itu, Nina menyetujui permintaan dua laki laki itu.

"Oke,, Akan aku ceritakan tapi setelah selesai kerja"ujar Nina lalu dianggukki oleh Denis dan Boim.

Setelah beberapa jam menunggu..

"Udah hampir 6 jam kita nunggu" grutu Boim

"ini demi kamu Putri"jawab Denis dalam hati, akhirnya Nina pun menghampiri meja restoran yang ditempati oleh Denis dan Boim.

"Maaf,, maaf membuat kalian lama nunggu" ujar Nina mengambil kursi lalu duduk.

"Langsung aja cerita kan Putri dimana" tanya Boim yang sudah mulai kesal menunggu Nina berjam jam lamanya.

"Jadi sebenarnya, tepatnya seminggu yang lalu" ujar Nina lalu menceritakan kejadian saat terakhir kali Nina bertemu dengan Putri. Tepatnya Semingguan yang lalu

flash back on

"Akhirnya selesai juga pekerjaan kita!" ucap Nina yang merasa senang.

"Put, aku harus pulang duluan nih kamu bisa gantiin jadwal piket aku kan" ujar Nina

"Baiklah" jawab Putri

"Put,aku pergi duluan ya. beresin semua ya." Ujar Nina lalu beranjak pergi Putri bekerja di Restoran Senna Kartayuda sebuah restoran Yang sangat mewah di kota ini, kali ini Putri harus membersihkan semua meja dan lantai dulu meskipun jadwalnya untuk piket kebersihan bukan hari ini tapi Putri harus menggantikan jadwal nya Nina yang ada keperluan dadakan.

"Terus setelah itu aku menghubungi nya berkali-kali namun tidak dia angkat, aku mengirimi pesan berpuluh-puluh kali tepatnya tengah hari akhirnya Putri menghubungi, pada deringan pertama aku langsung mengangkatnya.

"Put kamu kenapa tidak masuk?! Apa kamu sakit?! Atau kamu dimarahin sama nenek sihir lagi" tanya Nina

"Aku tidak apa-apa hanya sedikit tidak enak badan saja" jawab Putri

"Kamu dimana sekarang? Kok boss Senna nyariin kamu?!" Tanya Nina

"Hallo Put, Putri" teriak Nina.

"Dan setelah itu Putri menghilang, aku juga belum tahu keberadaan Putri ada dimana" terang Nina menyelesaikan cerita nya.

Di tempat yang sama boss Senna yang akan beranjak pulang tanpa sengaja mendengar pembicaraan Nina, Boim dan Denis.

"Apa benar semingguan ini dia tidak masuk kerja?? apa dia sakit??,, Ahhkk ngapain juga aku mikirin dia" gumam Pak Senna bicara sendiri. Lalu beranjak melangkah menuju parkiran, Di parkiran mang Rahman sudah menunggunya.

"Sudah selesai tuan" sapa mang Rahman lalu membukakan pintu mobil untuk boss Senna, Senna memasuki mobil.

Di dalam mobil.

"Kita langsung pulang tuan,??" tanya mang Rahman. Senna hanya mengangguk dan mobil pun melaju, Senna melamun dan ternyata memikirkan Putri, "apakah dia sakit?? Jadi dia tidak masuk kerja, ahhkk kenapa Dia selalu ada dalam pikiran ku, aku sudah memberinya uang dan sebuah restoran aku gak perlu lagi memikirkan nya" ujar Senna berbicara dalam hatinya. Setelah setengah jam perjalanan mereka pun sampai di apartemen Senna. Mang Rahman terun lalu membukakan pintu mobil, Senna lalu beranjak melangkah masuk kedalam Apartemen dengan pikiran tidak karuan karena mendengar Putri menghilang setelah pertemuan nya di restoran .

"Sayang kamu udah pulang" sapa Bunda Rahel, namun Senna terus melangkah tanpa menghiraukan sapaan istrinya dan langsung menaiki tangga menuju kamar,, didalam kamar Senna membantingkan jas hitam nya ke sembarang tempat, melonggarkan dasinya, tangannya di pinggang mondar-mandir seperti orang kebingungan "kenapa aku tidak bisa tenang, padahal dia hanya karyawan biasa di restoran ku" grutu Senna pada dirinya lalu melangkah menuju kamar mandi.

Prankkk...

Senna memukul keras cermin yang ada di kamar mandi, hingga membuat suasana di apartemen Senna riuh. Rahel yang mendengar suara teriakan Senna langsung berlari menghampiri suaminya, dilihatnya wajah suaminya yang begitu dingin, tangannya penuh dengan darah, Rahel mencoba menenangkan suaminya.

Keesokan harinya..

Senna bangun dari tidurnya seperti biasa. "aku gak bisa nunggu lama, aku harus mencarinya sendiri" ujar Senna berbicara sendiri lalu Senna mandi dan memakai baju kantornya seperti biasa. Dengan tergesa-gesa Senna menuruni anak tangga. Di meja makan terlihat Bi Inah menyiapkan sarapan untuk nyonya dan tuannya, begitu pun Rahel istrinya Senna juga menunggu suaminya untuk sarapan pagi bersama, Namun Senna langsung bergegas pergi untuk mencari keberadaan Putri, Rahel mulai curiga melihat tingkah suaminya yang berbeda, Rahel tahu bahwa dirinya belum bisa memberikan keturunan untuk suaminya. Di dalam mobil

"Mang kita Yayasan Anak-anak yatim piatu ya" pinta Senna pada sopirnya. Senna menuju tempat terakhir kali Senna bertemu dengan Putri. Setengah jam menempuh perjalanan akhirnya Senna pun tiba di yayasan, setibanya di yayasan Senna langsung menghampiri Bu Yanti pengasuh sekaligus pemilik yayasan.

"Permisi Bu," sapa Senna

"eh nak Senna silahkan duduk, ada keperluan apa?" Tanya Bu Yanti

"Ah, iya bu saya mau bertemu dengan Putri" ujar Senna langsung pada intinya.

"Putri udah beberapa hari ini tidak ada disini,"jawab Bu Yanti

"Kira kira Ibu tahu Putri kemana" tanya Senna

"Coba nak Senna kerumahnya!!"jawab Bu Yanti lalu menuliskan alamat rumah.

"Baik Bu, terimakasih"pamit Senna

Senna lalu berpamitan sama Bu Yanti dan beranjak pergi menuju alamat rumah yang dituliskan oleh Bu Yanti.

Bersambung...