Dengan tatapan yang mulai kabur, otak Mia merekam bagaimana perempuan lain menautkan tangan pada lengan kekar yang selalu ingin ia dekap. Dengan kedipan lambat, gadis itu memperhatikan betapa lebar senyum yang terlukis di wajah kekasihnya.
“Kenapa Julian membiarkan Katniss begitu dekat dengannya?” pikir Mia, berusaha mencari alasan yang masuk akal.
Namun malang, benak gadis itu telah terselimuti kepedihan yang bersumber dari hati. Segala sesuatu tentang sang pria kini tampak salah di matanya.
“Teganya Julian membohongiku,” batin sang sekretaris sebelum menelan ludah yang amat pahit.
Sembari menghapus butir kekecewaan yang meluncur di pipi, gadis itu menggigit bibir. Ditemani denyut jantung yang memelintir hati, ia mengamati gerak-gerik dua orang yang sesekali tertawa kecil. Tidak ada rasa bersalah yang terlukis pada wajah ceria itu. Mata mereka bahkan tampak berbinar-binar menyimak ucapan wanita modis, yang sepertinya pemilik butik.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com