Sesampainya di rumah, David disambut senyum kecut Angelica, "Sudah capek menghindar dari mami?"
"Mi, aku baru pulang kerja, aku lelah. Jangan ajak berdebat dong," ujar David menjatuhkan badannya di atas sofa single di samping Jaden.
"Kamu sudah tahu permintaan mami kamu?" tanya Jaden.
"sudah tahu pi, aku bingung sama mami, kok mau aja sih jodohin aku sama anaknya om Ardiwiladi?"
Angelica menatap anak tunggalnya itu, "Kamu CEO perusahaan besar, kamu sudah sukses dalam karier, masa di usia tiga puluh satu tahun masih belum menikah? Kalau kamu bingung, biar mami jodohkan kamu dengan Yasmin," ujar Angelica tersenyum, berharap anaknya menyetujui permintaannya.
"aku tidak mau mi, aku tidak cinta dengan Yasmin."
"Kalau begitu bawa dong wanita yang kamu cintai! Mami beri waktu paling lama satu bulan kamu bawa wanita pilihanmu. Kalau tidak kamu harus mau di jodohkan dengan Yasmin. Gimana?"
"Mami sudahlah, jangan memaksakan David seperti itu," ujar Jaden.
"Papi gimana sih? David harus segera menikah, aku sudah tua, papi sudah sakit-sakitan. Aku hanya ingin segera menimang cucu," ujar Angelica sedih.
"Mami, David mengerti ke khawatiran mami. Tapi jangan memaksakan aku menikah dengan Yasmin," ujar David.
"Kalau dalam sebulan kamu tidak bawa wanita pilihanmu dan kamu juga tidak mau menikah dengan Yasmin, maka dengan berat hati, kamu harus rela melepaskan jabatanmu sebagai CEO," Angelica mengancam David.
"Terserah mami!" David beranjak pergi ke kamarnya. Sedangkan Angelica dan Jaden hanya memandangi anak tunggalnya melenggang menuju kamarnya.
Di kamar David teringat dengan Lulu. David bergegas menelepon Lulu.
Telepon tersambung.
"Halo."
"Halo, ini aku.David."
"David siapa ya?"
"Lelaki yang kamu kecup bibirnya tadi pagi, ingat gak?"
Lulu terkejut David meneleponnya, "oh, bapak namanya David. Ada apa pak? Bibir bapak bengkak? Atau bapak terinveksi virus?" tanya Lulu polos.
"Aku sedang sulit tidur, mungkin karena kamu sudah sebarkan virus yang menyebabkan sulit tidur. Kamu harus tanggung jawab," ujar David meyakinkan Lulu. Membuat Lulu semakin merasa bersalah.
"Maaf kan saya pak," ucap Lulu.
"Panggil saja David, jangan pak! Paham?"
"Baik pak, eh David."
"Bagus. Besok kamu akan aku jemput, kita perlu bicara."
"Bicara apa ya?"
David berjalan menghampiri hamster peliharaannya, "Besok kamu akan tahu," David mengajak Hamsternya bermain dengan mengetuk kandang hamsternya.
"Kamu punya hamster ya?" tanya Lulu dan membuat David bingung. Dari mana Lulu tahu kalau David memiliki hamster. Bahkan Angelica saja tidak tahu kalau ada hamster di kamar David. Jika tahu maka Angelica akan membuang hamster itu karena Angelica merasa geli dan menganggap kalau hamster hewan yang menakutkan.
"Ya, dari mana kamu tahu?"
"Kedengeran suaranya," ujar Lulu.
"Hanya dari suara saja kamu sudah tahu kalau itu hamster?"
"Hamsternya kehausan tuh, dia bilang dari tadi siang kehausan. Dan hamster itu minta pasangan, katanya sudah kebelet kawin, hehehe," ujar Lulu sambil menahan tawa.
"Hah?" lalu David mengecek tempat air minum hamster yang di beri nama iko memang sudah kosong. David mengisi tempat air minum milik.hamster sambil mengerutkan dahinya. David kebingungan bagaimana Lulu bisa tahu tentang hamster dan tempat minum hamsternya yang kosong.
"Kok kamu tahu tentang hamster aku?" David.semakin penasaran.
"Besok.aku ceritakan semuanya, sekarang aku sangat mengantuk," ujar Lulu.
"Hmmm, baiklah. Besok aku jemput kamu, bye," ujar David lalu memutuskan sambungan teleponnya. Dan Lulu tertidur.
***
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali David sudah berada di depan rumah Lulu. Melihat mobil David sudah terparkir di depan rumahnya dan David sudah berdiri menunggu, Lulu segera berpamitan ke Luna dan Oli. Sambil berjalan menghampiri David, Lulu berpamitan dengan semua peliharaannya.
"Bek, kamu makan yang banyak ya, jangan buang air sembarangan nanti bibi Luna marah. Angsa, angsi kamu jagain meong ya," ujar Lulu tersenyum kemudian menghampiri David.
"Kamu ngobrol sama binatang?" tanya David, namun Lulu hanya tersenyum.
