webnovel

Bab 1 Perkenalan

Perkenalkan namaku "Revano Sarmento, usiaku 16 tahun, tinggi badanku 170 cm, aku menggunakan kaca yang cukup tebal, aku biasa di sapa culun bermata empat, berbagai macam kata yang sering teman-temanku lakukan tapi aku tak pernah terlibat pertengkaran atau apa punk itu, karena aku menyayangi orang tuaku, aku tak mau orang tua kesulitan karena ulahku di sekolah nanti." Dan Saat ini aku duduk di bangku sekolah menengah atas. Dan saat ini aku kelas 2 SMA

aku tinggal bersama ibu, aku tidak memiliki adik mau pun ayah, karena memang aku anak tunggal, ayahku sudah lama meninggal. Jadi ibulah yang bekerja untuk menafkahi keluarga kami, terbilang sederhana, tapi aku tak pernah mengeluh sama sekali.

Hingga suatu ketika aku harus terlibat dengan seorang murid yang di kagumi oleh kaum hawa dan Adam di sekolah kami.

Aku terlibat karena membantu teman gadis yang sering di bully oleh Ketos dan teman-temannya.

Panggil saja Elres Wilson. Kulitnya putih, hidungnya mancung, bibirnya merah, dan tinggi badannya 180 cm.

Elres adalah anak yang di banggakan sekolah kami, karena Elres selalu memenangkan olimpiade sekolah, dia juga merupakan anak berpengaruh di lingkungan sekolah dan guru, tak akan segan-segan menghancurkan siapa pun yang terlibat mencampuri urusannya. Bahkan guru sendiri akan di pecatnya.

Hingga suatu ketika, dimana saat itu aku yang baru saja keluar dari ruangan kelas mendengar seorang murid yang menangis tersedu-sedu di lorong sekolah, aku yang penasaran berusaha untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Aku terkejut saat melihat wanita itu, karena dia adalah teman sekelas ku.

Saat ini bajunya kotor dan bau busuk, ku mencoba mendekatkan diri dan bertanya Tasya apa yang terjadi.

Tetapi Tasya tidak menjawabku, lantas menyuruhku untuk segera meninggalkan dirinya.

Pergi!! pergi!!! sebelum dia dan teman-temannya kembali kesini, takutnya nanti loh juga, bakalan alami kaya gw, gw mohon tinggalkan gw." Mohonya, ia tak bisa meninggal salah satu temannya yang saat ini di-bully oleh Elres dan teman-temannya.

"Ga. gw ga akan ninggalin loh, jadi gw akan melawan siapa pun orang itu yang udah berani nyakitin loh."

"Oh." Jadi loh berani ngelawan gw," gw terkejut saat mendengar suara seorang pria,,, saat akan menatap matanya ternyata ke empat temannya menuju arahku dan memegangku erat-erat.

"Apa yang kalian lakukan brengsek?"

Kalo berani jangan main keroyokan dong, banci loh."

Karena tak menerima. Dengan kalimat banci, Elres menendang dadaku hingga aku tersungkur ditanah.

Aku ingin membalas pukulannya tapi di tahan oleh teman-temannya.

"Loh berani nantangin gw, mau cari mati?

HAAA!!!!!!! Bentaknya.

"Emang loh siapa? jadi gw harus takut sama loh!.

"Rupanya loh ga kenal siapa gw?" dia pun menyuruh ke empat temannya menyeret gw ke tengah lapangan dan mengikat gw.

"Lepass! bisanya main keroyokan mulu, banci loh semua."

"Ah. belagu loh, satu Bogeman mengenai wajahku."

BUGHHHHH

BUGGGHHHHHH

darah segar keluar dari sebelah sudut bibir ku.

"Eh anak culun, kalau gw mau aja sekarang, gw bisa nghancurin hidup loh! karena udah berani-berani nantangin gw."

"Eeeh lumayan juga sekarang loh yang akan jadi target gw."

Hahahahhahahahahha, suara tawa yang menggema. Seakan saat ini mereka menertawakan kebodahanku.

"Ikat dia, di Tiang bendera itu, biar dia tau rasa."

Hahahahhhhhh.. suara tawa kembali terdengar.Keempat temannya juga ikut tertawa bahagia dan menjulurkan lidahnya.

"Ok. Bro waktunya cabut, kalau di sini terus-menerus kita bisa terkena virus miskin, dari kedua kutu-kutu ini."

Mereka meninggalkan Revan.Setelah kepergian Elres, temannya bangkin dan membuka kembali ikatan pada kedua tangannyanya..

