webnovel

Calon Imamku (Tamat)

Faezya Farzan, seorang mahasiswi jurusan PGMI, dia sering sekali bermimpi bertemu dengan seorang pria berjubah putih berparas rupawan dengan senyu manis, pria itu selalu mengatakan bahwa dia adalah calon istrinya. Faeyza jatuh cinta dengan seorang pria dama mimpi tersebut, berusaha mencari dan terus mencari hingga hatinya tak mampu terbuka untuk pria lain, tak perduli bahwa dirinya akan dianggap gila. Dia hanya ingin bertemu dengan bersama pria tersebut. "Aku hanya inginkan dirimu, calon imamku."

Firanda_Firdaus · Lịch sử
Không đủ số lượng người đọc
88 Chs

Episode 60

Episode 60

Jantung berdebar kencang hanya mendengar sebuah pertanyaan serta melihat tatapan seorang Owner, bukan karena cinta atau terpesona melainkan karena karisma serta wibawa pri tersebut.

Faeyza menoleh ke arah teman sekelasnya tersebut, dia berpikir kalau pria itu ingin berbicara dengannya karena mereka adalah teman. Ia pun menegakkan tubuhnya lalu memberikan perhatian penuh padanya.

"Yang, pasti kamu ingin berbicara dengan ku kan?" Gadis itu mengalihkan perhatiannya pada map coklat di tangan pria tersebut.

"Yang, apakah itu adalah surat lamaran kerja yang kau buatkan untuk ku?" Tanyanya dengan penuh perhatian diri.

"Bukan," jawab Yayang cepat.

Faeyza mengerutkan kening mendengar jawaban dari teman sekelasnya tersebut."Bukan? Kalau begitu itu amplop isinya apa? Bukan surat cinta untuk ku kan?"

Yayang tersentak mendengarnya, kenapa gadis itu langsung menebak ke arah sana? Mana min dirinya akan memberikan surat cinta pada istri orang.

"Faeyza, kamu ini kenapa harus menebak seperti itu? Ini adalah laporkan buku-buku yang akan diterbitkan bulan ini, CEO Hernandez memintaku menyerahkannya pada Owner ZEM. Katanya itu perintah dari Boss Besar," jelas Yayang terheran-heran.

Zein menautkan kedua alisnya, dalam hati bertanya-tanya alasan Ayahnya melakukan itu. Bukankah dirinya tidak berurusan dibidang penerbit buku? Tapi lebih baik diterima saja dulu, karena bagaimanapun juga Yayang hanya menjalankan perintah dari atasannya.

"Baik, berikan padaku."

Yayang menyerahkan amplop tersebut pada Zein, setelah itu dia langsung membalikkan tubuh lalu meninggalkan tempat tersebut.

Faeyza sangat penasaran isi map tersebut, meskipun Yayang sudah memberitahu bahwa isinya laporan buku yang akan diterbitkan bulan ini.

Ia sedikit menggeser posisi duduknya agar lebih dekat dengan sang Suami, tapi pria itu tidak melakukan apapun pada map tersebut atau hanya sekedar melihat isinya.

"Mas, kok tidak dibuka? Memang Mas tidak penasaran dengan isinya?"

Zein menoleh ke samping, dia tersenyum sendiri melihat ekspresi penasaran dari sang istri, padahal tadi sudah dikatakan kalau itu laporan buku yang akan terbit bulan ini.

"Sayang, apakah kamu serius ingin bergabung di Maula publisher?"

Faeyza mengangguk."Iya, aku bisa jadi apapun kok Mas. Aku juga bisa menulis," jawabnya.

Zein mengangkat tangan menyentuh puncak kepala sang Istri, dia tidak heran jika melihat gadis muda penuh dengan ambisi, tapi selama yang ditulis itu baik serta bermanfaat bagi pembaca serta penulis menurutnya itu sangat tidak masalah.

"Baiklah, kamu tulis saja naskah mu nanti Mas coba daftarkan ke Maula publisher. Siapa tahu saja keterima."

Ha?

Faeyza mengangkat kepalanya, ia menatap sang Suami tidak percaya. Biasanya kalau orang dalam yang memasukkan naskah itu sendiri bukankah tidak perlu harus khawatir antara lolos dan tidak, tapi dari kalimat pria tersebut sepertinya tidak seperti itu.

"Ih, Mas. Masak gitu? Kenapa tidak langsung terbit saja?"

"Jadi kamu ingin naskahmu diterbitkan sendiri? Bisa, nanti Mas akan minta editor terbaik untuk memegang naskahmu. Sudah tidak perlu khawatir, yang terpenting kamu buat naskahnya saja dulu."Zein merangkul bahu gadis itu, ternyata memiliki seorang Istri itu memang sangat menyenangkan, setidaknya ada yang bisa diajak bercanda dan bermanja.

