webnovel

Book 1 - Chapter 10: Elf

Aku menyeret tubuh para bandit kedekat pohon, "[Hold]". Aku menggunakan kembali mantra [Hold] kepada para bandit, supaya saat mereka terbangun dari pingsan, mereka tidak dapat bergerak, karena mantra [Hold] adalah salah satu sihir cahaya yang dapat menghentikan pergerakan target yang diinginkan.

Setelah selesai dengan mereka, aku berjalan kearah tempat muatan yang dibawa kereta kuda, aku melihat ada lima belas kotak kayu, cukup besar dan mungkin aku tidak dapat mengangkatnya jika isinya berat. Karena penasaran, aku membuka satu kotak kayu dan setelah dibuka aku sangat terkejut sekaligus timbul rasa senang karena keberuntungan.

"I-Ini koin emas"

Didalamnya ada banyak koin emas yang berkilau karena sinar bulan. Koin emas didunia ini dijadikan sebagai mata uang, dan ada tiga jenis bentuk mata uang didunia ini. Yaitu koin tembaga, koin perak, dan koin emas. 

Seratus koin tembaga setara dengan satu koin perak, dan seribu koin perak setara dengan satu koin emas.

Aku membuka kotak kayu yang lainnya, dari lima belas kotak yang ada. Ada tiga kotak kayu berisi koin emas, lima kotak kayu berisi koin perak, dua kotak kayu berisi pakaian mewah dan makanan, dan terakhir tiga kotak kayu berisi buku.

"Buku? Buku apa ini?"

Aku tidak dapat melihat dengan jelas karena terlalu gelap, namun aku merasa tidak asing dengan tulisan dari sampul dibukunya.

*Klotak*

Terdengar suara dari arah kain tebal yang menutupi sesuatu, karena cukup waspada aku akan langsung mengambil semua jarahan dan menyimpannya.

"[Arasy]"

Sebuah bayangan naik ke permukaan dan menyelimuti semua barang jarahanku, barang-barang itu seperti ditelan oleh kegelapan. Namun yang aku lakukan hanyalah memindahkan barang tersebut ke Arasy.

*Klotak* *Klotak*

Suara itu terdengar lagi, sepertinya ada sesuatu yang bergerak didalamnya. Karena sudah terlalu penasaran aku kini mengeceknya, tak lupa sambil mengaktifkan [Light] sebagai sumber pencahayaan.

Sebagai antisipasi aku menyalakan lima [Fire ball] sebagai senjata tambahan. Aku kemudian menyingkirkan kain tebal yang menutupi, dan saat terbuka aku melihat ada seorang anak perempuan yang dikurung disebuah tempat kurungan monster, dia terkejut karena melihatku. Anak perempuan itu sangat cantik, dia memiliki rambut pirang dan pupil mata berwarna hijau yang terlihat menyegarkan. Namun bukan itu yang membuatku terkejut saat ini, dia mirip seperti anak manusia pada umumnya, namun jika dilihat lagi dia memiliki telinga yang runcing, dia juga mengenakan pakaian yang sepertinya khas untuk dirinya.

"Seorang elf?"

Saat aku mengatakan itu, dia melangkah mundur kebelakang. Mungkin dia berpikir aku akan melakukan sesuatu padanya karena dia elf.

"Ah, kamu tidak perlu takut, aku tidak akan berbuat jahat padamu"

Dengan tersenyum aku mencoba menghilangkan suasana tegang yang ada pada dirinya, namun dia masih terlihat tidak mempercayai kata-kataku.

"Y-Yang terpenting, aku akan membebaskan dirimu terlebih dahulu"

Aku menggabungkan kelima [Fire ball] untuk melelehkan gembok dari kurungan ini, namun bukan hanya gemboknya saja yang meleleh tapi juga pintu yang terkunci ikutan meleleh.

'Astaga sepertinya lima [Fire ball] terlalu berlebihan'

Karena kurungan sudah terbobol, aku memadamkan [Fire ball] dan hanya menyisakan [Light ball] sebagai sumber penerangan.

"Kamu tidak perlu khawatir padaku, dan sekarang kamu bisa keluar dari kurungan ini"

Dengan ragu-ragu dia keluar dari tempat ia dikurung oleh para bandit, aku sedikit mundur memberinya ruang untuk keluar.

'Dia elf pertama yang aku lihat'

Setelah keluar, dia melihatku, mungkin karena masih takut dan gugup dia bisa terlihat seperti itu. Aku membuat sebuah ruang dimensi se-ukuran tangan yang menuju Arasy dan aku mencelupkan tanganku kesana, dia terlihat kaget saat melihat tanganku setengah terpotong.

Itu wajar karena separuh tangan ku sekarang berada di Arasy, mencoba mencari sesuatu. Setelah kurasa apa yang aku cari ketemu, aku langsung mengambilnya dan menarik tanganku kembali keluar dan ruang dimensi itu kembali tertutup.

Aku mengambil sebuah roti dari hasil jarahan bandit tadi, "Mungkin saja kamu lapar, aku punya roti. Apa kamu mau?"

Aku mencoba menawarinya roti, namun dia hanya melihatnya dan menggelengkan kepalanya pelan-pelan.

*Krrryyuukk*

Tapi panggilan alam tidak bisa dibohongi, suara perut keroncongan terdengar. Wajahnya memerah dan dia terlihat menahan malu, "Pfft" aku hanya dapat menahan tawaku supaya tidak keluar.

"Makanlah, aku tau kamu lapar."

Aku memberikan roti padanya dan akhirnya dia menerimanya dan memakannya, cara makannya sangat menggemaskan. Aku seperti melihat tupai yang sedang makan.

Karena terlalu menggemaskan, aku tidak dapat menahan diriku. Aku mengelus kepalanya dengan lembut. "Pelan-pelan makannya, tidak akan ada yang mencuri makanannya darimu"

Saat aku mengelus kepalanya dia terlihat tidak masalah saat aku menyentuhnya dan dia malah tersenyum kepadaku.

*Gguuoooooo*

Namun aku masih merasakan sebuah tekanan di sini, itu berada diarah satunya lagi, ada dua benda yang tertutup kain dan aku sudah membuka salah satunya.

Aku berjalan ketempat yang satunya lagi untuk memastikan, namun aku berhenti melangkah karena ada seseorang yang menahan lenganku dari belakang.

Itu adalah gadis elf yang tadi, aku mencoba bicara selembut mungkin dan bertanya padanya "Ada apa?" tapi dia hanya menggelengkan kepalanya dan berkata.

"Jangan"

Aku mengerti apa yang dia maksud, dia tidak ingin aku pergi kesana. Dia juga terlihat gemetar ketakutan dan tidak bisa memandang ketempat tersebut.

"Tidak perlu khawatir, aku akan baik-baik saja. Kamu tunggu disini"

Aku kembali memeberanikan diri dan berjalan kesana, jujur saja aku sedikit takut. Jadi aku mengaktifkan kembali lima [Fire ball]

Dan saat aku telah berada didepan tempat tersebut yang ditutupi kain, aku langsung menyingkirkan kainnya dan disana juga ada sebuah kurungan yang diperuntukan mengurung monster. Namun didalamnya, ada seseorang.