webnovel

bagian 3

Setelah memasuki gerbang sekolah, seperti biasa hampir semua mata tertuju pada Bila karena kecantikannya. Tak terkecuali dengan Rendy yang sedari tadi memperhatikan Bila dari jauh. Rendy pun segera menghampiri Bila dan menawarkan bantuan untuk membawa tas Bila.

"pagi Bil sini aku bantu bawain tasnya!" ucap Rendy langsung mengambil tas Bila yang berat tanpa menunggu persetujuan darinya.

"eh eh gak usah Ren ngrepotin aku bisa bawa sendiri kok" sambil berusaha mengambil tasnya kembali.

"ih gapapa kali aku gak ngerasa direpotin kok, yuk masuk kelas" ajak Rendy yang sudah berjalan mendahului Bila.

"huuuuft...dasar Rendy" gerutu Bila.

Sesampainya di kelas Bila sudah di tunggu oleh ketiga sahabatnya.

"Eh Bila punya bodyguard nih" celetuk Reni.

"tauk nih Rendy tiba-tiba nyelonong aja ngambil tas aku, pas mau aku ambil dia malah kabur duluan ke kelas" jawab Bila dengan nada pasrah.

"gapapa kali meringankan beban temen yang lagi kesusahan, soalnya aku liat tadi tuh tas bawaan Bila beraaat banget. Dan ternyata pas aku bawa beneran berat haha makanya aku bantuin" jawab Rendy dengan nada ngeles.

kriiiing..kriiing..kriiing bel pun berbunyi menyela obrolan mereka dan wali kelas pun memasuki ruangan.

"untung aja pak Danu cepet masuk kelas kalo enggak aku gatau lagi gimana cara ngeles dari pertanyaan mereka tadi" ucap Rendy dalam hati.

"anak-anak bus yang akan membawa kita ke tempat camping sudah datang semua, total bus ada 6 unit. Nah kelas kita akan naik bus nomor 5 ya. Sebentar lagi kita berangkat jadi semua barang bawaan kalian tolong di bawa ke lapangan ya sekalian kita tunggu di sana" ucap wali kelas menjelaskan.

"okeee paaak" sahut para murid dengan semangat.

Setibanya Bila dan kawan-kawan di lapangan, tak lama kemudian bus pun berangkat pada pukul 08.30 wib dengan didampingi 6 orang guru pada masing-masing bus. Posisi duduk didalam bus tidak diatur oleh guru melainkan terserah para murid mau duduk di manapun dengan siapapun asalkan tidak berpindah-pindah tempat. Sebelum bus berangkat, wali kelas mulai mengabsen satu persatu nama murid yang ikut camping, total murid ada 67 orang sudah termasuk guru dan sopir bus. Setelah selesai mengabsen para murid dibebaskan mau ngobrol, makan ataupun tidur asalkan tidak berisik dan mengganggu murid yang lain.

Bus pun mulai jalan dengan disertai doa bersama agar dilancarkan perjalanan mereka. Waktu yang ditempuh untuk sampai di tempat camping memakan waktu kira-kira 4 jam dari sekolah mereka. Saat bus sedang melaju, keempat sahabat itupun mulai bercengkrama. Bila duduk sebangku dengan Dewi sedangkan Reni dengan Ika. Bangku mereka duduk berderetan depan belakang sehingga memudahkan mereka untuk bercengkrama.

"duhh ga sabar banget nih pengen cepet-cepet sampe pasti seru bangeet" ucap Reni dengan antusias.

"iya nih sama aku juga gasabar soalnya aku belum pernah ikut camping dari SD haha.."celetuk Dewi.

"wah masak sih aku udah 4 kali sama yang sekarang" jawab Reni

"iya sama aku juga, kalau kamu berapa kali Bil?" tanya Ika ke Bila.

"eh buseeet baru naik udah ngorok aja nih anak"celetuk Reni.

Mereka pun menertawakan tingkah Bila yang lucu karena belum lama bus melaju tapi Bila sudah tak sadarkan diri. Mereka bertiga pun melanjutkan obrolan tanpa membangunkan Bila karena mereka tak mau mengganggu Bila yang sedang tertidur pulas tersebut. Ditengah keseruan mereka bertiga bercengkrama, Bila tanpa sadar sudah berada di alam mimpi.

Di dalam mimpi Bila masih setengah sadar ketika dia merasa ada yang membelai rambutnya dengan halus. Bila merasa sangat nyaman dengan belaian itu sehingga dia malas untuk membuka mata. Bila mencium aroma wangi yang sangat maskulin dan khas sehingga meluluhkan hati, membuat tengkuk Bila merasa geli seperti ada yang menggelitik. Entah mengapa aroma yang memabukkan itu tanpa sadar membuat nya merasa nyaman.

Bila pun mulai merasa gelisah dan perlahan membuka matanya. Saat melihat siapa yang sedang membelainya Bila pun langsung spontan berteriak dan menjauh dari pria tersebut.

"aaaa..siapa kamu?" teriak Bila dengan nada yang benar-benar panik. Pikirannya tak karuan ia takut setengah mati.