Hotel ZTM…

Tanvir menghentikan mobilnya di depan hotel miliknya tersebut, dia sebenarnya sangat tidak ingin menemui Presiden pelaksana tersebut, apa lagi dia belum mempelajari konsep acara ini. Tapi bukankah saat mengadakan acara pameran perhiasan ini yang jadi CEO masih kakaknya, kalau begitu harusnya sang kakak yang mengurus, tapi memang pria itu tidak menyerahkan tugas tentang kelangsungan acara itu padanya.

"Tapi tetap saja, aku masih salah satu pemegang saham terbesar di ZTM setelah kak Zein tentunya. Kenapa waktu itu aku harus menjual 40% saham ku, sekarang tinggal 39 sedangkan yang lain dibagi-bagi. Berbeda kalau ZEM, semua milik kak Zein. Orang-orang disana bekerja untuknya." Tanvir bergumam tidak jelas, tak lama kemudian dia melihat Anjani keluar bersama beberapa orang dari gedung tersebut.

"Anjani sudah keluar, ini kesempatan bagus untuk ku segera membawanya menemui kak Zayn. Aku ingin lihat, apakah Faeyza tidak akan marah kalau Suaminya dekat dengan wanita lain." Syehan Tanvir Mizan membuka pintu mobil lalu keluar dari mobil kemudian berjalan menghampiri gadis itu.

"Presdir Anjani."

"CEO Tanvir, apakah ada yang bisa saya bantu?" Balas Anjani sopan. Meski begitu Tanvir tahu kalau gadis satu ini selain cerdas juga licik, hanya saja tidak berani bertindak di hadapan Zein.

"Aku tahu kalau sampai sekarang kau masih menyukai kakakku. Aku bisa membantumu mendapatkannya, bagaimana? Apa kau tertarik?" Tanya Tanvir memberikan penawaran sangat menarik.

"Benar, tapi yang aku dengan kalau Tuan Zein sudah menikah. Apakah CEO Tanvir ingin menjadikanku umpan untuk merusak rumah tangga mereka?" Balas Anjani.

"Tentu saja tidak, mereka belum menikah secara resmi. Jadi kamu pura-pura saja tidak tahu, lagi pula sebenarnya kak Zein itu sangat tidak ingin menikah. Kak Zein sangat menyukaimu, tapi Faeyza memaksanya bahkan menjebak kak Zein. Apakah kamu tidak merasa kasihan?" Tanvir sengaja mengarang cerita tidak benar hanya untuk mendorong agar Anjani bersedia menemui kakaknya lalu berlagak menjadi seorang gadis yang ingin menyelamatkan seorang pangeran.

Presdir cantik itu menatap Tanvir penuh selidik."Kenapa aku merasa kamu tidak jujur? Sudahlah, aku tidak akan bersedia menjadi alatmu. Pekerjaan ku untuk hari ini sudah selesai, kalau kamu tidak ada urusan lain, aku pergi dulu."

Anjani melangkahkan kaki melewati Tanvir, dia sama sekali tidak perduli dengan pria tampan yang terkadang sangat suka memanipulasi orang tersebut. Memang benar apa yang dikatakan orang, manusia itu tidak perlu selalu menilai buruk orang lain karena pada dasarnya mereka suka mencari jalan dosa sendiri -sendiri, contohnya saja CEO ZEM dan ZTM tersebut, meski terkenal alaihim tapi nyatanya malah ingin merusak rumah tangga orang.

Tanvir membalikkan tubuhnya menatap punggung mungil tersebut, tidak heran jika Anjani terkenal wanita cerdas, dia memang bukan orang yang mudah dibodohi.

"Anjani!"

Anjani tetap tidak peduli, dia langsung masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan tempat tersebut tidak ingin lagi memikirkan CEO tampan tersebut.

Tanvir mengepalkan tangannya kesal, dia harus mencari cara untuk merusak kepercayaan sepasang suami istri tersebut. Kalau Zein mungkin akan selalu percaya, tapi biasanya wanita itu mudah buruk sangka dan itulah yang ingin digunakan. Tapi kandidat yang tepat bahkan tidak bersedia, dia harus mencari cara lain.

"Aku harus apa sekarang, aku tidak ingin kalau Faeyza dan kak Zein itu selalu mesrah. Mereka baru menikah tapi suka seperti pacaran bertahun-tahun, Kak Zein bukan tipe orang yang mudah diprovokasi kalau begitu aku harus cari wanita untuk kak Zein. Aku yakin kalau Faeyza tahu suaminya bersama wanita lain, dia pasti akan cemburu. Hih, tapi bagaimana caranya membuat kak Zein bersama wanita lain? Dia itu sangat alaihim, mana mungkin bersedia dengan wanita yang tidak ada hubungan apapun dengannya."Pria itu bingung sendiri harus bagaimana, entah cinta atau obsesi untuk mendapatkan seorang wanita meski wanita itu telah menjadi istri orang.