Selang keheningan sejenak, Mia menarik napas berat. Dengan bola mata tersudut ke atas menahan kesedihan, gadis itu kembali bicara. “Apakah Ayah tahu kalau anakmu itu sangat hebat?” tanya sang sekretaris lewat pita suara yang tertekan.
“Tentu saja, tahu. Sejak dulu, James-ku memang hebat,” timpal Tuan Hunt cepat.
Mendengar semangat si pria tua yang tak pernah pudar, pundak Mia terasa semakin berat. Dengan lengkung bibir getir, ia mengangguk.
“James yang sekarang adalah laki-laki yang jauh lebih hebat, Yah. Dia adalah pemimpin sebuah perusahaan yang sangat besar. Dan, meskipun posisinya begitu tinggi, dia tetap rendah hati dan penyayang. Dia juga sangat gigih dan setia,” terang Mia dengan tatapan menerawang.
“Apakah karena itu kau mencintainya?” selidik Tuan Hunt lewat suara tipis, seolah tak ingin terdengar oleh orang lain.