"Abang, Bangun!!!" Teriakkan ibu imam memaksa imam untuk membuka mata.
Aah, badan imam terasa sedikit lemas.
DUG.DUG.DUG.
" Imaaaammm!!!" Teriaknya lagi sambil menggedor-gedor pintu kamar imam.
"Iya, buu ".Balas imam dengan teriakan juga.
Dengan sedikit malas imam berjalan mendekati pintu dan membukanya perlahan. Wajah ibu yang masih berdiri depan kamar imam dengan air muka yang masam langsung membuat matimam tegar. Bakalan apes jika pagi-pagi udah nyari masalah sama orang yang imam sayangi itu.
"Ayah, ibu sama Ayu mau sholat di mushola, kamu sholat di rumah " Kata ibu imam yang memang sudah mengenakan mukena, lalu berjalan keluar menyusul Ayah dan Ayu. Tanpa basa-basi imam langsung kabur ke kamar mandi.
Suasana memang masih sepi karena waktu subuh baru saja masuk. Dengan cepat imam lepas pakaian dan membasahi badan dengan dinginnya air kolam. Saat mata imam menatap langit-langit kamar mandi sambil mulai menyabuni badan.
"HUAA.!!!" imam terkejut sekaligus berteriak begitu melihat Sesosok mahluk berambut panjang dan berwajah hangus dengan mata merah menyala serta mengenakan baju seperti potongan kain putih yang panjang sedang asyik menatap imam dalam posisi duduk beruncang-uncang kaki di atas dinding pemisah antara WC dan tempat mandi.
(Kamar mandi di rumah imam memang mempunyai dinding pembatas yang tinggi nya hanya sebatas bahu orang dewasa. Dinding itu memisahkan ruang mandi (shower dan kolam air) dengan Kloset/WC tempat Poop.)
Bukan nya menutupi perabotan lenongnya, imam malah menutupi mata.
"Aduuh perih.perih". imam lupa tangan imam masih belepotan sabun. Alhasil mata imam terasa pedih.
Terdengar suara tertawa perempuan dari jauh. imam masih memejamkan mata meski mata sudah imam bilas dengan air, sementara tangan imam menyibak- nyibakkan air kolam berusaha mencari gayung mandi. Setelah dapat, dengan cepat imam bilas dengan air seadanya karena bulu kuduk imam mulai meremang. Meski badan masih sedikit licin karena mungkin masih menyisakan sabun, imam langsung berusaha mencari handuk.
"Kampret, handuk tadi imam sangkutkan di atas dinding pembatas " Gerutu imam dalam hati.
"Mampus imam, gimana caranya imam ambil tuh handuk?" Tanya imam dengan suara bergetar namun pelan.
Imam membuka mata sedikit, dan melirik ke posisi handuk yang masih tersangkut di atas dinding pembatas. Sialnya, tuh setan masih ada. Samar - samar imam lihat kakinya yang tertutup kain putih masih berayun-ayun. imam berada di posisi sangat sangat tidak menguntungkan.
"Jika imam lari keluar dari kamar mandi, kondisi imam masih tanpa busana dan kalau imam tetap ada di dalam sini, tuh setan bakalan makin betah ngelihatin imam" Pikir imam konyol.
Akhirnya, dengan berusaha mengumpulkan sedikit keberanian yang tersisa. Perlahan imam ulurkan tangan kanan, mencoba menggapai handuk. Jari jemari tangan kanan imam mulai meraba-raba dinding pembatas. Dinginnya permukaan dinding pembatas yang lembab terasa di kulit telapak tangan kanan imam.
Saat tangan imam menyentuh sebuah kain yang lembut, imam kembali membuka mata sedikit. imam harus meyakinkan benda yang imam pegang itu benar-benar handuk bukan malah baju yang dikenakan setan itu.
Agak lega perasaan imam begitu melihat memang benar handuk yang saat ini imam pegang, meski pandangan sangat terbatas. Tiba-tiba wajah setan wanita itu tau-tau sudah ada di hadapan imam.
"HUAA!!!" Teriak imam sangat kencang.