"Mau kemana kita?" tanya Lulu.
"Ikut saja, jangan banyak pertanyaan!" ujar David lalu masuk ke dalam mobil di ikuti oleh Lulu.
Oli dan Luna berdiri di teras rumahnya mengawasi kedatangan David. Menatap dan menyidik David dari kejauhan.
"Siapa sih lelaki itu?" tanya Luna masih mengawasi David.
"Enggak tahu. Mungkin itu penagih hutang yang kemarin mengejar Lulu," ujar Oli.
Mendengar ucapan Oli, seketika Luna menjadi cemas, "Aduh, bagaimana ini? Kalau Lulu di apa-apain gimana?" Luna semakin cemas ketika mobil David sudah melaju.
"Udah, tenang aja. Lulu orangnya pintar, dia pasti bisa jaga diri," ucap Oli berusaha menenangkan Luna. Mereka berdua menatap dengan cemas mobil David yang kian menjauh dari pandangannya.
***
David berhenti di depan cafe yang terlihat masih tutup, dan mengajak Lulu untuk mengikutinya masuk ke dalam cafe.
Lulu merasa heran melihat David bisa leluasa masuk ke dalam cafe yang jelas masih tutup. Tapi ia tetap mengikuti langkah David dari belakang. Ketika memasuki cafe, Lulu terpukau dengan suasana cafe yang menurutnya sangat keren dan kekinian. Matanya membesar, senyumnya melebar.
"Ini keren banget," ujar Lulu mengagumi suasana cafe.
"Ini cafe milikku, kamu duduk di ruangan VIP di sana. Nanti aku menyusul," ujar David menunjuk satu ruangan di sudut cafe. Lulu berjalan menuju tempat yang maksud oleh David.
Begitu Lulu memasuki ruangan tersebut, Lulu kembali di buat kagum oleh interior ruangan VIP. Warna merah marun menghiasi dinding cafe ditambah dengan ukiran berwarna emas di sekitar dinding. Berbagai bunga menghiasi ruangan tersebut. Meja bulat di hiasi bunga mawar merah di tengah meja dan dua kursi yang saling berseberangan membuat suasana romantis sangat melekat di ruangan tersebut.
Mata Lulu tertuju kepada hidangan makanan yang tersaji di atas meja bulat.
"Itu makanan siapa ya? Aduh, perutku jadi lapar. Aku tadi belum sarapan," ujar Lulu menelan salivanya sambil menatap sandwich tuna, salad caesar dan sashimi.
"Makanan itu memang buat kamu," ujar burung love bird yang menjadi penghuni ruangan VIP.
"Oh ya?" mendengar ucapan burung itu membuat Lulu terkejut.
"Jadi kamu, wanita yang membuat David datang ke sini pagi-pagi sekali dan memasak dan membuat makanan itu," jelas burung love bird. Membuat Lulu masih tidak percaya.
"Kenapa masih berdiri, ayo duduk dan nikmati sarapannya," ujar David yang tiba-tiba datang dan segera duduk di salah satu kursi. Lulu segera duduk di kursi yang tersedia berhadapan dengan David.
"Menu makanan ini spesial buat kamu loh, Lulu," ucap burung love brid lagi.
Dengan malu-malu dan canggung, Lulu mencoba mengambil makan di atas piring. Lulu tertunduk tidak percaya diri melihat makanan yang di hidangkan.
"Lulu kamu mau makan apa?" tanya David.
Mendengar pertanyaan David kepadanya, Lulu terkejut dan asal menunjuk saja makanan yang ada di atas meja."Hah? yang itu saja," jawab Lulu menunjuk piring sashimi berisi enam slice potongan ikan salmon mentah dan wasabi di sisi piringnya.
Lalu seorang pelayan menyuguhkan makanan itu di hadapan Lulu. Mata Lulu melotot, 'Makanan apa ini?' tanya Lulu dalam hatinya.
"Silahkan di makan!" ujar David kepada Lulu.
"Oh, iya, Om," jawab Lulu. Perlahan tapi pasti Lulu mengambil garpu dan mengambil satu potongan ikan salmon dan matanya tertuju ke sisi piring, 'Itu yang hijau apa ya? Warnanya lucu , sepertinya ini sausnya,' ucap Lulu dalam hatinya. Ia menempelkan potongan ikan salmon itu ke wasabi.
Perlahan tapi pasti potongan salmon berbalut wasabi meluncur ke mulut Lulu. Ketika mengunyah makanan itu, mata Lulu melotot, rasa makanan yang belum pernah ia rasakan meledak di mulut Lulu. Jika boleh, ia ingin mengeluarkan kembali makanan yang sudah masuk ke dalam mulutnya. Namun, tentu saja itu tidak sopan, dan Lulu dengan sangat terpaksa menelan bulat-bulat potongan salmon berbalut wasabi tersebut.
Sambil menahan tangis karena rasa yang membuatnya ingin puasa selama seharian, Lulu terpaksa menghabiskan makanan yang sudah di pilihnya, 'Tobat! Ya Tuhan tobat!' ujar Lulu dalam hatinya menangis.