"Ahhhuu sakit! dasar gila, sepertinya ga beres otaknya, ko bisa ya ada anak seperti itu? apesss gw, ehhhuhhh."

"Makasih ya loh udah nolongin gw, tapi kayanya loh target berikutnya deh."

"Gw saranin hati-hati sama Elres. Anaknya kaya penyakit jiwa," hihhh....

"Orang tua Elres ngidam apa ya sampe anaknya kaya gitu."

"Emang dia orangnya seperti apa si? tanya Revano.

"Asal loh tau aja ya, dia itu terkenal playboy, bandel, Bahkan tak segan-segan melukai siapa pun yang berani mengikut campur urusannya!.

"Tapi loh kali ini beruntung, ga di ambil tindakan secepatnya untuk menegluarkanmu."

"Jadi kalau gw saranin besok ga usah kesekolah dulu. Hindari dirinya, dengarkan kata gw."

Setelah selesai mengatakan hal itu Tasya tersenyum menjabat tangan temannya.

"Ok." kita balik hari sudah menjelang sore, nanti kalu sampai di rumah, bisa-bisanya ga akan diomelin sama kedua orang tua gw."

"Ok.Revan gw balik dulu ya."

Revan yang tertatih-tatih berjalanenuju rumah.

________________________

Ketika memasuki halam rumah Revano kaget ternyata di depan rumahnya ada orang-orang tak di kenal.

"Eh ada apa ya ko pada ngumpul disini." tanya Revan.

"Begini dek, kami ingin menyampaikan informasi, kalau ibu ga bisa balik kerumah ini dalam waktu dekat. Ibumu harus bekerja selama beberapa hari kedepan, karena majikan ibu-Mu sedang mengadakan pesta.''

"Ibu-Mu juga menyuruh untuk beberapa hari kedepan jangan kemana-mana tolong dirumah saja."

"Tapi kalau boleh tau kalian ini siapa ya?.Tanya Revano.

"Emm....kami utusan dari majikan ibumu."

"Majikan? Kenapa sampai majikannya repot-repot menyuruh orang.

"Ahhhh jangan berpikiran yang bukan-bukan. Makasih ya udah sampaikan padaku."

"Ia sama-sama." Mereka meninggalkan halam rumah Revano. Suasana kembali tenang.

Revano bergegas memasuki rumah dengan tertatih tatih, Revan menggantikan pakaian sekolahnya, selepas itu Revan bergegas untuk memasak karena kelaparan.

"Ah masak dululah, gw udah laper banget nih." Revan memotong sayuran setelah itu menumisnya tak lupa menanak nasinya.

Beberapa jam kemudian semua masakan telah di hidangkan di atas meja makan.

"Waktunya gw mandi dulu, dan bersikan tubuh gw yang udah lengket karena kringat."

Revan bergegas mengambil handuk, dan memasuki kamar mandi, membersikan tubuhnya.

*******

Stengah jam lebih, Revan berada di dalam kamar mandi. Revan menuju kamar dan memakai pakaiannya. Setelah itu menuju meja makan, dan menghabiskan semua makanan yang telah di siapnya sendiri. Revan kelaparan hingga tak tertinggal sedikit pun.

Selesai berperang memenuhi isi perutnya. Saat ini sedang membersikan bekas luka yang didapatkan dari Elres, Revan beranjak dari tempat menuju ruang kamar tidur dan terbaring tidur. Revan begitu terlelap dalam tidurnya.Menjelang malam Revan terbangun.

"Sudah malam buset cepat amat waktunya."

Revan keluar dari kamar dan duduk di depan tv, menghidupkan tv-nya dan menonton, betapa terkejutnya mengetahui ibunya, yang keluar di salah satu acara stasion tv.

"Apa yang ibu lakukan disana? tanyanya, ingin menghubungi pertanyaan ibu tapi takut ibu di marahi oleh salah satu staf stasiun tv.

"Ah tunggu dulu saja, nanti ibu akan bilang."

Tetapi tak kunjung mendengar suara hp-nya.

*****

"Maaf nak malam ini ibu ga balik, ibu punya tugas yang harus di selesaikan. Tolong jaga dirimu." Pinta ibuku.

Bu! terlambat Bu, saat ini aku sudah di hajar habis-habisan.

"Badanku sakit semuanya. Rasanya ingin remuk" ... aaaahhhhhhh.

"Sial, gw... sial.. andaikan tadi gw mendengar ucapannya pasti ga kegini kejadiannya."

Bersambung...

mohon saran dan motifasi semuanya, makasih

Wati_Metkonocreators' thoughts