Mata imam yang tadi nya terbuka sedikit langsung melotot. imam tarik handuk secepat kilat lalu lari tunggang langgang keluar dari kamar mandi".
BRAKK. Suara bantingan pintu kamar imam terdengar kencang. Imam menyandarkan badan imam yang kini sudah berhanduk pada pintu kamar yang tadi imam banting. Lebih tepatnya imam menahan pintu tersebut dengan badan.
Nafas imam masih memburu akibat berlari cepat guna menghindari Setan Wanita yang ada di kamar mandi.
Pandangan imam dengan nanar menjelajahi sekeliling ruangan kamar tidur. Memastikan Setan itu tidak berpindah tempat kesini. Telinga kiri sengaja imam tempelkan ke pintu untuk mendengarkan suara dari luar. Beberapa saat imam menunggu sesuatu, entah itu penampakan atau suara-suara dari luar. Tapi suasana tetap hening.
Imam mencoba mengatur nafas sambil meraba dada. Detak jantung imam terdengar masih cepat. Setelah mulai sedikit tenang dan merasa yakin kalau imam sudah aman, imam mulai berjalan mundur kebelakang. Mata imam masih tertumpu pada pintu kamar yang sudah imam kunci dari dalam.
" Kenapa pake segala ada setan di rumah ?" Tanya imam entah pada siapa.
Sambil melepas handuk dan mencoba menyeka sisa air atau keringat yang melekat di tubuh. Perasaan takut masih bermain di benak imam.
"Kamu mau sekar usir dia?" Ucap seseorang tiba-tiba dari arah samping imam.
"HUAAA!!!" Teriak imam terkejut dan spontan melompat ke atas kasur. Tanpa imam sadari handuk yang tadi menutupi perabotan lenong imam sudah terlepas. Dengan cepat imam ambil bantal buat menutupi muka imam.
"Ya Allah,Tuh setan kenapa pakai ikut ke kamar" Tanya imam sendiri dengan mulut bergetar. Badan imam menggigil karena takut.
"Bagaimana kau bisa menutupi wajah dengan tubuh telanjang". Kata suara itu lagi. imam terperanjat lalu meraba-raba ke selangkangan imam.
"Astaga, imam dalam kondisi tanpa busana ternyata" Pekik imam dalam hati. Satu lagi bantal langsung imam tarik buat nutupin perabotan lenongnya.
"Pergi lu, setan!!!" Teriak imam dengan suara yang teredam oleh bantal.
"Jangan memanggil imam dengan sebutan setan, Imam!!!" Jawab setan yang sosoknya belum berani imam lihat.
"Pergi kamu!!!" Kali ini imam sengaja mengangkat bantal supaya suara imam bisa di denger dengan jelas, tapi tetep dengan mata tertutup. imam denger tuh setan Cuma tertawa kecil. Cepat-cepat imam lafal kan ayat kursi dan surat lain yang biasa di anjurkan sama orang tua imam untuk mengusir setan.
"Kamu pikir sekar bisa di usir dengan ayat-ayat suci Mam. Jika Ki Suta belum menyadarkan sekar pasti sekar sudah kepanasan karena ayat-ayat itu". Ucap setan perempuan tersebut. Tunggu, Ki Suta. Sepertinya imam pernah mendengar nama nya.
"Saya Sekar Kencana, mahluk yang semalam sempat kau cium dalam mimpi" Sahutnya lagi. imam mencoba mengingat-ingat mimpi semalam. Memang benar imam sempat berciuman dengan seorang wanita cantik tapi sehabis itu imam mual karena wanita itu berubah jadi setan.
"Sudah lah, lemparkan bantal mu dan buka mata sekarang" Kata suara yang barusan mengaku Sekar. imam merasa jari-jari tangan imam yang memegang bantal seperti di pegang oleh tangan seseorang yang terasa dingin. Bantal pun sudah terlepas dari genggaman imam.
Tapi kedua mata imam masih belum berani imam buka. imam sedikit ragu, untuk membuka mata. Takut melihat sosok yang menakutkan seperti di kamar mandi.
"Buka mata lah sekarang" Kata nya lagi. Masih dengan perasaan di selimuti keraguan, akhirnya imam pun membuka mata dan yang terlihat sedang duduk di hadapan imam adalah gadis yang berpakaian sama dengan yang imam temui dalam mimpi semalam. Namun setengah wajahnya tidak terlihat karena sedang memandangi dinding kamar imam.
"Apa benar kau mahluk yang sama dengan yang ada dalam mimpiku semalam?" Tanya imam setengah tak percaya. Sekar terlihat mengangguk.
"Apa mungkin semua itu mungkin?" Tanya imam lagi.
"Jika Allah SWT sudah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin" Kata Sekar.
"Sekarang, sesuai dengan janji sekar ke Kakek Moyang mu Ki Suta, sekar yang akan membantu mu mengendalikan mata batin mu yang sudah terbuka" Kata Sekar.
"Mata Batin" ucap imam perlahan.
"Iya, mata batin mu secara tidak sengaja ikut terbuka saat sukmamu kubawa ke alam jin semalam, tapi memang garis keturunan mu juga menjadi salah satu penyebabnya. Kau lihat mahluk yang ada di kamar mandi mu tadi kan? Itu yang kalian sebut dengan Kuntilanak. Mulai sekarang, kau harus belajar menguasai mata batin mu" Jelas Sekar cukup panjang.
"Jadi mata batin itu yang membuatku bisa melihat mahluk gaib? Tanya imam lagi ke Sekar. Gadis itu terlihat kembali mengangguk dari arah samping.
"Imam, berpakaian saja dulu biar sekar tidak risih berbicara dengan mu" Ucap Sekar.
Imam memang masih tanpa busana. Pantesan dari tadi dia terus berbicara tanpa melihat ke arah imam. Dengan gerakan secepat kilat imam tarik selimut untuk menutupi tubuh imam dan langsung mencari sepotong kaos dan celana di lemari. Setelah berpakaian, imam kembali duduk di atas kasur. Sekar yang tadi sempat membalikkan badan saat imam berpakaian, mulai menatap imam kembali.
"Jadi yang imam alami semalam benar-benar nyata, bukan bunga tidur?" Gumam imam dengan suara pelan.
Potongan-potongan tiap kejadian yang imam alami semalam mulai muncul di dalam benak imam.
"Benar, semalam juga menjadi peristiwa yang sangat berkesan bagi sekar. Berkat Kakek Moyang mu, sekar bisa kembali sadar akan kesalahan yang selama ini sekar perbuat." Pandangan Sekar menatap kosong ke depan. Sebutir airmata, menetes di pipinya. Nampaknya mahluk itu betul-betul sudah bertaubat.
"Imam, boleh sekar memanggil mu dengan sebutan Kang Mas?" Kata Sekar tiba-tiba.
imam menatapnya heran, bukan kah dia sudah tidak menganggap imam sebagai jelmaan sosok mendiang suaminya seperti pesan Ki Suta semalam.
"Jangan takut sekar menyamakan mu dengan suamiku, hanya saja sekar merasa janggal jika memanggil nama mu secara langsung" Jawab Sekar seperti membaca fikiran imam.
imam mengerti akan tata krama nya yang dahulu adalah seorang puteri kraton, tentu tata bahasa pun sangat ia perhatikan.
"Boleh , asal jangan baper aja yah?" Jawab imam. Sekar tampak tak mengerti. Berkali-kali imam mendengar ia mengulang kata-kata baper. Terang aja gak ngerti, wong ratusan tahun lalu belum ada kata-kata alay seperti sekarang ini.
"Lalu, imam harus bagaimana untuk bisa mengendalikan mata batin?" Tanya imam selanjutnya.
Males banget jika bisa melihat mahluk gaib dimana-mana. Mending kalo cakep, lah tau sendiri mahluk gaib tampangnya kaya gimana.
"Seiring waktu nanti akan sekar ajarkan. Sekarang imam mau sekar usir mahluk yang selama ini selalu memperhatikan mu mandi?" Sekar mengulang pertanyaannya.
imam mengangguk tanda setuju. Hati imam juga merasa sedikit kesal karena tanpa sepengetahuan imam, selama ini ada yang sengaja menikmati keperjakaan imam secara visual di kamar mandi.